Yok bisa 100 votes untuk next part.Yok komen juga yok.
................
"Saya sudah resepkan obat nyeri juga."
"Sampai jahitannya mengering, Bapak tidak bisa melakukan aktivitas yang berat dulu."
"Kontrol dilakukan dua hari lagi."
"Saya sudah boleh pulang sekarang?" cegat Atmaja, saat dokter bedah akan bicara lagi.
Enggan mendengarkan saran apa pun yang hendak diberikan sebagai formalitas belaka. Ia tak suka membuang-buang waktunya.
"Iya, Pak. Anda boleh pulang. Pemeriksaan sudah selesai semua."
"Terima kasih." Atmaja berujar singkat saja. Tetap berusaha menunjukkan kesopanan.
Lalu, dibangunkan diri dari kursi. Urusan lainnya akan diurus oleh sang sekretari, termasuk membayar biaya rumah sakit.
Atmaja melangkahkan kaki perlahan keluar dari salah satu bilik UGD. Pandangan juga mengedar untuk melihat ke sekeliling. Ia terbiasa mengamati lingkungan sekitar.
Semacam observasi kecil, andaikan secara tak sengaja terjadi hal-hal tidak diinginkan.
Namun kemudian, matanya menangkap jelas sosok seorang bocah laki-laki yang terlihat tak asing sama sekali. Seperti pernah bertemu sebelumnya. Atmaja sangat meyakini.
Seraya mengingat-ngingat nama sang bocah, Atmaja semakin cepat melangkah agar bisa menyusul sosok balita laki-laki itu yang telah keluar dari USG dengan seorang wanita.
Atmaja terus meningkatkan gerakan kedua kakinya, hingga dapat mendahuluinya sang bocah. Lalu memilih berhenti tepat di depan balita itu dengan posisi berjongkok.
Assena Kesnapati.
Atmaja akhirnya mengingat nama dari bocah laki-laki manis yang tempo hari datang ke kantornya bersama sang sahabat.
"Bapak!"
Full part ini bisa dibaca di karyakarsa, link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Suami Antagonis
Fiction générale[Follow akun ini dulu untuk bisa baca part dewasa diprivat bagi follower] Bisnis bangkrut. Diceraikan sang istri. Lalu, harus kehilangan calon bayinya yang akan dijadikan pewaris. Tiga kepahitan hidup tidak akan bisa dilupakan oleh Atmaja Wedasana (...