Esok paginya, kegiatan dimulai dengan acara senam pagi bersama, lalu setelah itu sarapan seperti biasa, setelah semua siswa membersihkan diri mereka, lalu mulai berkegiatan sebagaimana mestinya, semua kelompok mulai berkegiatan dengan satu orang pengawas dari pihak guru, tentu saja tiap-tiap wali kelas tidak mengawasi kelas mereka masing-masing.
Lima belas kelompok itu dikirim secara terpisah, itu dilakukan agar tidak ada kerjasama antar kelompok, jadi setiap kelompok hanya bisa mengandalkan rekan satu kelompoknya yang lain, walau terpisah tapi jarak dari satu kelompok kekelompok lain tidaklah terlalu jauh.
Kelompok satu yang di pimpin oleh Andra berjalan ke arah selatan, dengan pengawas kelompok bernama pak Umar, beliau merupakan wali keas dari mipa tiga, tentu saja pak Umar menjelaskan prihal tugas yang akan mereka kerjakan.
Bukan cuma mereka saja yang berjalan ke arah selatan, ada tiga kelompok juga yang berjalan ke arah yang sama dengan mereka, hanya saja tempatnya cukup berbeda-beda pula, mereka mengamati semua yang ada di alam bebas, tidak terkecuali satu pun.
Kali ini kelompok Andra berada tepat didepan sebuah pohon besar yang sudah berusia lebih dari seratus tahun, banyak tumbuhan dan hewan yang bergantung pada pohon tersebut, tentu saja pak Umar juga menjelaskan asal-usul pohon tersebut dan lain sebagainya.
Andra yang anggota kelompok lain mencatat hal-hal penting dari perkataan pak Umar, semuanya mencatat hal-hal berbeda sesuai dengan apa yang mereka tangkap masing-masing, lalu nanti mereka akan satukan dan rangkum semuanya, mereka akan menulis hal-hal penting untuk tugas sekolah mereka.
Andra tentu saja sudah belajar untuk kegiatan ini, selama beberapa hari ini Andra hampir membaca semua buku yang berkaitan dengan alam liar, dirinya juga membaca buku pelajaran adiknya untuk menambah pengetahuan, walau otaknya di buat pusing tapi hasil dari semua itu tidak mengecewakan, Andra berhasil manghafal sebanyak mungkin tentang pengetahuan alam.
"Anak-anak! Apa semuanya sudah jelas?" tanya pak Umar kepada semua.
"Sudah pak," balas mereka.
"Kalau begitu mati kita la---Alexa! Apa kamu sudah mencatat semua?" Perkataan pak Umar teralih kala melihat Alexa.
Semua ikut menoleh, melihat ke arah Alexa yang tengah sibuk sendiri dengan tangannya, mengibas-ngibaskan ke udara dan sesekali menepuk nyamuk yang hinggap di tangannya, Alexa ribet sendiri, apa lagi gadis itu memakai pakaian yang cukup merepotkan, jaket berlengan panjang dan memakai kupluk dikepala.
"Belum pak. Banyak nyamuk, saya gak bisa nulis sedikitpun ini," balas Alexa sambil mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir nyamuk yang mendekat.
"Astaga, anak ini." Pak Umara geleng-geleng kepala. "Sudah jangan hiraukan nyamuk-nyamuk itu, lebih baik kamu fokus sama penjelasan dari saya."
"Gak bisa pak. Nanti tangan saya di gigitin nyamuk lagi."
"Berkorban sedikit apa susahnya Alexa?! Lihat teman-teman kamu yang lain, dari tadi mereka sibuk mencatat penjelasan dari saya tanpa menghiraukan nyamuk sama sekali."
"Kalau tangan saya di gigit nyamuk yang ada tangan saya bentolan lagi, sangat sulit pak buat balikin tangan saya supaya mulus lagi nanti, perawatan mahal pak."
"Ck. Katanya orang kaya, perawatan gitu aja di permasalahin," sindir Andra, jengah dengan sikap Alexa.
Alexa mendelik ke arah Andra. "Apa lo? Ikut campur aja urusan orang."
"Kamu nyusahin kamk semua Alexa, kalau kamu begitu terus yang ada nanti kamu kami tinggalin sendiri di hutan," kata Andra.
"Dih. Bodo amat. Gue bisa pulang sendiri juga," balasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY 'STRONGEST' CUPU ✅ [SELESAI]
Teen Fiction(END) SQUEL 'BRONDONG HUSBAND' . Saat adiknya tertimpa kecelakaan 'yang disengaja', Andra memutuskan untuk rehat dari panggung oktagon, mencari cara untuk menemukan siapa pelaku yang mencelakai adiknya, akhirnya Andra terpikirkan satu cara saja, yai...