"AAAA... TOLONGGG!!!"
"Mereka tidak nyata Kanara! Buka kedua kelopak matamu, semua ini hanya ilusi semata. Semua ini hanya tipu daya iblis untuk mengacaukan pikiranmu!
Suara itu lagi, Kanara kembali mendengarnya. Namun, suara itu dengan cepat berganti dengan sebuah suara yang ramai dan terdengar ribut.
"Pegangi kaki dan kedua tangannya! Cepat ambil Restrain, dan suntikan obat penenang dengan dosis yang tinggi!!
Kanara mendengar kembali bising-bising suara dan juga merasakan tubuhnya kini mulai terikat, sehingga membuat pergerakannya pun hanya terbatas.
Kanara dengan cepat membuka kedua kelopak matanya, hal pertama kali yang ia lihat adalah sebuah ruangan bernuansa serba putih. Bahkan terdapat beberapa orang berpakaian warna putih di ruangan tersebut.
Bau obat-obatan pun mulai menyeruak memeasuki rongga hidungnya. Kanara pikir, mungkin saja dirinya sedang berada di rumah sakit sekarang. Kanara pun mulai menggerakkan badannya, namun sangat di sayangkan, tubuhnya justru terikat dengan menggunakan Restrain.
"Dok, pasien sudah sadar!"
Salah satu perawat perempuan yang ada disana pun, segera memanggil dokter pria yang pada saat itu tengah sibuk dengan jarum suntiknya tersebut. Sepertinya, cairan yang ada di dalam suntikan tersebut adalah sebuah obat penenang, dan Kanara sangat yakin sekali akan hal itu.
"Lepasin saya! Saya mau pulang dok, saya enggak mau berada di sini." Ucap Kanara dengan memelas, seraya memberontak di tempatnya.
Mereka para tim medis hanya diam sembari menatap datar ke arah Kanara. Kanara yang di tatap seperti itupun, lantas di buat ketakutan dan berusaha memberontak supaya ikatan dari Restrain yang mengikat tubuhnya itu segera terlepas.
"MAS MORITZ!!! TOLONG AKU MAS! AKU TAKUT, AKU MAU PULANG!!"
Kanara semakin berteriak ketakutan, dan semakin memberontak ketika melihat para tim medis itu mulai mendekat dan akan segera mencekiknya.
"AAAAA..!!! SIAPAPUN TOLONG! JANGAN GANGGU AKU, AKU MOHON!! HIKSS.... PERGI KALIAN SEMUA!!"
"MAS MORITZ!! TOLONG AKU MAS!!!"
"AAAA!!! HIKSSS... HIKSS..."
Kanara semakin histeris, dengan ekspresi wajahnya yang tengah menangis ketakutan. Bahkan, suara teriakan yang Kanara ciptakan pun sampai terdengar hingga ke luar ruangan.
Moritz yang pada saat itu tengah berada di luar ruangan bersama dua orang asing pun, langsung saja menerobos masuk kedalam ruangan tempat Kanara di tangani. Walaupun sudah di berikan peringatan berkali-kali, supaya tidak mengganggu dokter yang sedang menangani Kanara, pria itu tetap memaksa untuk masuk dan memastikan keadaan sang istri baik-baik saja.
"KANARA!!"
Moritz berteriak ketika melihat kondisi Kanara, dimana wanita itu masih mencoba untuk memberontak dan ingin segera pergi dari sana.
Melihat Kanara yang semakin memberontak; serta para tim medis yang sudah mulai kewalahan karena tenaga yang di keluarkan Kanara justru lebih kuat dari pada mereka bertiga. Moritz dan orang asing yang ternyata adalah kedua teman Kanara pun, turut membantu guna menenangkan Kanara yang mengamuk.
"Kanara, sadar sayang! Hey, tenang, ada aku di sini!" Moritz berbisik lirih tepat di daun telinga Kanara.
"Sayang, wake up! Please! Aku gak dateng sendirian, ada Arga dan Sarah yang sedari kemarin-kemarin sudah nungguin kamu untuk segera sadar!"
Berhasil, pergarakan Kanara pun mulai berhenti bersamaan juga dengan kedua kelopak matanya yang kini mulai terbuka kembali.
Kanara menatap ke arah Moritz yang terlihat sangat kacau jika di bandingkan dengan hari-hari biasanya. Rambutnya yang biasa tertatan dengan rapih kini terlihat acak-acakan, wajah tampannya terlihat pucat dan sangat kacau, bahkan terdapat lingkaran hitam di bawah kantung matanya; nampak terlihat seperti seseorang yang kekurangan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mallicious {SEGERA TERBIT!!!}
Horror*REVISI SETELAH TAMAT* 🔞🔞🔞🔞 Kanara tidak pernah menyangka jika kepindahan mereka kerumah barunya tersebut justru membuat kehidupannya berubah 180° menjadi lebih suram dan penuh teka-teki. Bahkan, Kanara juga harus mengalami hal-hal mengerikan ya...