Atmaja menyadari betul gerakan-gerakan halus dari jemari-jemari kecil Assena pada wajahnya. Dan ia harusnya membuka mata, namun masih ada dorongan untuk merasakan aksi menggemaskan buah hatinya.Atmaja pun sudah bangun sebelum Assena terjaga. Namun ia pura-pura tidur guna melihat akan bagaimana reaksi balita itu.
Atmaja pikir sang putra akan menangis atau merengek karena berada di tempat asing, apalagi semalam dibawa ke apartemennya dalam keadaan sudah terlelap pulas.
Namun saat tadi bangun, Assena malahan tertawa kecil sembari menyentuh wajahnya dengan jari-jari tangan yang mungil.
"Papa ...,"
Atmaja spontan membuka netranya sebab merasa terkejut akan panggilan yang baru diluncurkan Assena dengan nada polos.
Dikira sang anak belum mengetahui fakta jika ia adalah ayah kandung dari buah hatinya itu namun Assena ternyata memanggil dalam sebutan yang sejak kemarin ingin didengar.
"Hallo, Bapak!"
Assena menyunggingkan senyum ceria lebar sesuai dengan suasana hati balita laki-laki itu yang sedang bagus karena tidurnya lelap.
Kemudian, Assena tahu jika salah menyebut, sang bocah pun spontan menggelengkan kepala beberapa kali seraya tetap fokus memandang sosok ayahnya.
"Iyah, salah, salah." Assena langsung teringat akan pesan sang mama dalam memanggil ayahnya. Namun tadi tak benar diucapkan.
"Hallo, Papaaa!" Assena menyapa lagi lewat salam ulang dengan lebih semangat. Tentu senyuman semakin mengembang.
Dan panggilan yang disebutkan untuk sang ayah, sudah tidak salah kali ini.
"Selamat pagi juga, Assena."
Full part ini bisa dibaca di karyakarsa, link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Suami Antagonis
General Fiction[Follow akun ini dulu untuk bisa baca part dewasa diprivat bagi follower] Bisnis bangkrut. Diceraikan sang istri. Lalu, harus kehilangan calon bayinya yang akan dijadikan pewaris. Tiga kepahitan hidup tidak akan bisa dilupakan oleh Atmaja Wedasana (...