BAB 05

14.5K 799 5
                                    

"Turun, Uncle. Turun."

"Turun, turun, turun."

Kenneth Smith gemas mendengar celotehan lucu Assena Kespati yang dialunkan balita itu bagaikan sebuah nyanyian bernada.

Permintaan dari sang bocah tentu tidak bisa dikabulkan begitu saja. Sebab, mereka akan segera sampai di lift yang tengah dituju.

Justru semakin digendong erat Assena.

"Serammm!"

Kenneth tertawa selepas kedua telinganya menangkap seruan histeris Assena yang terluncur memang lumayan kencang.

Balita laki-laki itu bahkan menenggelamkan kepala di bahunya, saat mereka berdua sudah masuk ke dalam lift.

Assena memiliki semacam rasa gentar setiap kali harus menggunakan lift. Walau begitu, tak akan sampai merengek atau menangis.

Guna menenangkan si bocah, Kenneth pun mengusap-usap lembut punggung Assena.

Hingga akhirnya mereka tiba di lantai tujuan dan keluar dari lift, masih tetap balita itu membenamkan kepala di pundaknya.

Kenneth membiarkan saja. Ia fokus berjalan menyusuri lorong, menuju ruang kerja dari sang presdir utama perusahaan, yang merupakan kawan baiknya sendiri.

"Selamat siang, Pak Ken."

Sekretaris Atmaja Wedasana menyambutnya.

"Siang." Kenneth menjawab santai.

Bersamaan dengan ucapannya terluncur, si bocah tengah digendongnya memusatkan juga atensi ke pria paruh baya yang berada di depannya, sepasang mata polos ditunjukkan.

"Pak Atmaja sudah menunggu Anda."

"Baik, saya akan ke dalam." Kenneth kembali melanjutkan langkah ke ruang sahabatnya.

Kepala lantas ditolehkan pada sosok kecil Assena yang tetap anteng, tak bertanya apa pun. Padahal, tempat ini baru pertama kali didatangi oleh balita laki-laki itu.

Justru ketegangan menyerang dirinya.

Assena adalah anak Atmaja yang dikira telah meninggal sejak dalam kandungan Sayana.

Setelah hampir lima tahun berlalu, akhirnya akan dipertemukan hari ini perdana. Walau tak akan mengungkap identitas Assena.

Dirinya tidak berhak melakukan. Tentu harus Sayana memberi tahu kebenaran secara langsung pada Atmaja, entah kapan itu.

Kedatangannya ke kantor sang sahabat juga untuk menggali informasi tentang keberadaan Sayana yang sudah tak pulang dari dua hari lalu. Ia dan Regina kebingungan mencari.

Adik perempuannya memiliki intuisi lumayan tajam, begitu yakin kepergian Sayana ada kaitan dengan Atmaja. Dirinya pun diminta mencari tahu ke kawan baiknya.

Kenneth tak memungkiri jika merasa cemas juga akan hilangnya Sayana. Ia memutuskan bersedia untuk membantu.

"Ken?"

"Ganggu?" Kenneth membalas cepat untuk pengentaraan baru saja ditunjukkan Atmaja.

Kawannya duduk di belakang meja kebesaran dengan tampang sedang tidak segar seperti biasa. Kenneth mendadak kian curiga.

"Bawa siapa lo?"

Atmaja ternyata begitu cepat sadar dengan kehadiran sosok Assena yang digendongnya.

Kenneth tambah tegang. Harus lekas diputar otak guna melontarkan jawaban amat tepat sehingga tak menimbulkan keraguan.

"Namanya Assena Kesnapati. Bocil umurnya empat tahun. Anak dari sahabat Regina."

Kenneth jelas tak akan menyebutkan nama Sayana. Mencari aman. Tugasnya saja belum terlaksana sama sekali mencari informasi.

Mantan Suami AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang