Akhirnya, setelah sekian lama melakukan operasi Caesar terhadap Kanara, dimana operasi tersebut harus melalui berbagai hambatan, dari kekurangan infus darah sampai Kanara yang berteriak ketakutan lalu memberotak.
Kanara belum juga tersadar dari obat biusnya, wanita itu terlihat sangat lemah dan pucat dengan beberapa jarum infus yang melekat di tangannya, bahkan selang oksigen pun masih menempel di hidungnya.
Kanara hampir saja kehabisan banyak darah jika tidak ada darah yang cocok dari ruang donor darah, karena Moritz sendiri tidak bisa mendonorkan darahnya kepada sang istri. Itu di karenakan, Kanara bergolongan darah B sedangkan Moritz bergolongan darah O+, sementara Cendana pun bergolongan darah A.
Namun, kerja keras yang telah mereka lakukan dengan susah payah itu tidak membuahkan hasil yang baik. Dimana Kanara yang melahirkan secara prematur, ditambah lagi pendarahan yang di alami oleh Kanara cukup parah.
Alhasil, mengakibatkan bayi yang masih berusia delapan bulan itu harus kehilangan nyawanya pada saat proses persalinan tengah berlangsung. Bayi kecil yang tak berdosa itu meninggal sewaktu masih di dalam kandungan Kanara.
"kasihan sekali wanita ini, belum sempat melihat wajah anaknya, tetapi Tuhan malah mengambilnya lebih dulu." Dokter yang bernama lengkap Diana Cassanova itu menatap miris kearah Kanara yang masih tak sadarkan diri.
Dokter Diana lantas menggendong jenazah bayi tersebut, seraya memeriksa kembali denyut nadi di leher bayi kecil nan tampan yang masih dilumuri oleh darah, berharap jikalau sebuah keajaiban akan datang menghampiri bayi kecil yang tak berdosa itu.
Bayi itu kecil sekali, kulitnya sangat pucat dan mengelupas. Beratnya juga sekitar 1,9 kg dan panjang dari kepala hingga tumitnya 43,7 cm. Jika dari hasil USG, bayi kira-kira sudah tumbuh seukuran buah nanas. Pada usia kandungan ini, otak bayi juga sedang berkembang pesat. Namun apalah daya, Tuhan malah berkehendak lain.
Dokter Diana pun akhirnya memberi perintah kepada para perawat untuk segera memindahkan Kanara ke ruangan yang lebih intensif, dan sebagian lagi untuk memandikan jenazah bayi tersebut.
***
Ceklekk...
Setelah sekian lama Moritz dan Cendana menunggu di luar ruang operasi, akhirnya pintu ruangan pun terbuka dengan lebar bersamaan juga dengan Kanara yang belum tersadar dari obat biusnya. Kanara akan segera di pindahkan ke ruang rawat intensif, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Moritz dan Cendana pun bangkit dari duduknya dan segera menghampiri dokter Diana yang baru saja keluar dari dalam ruang operasi.
Moritz melihat kearah Kanara yang terbaring lemah di atas Hospital Bed, dengan beberapa bantuan alat medis yang melekat di tubuhnya, namun Moritz tidak mendapati keberadaan bayi kecil mereka di sana.
"Dokter, bagaimana keadaan istri dan anak saya dok?!" Tanya Moritz tak sabaran, bahkan pria itu sampai mengguncang kuat bahu dokter Diana.
Dokter Diana menghelas nafas berat. Sangat sulit baginya untuk mengatakan bahwa bayi mereka tidak bisa di selamatkan, dan kondisi sang ibunya pun masih sangat lemah dan belum stabil.
"Dokter, anak saya dimana? Anak saya sudah lahir kan? Anak saya lahir dalam keadaan yang sehat kan? Jawab pertanyaan dari saya dok!" Moritz menuntut jawaban dari sang dokter.
Sementara itu, Dokter Diana pun perlahan mengambil nafasnya dalam-dalam, lalu kemudian menghembuskannya dengan pelan.
"Maaf pak, kami tidak bisa menyelamatkan anak bapak. Pendarahan yang di alami oleh nyonya Kanara ternyata sangat berdampak buruk untuk bayi anda yang masih berusia 32 minggu itu." Jawab dokter Diana akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mallicious {SEGERA TERBIT!!!}
Horror*REVISI SETELAH TAMAT* 🔞🔞🔞🔞 Kanara tidak pernah menyangka jika kepindahan mereka kerumah barunya tersebut justru membuat kehidupannya berubah 180° menjadi lebih suram dan penuh teka-teki. Bahkan, Kanara juga harus mengalami hal-hal mengerikan ya...