⭐ 15

148 17 3
                                    


Genap satu bulan sudah Seokjin berada di ruang ICU, dan selama itu juga Sooya selalu memeriksa dan merawat Seokjin dengan sepenuh hati. Setiap hari Sooya selalu datang keruang ICU tidak hanya memeriksa kondisi Seokjin, terkadang ia hanya datang untuk sekedar melihat dan memastikan kalau semuanya baik-baik saja.

Seperti sore ini rutinitas Sooya sebelum dia pergi meninggalkan rumah sakit untuk pulang beristirahat, ia akan datang ke ruang ICU. Walau hanya sekedar melihat terkadang juga berinteraksi dengan Seokjin mengajaknya berbicara, meskipun tidak ada tanggapan tapi Sooya sangat senang melakukannya.

"Dokter Sooya.. maaf dok permisi ini data grafik pasien." Seorang perawat memberikan grafik milik Seokjin.

Saat membaca grafik tersebut, terpancar aura kebahagiaan dari wajah Sooya. Bagaimana tidak, semua grafik menunjukkan peningkatan yang baik pada Seokjin. Bahkan pembengkakan yang terjadi di kepala juga berangsur menghilang, semuanya juga menunjukkan hasil yang stabil tidak ada yang mengalami penurunan.

"Tolong awasi kondisinya malam ini, kalau semuanya tidak ada perubahan kita bisa memindahkannya ke ruang rawat. Laporkan setiap perkembangannya kepada saya ya." Titah Sooya kepada perawat itu.

Setelah kepergian perawat itu dari sisi Sooya, Sooya kembali mengajak bicara Seokjin. "Oppa kondisimu sudah semakin membaik, tolong di jaga jangan sampai turun kembali. Aku sudah meminta perawat untuk mengawasimu, kalau sampai aku tau adanya penurunan lagi aku tidak akan mau datang kemari lagi. Kau ingat itu oppa." Sooya mengancam Seokjin tapi juga memberikan senyuman manis kepadanya.

Setelah memastikan semuanya dalam keadaan baik, Sooya pun pergi meninggalkan ruang ICU tersebut. Sesampainya di luar ruangan ada seseorang yang memanggilnya berulang kali. "Eonni... Sooya eonni." Teriak seseorang.

Sooya yang merasa di panggil pun melihat ke arah asal suara. "Eoh.. maaf siapa ya. Sebentar saya sedikit lupa." Ucap Sooya ketika orang tersebut sudah berada di hadapannya.

"Eoh.. aku temannya Rose, apa eonni lupa denganku."

"Ah... Iya aku baru ingat kau Jenni bukan." Jenni pun mengangguk antusias ketika Sooya berhasil mengingatnya.

"Eoh.. sedang apa disini, memangnya siapa yang sakit. Apa kamu yang sedang sakit." Sambung Sooya.

Jenni pun menggelengkan kepalanya. "Tidak eonni.. aku sedang menunggu oppa ku sedang dirawat disini."

"Eoh ya.. siapa, memangnya sakit apa. Kenapa bisa berada di ICU."

"Oppa ku kecelakaan eonni, kau pasti mengenalnya karena beberapa kali aku sering melihatmu masuk kemari. Namanya Seokjin." Jelas Jenni.

"Eoh.. apa kau adik dari pasien yang bernama Seokjin." Jenni mengangguk kembali.

"Noona.."

"Ini kopimu Noona.." Sooya mengalihkan pandangannya kepada sosok laki-laki yang baru saja berlari mendekat kepada mereka.

"Eoh.. Sooya Noona, apa kabar Noona."

"Kau mengenal dokter Sooya, Jungkook." Tanya Jenni.

"Tentu dia adalah kakak dari temanku Lisa." Jungkook salah tingkah bingung harus menjawab apa. Sedangkan Sooya masih diam mematung melihat dua orang yang ada di hadapannya.

"Ah.. eonni kenalkan ini adikku Jungkook, kami berdua adalah adik dari kak Seokjin." Ucap Jenni. Sooya masih diam di tempatnya seolah bingung harus menanggapi apa.

"Jadi mereka adik Seokjin oppa yang selalu diceritakan dulu." Batin Sooya.

"Eonni.. kau kenapa." Jenni melambaikan tangannya di hadapan Sooya yang sedang melamun. Sooya pun tersadar dari lamunannya.

HURT || JINSOO [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang