"Seorang ahli psikolog dapat bekerja sama dengan psikiater ataupun kepada seorang dokter untuk menangani sebuah masalah kesehatan mental,"
"Namun, seorang psikolog memiliki peran yang cukup mendalam untuk melakukan pencegahan, mendiagnosis, dan mengetahui penyebab seseorang mengalami gangguan pada kesehatan mental."
"Kenapa sesorang harus ke psikolog? Sudah pasti jawabannya, karena seseorang membutuhkan konsultasi psikologi jika mengalami masalah yang cukup berat bagi dirinya, apalagi sampai tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga membutuhkan seorang psikolog yang ahli dalam masalah kejiwaan. Jika kondisi ini terus dibiarkan akan memicu kondisi depresif yang semakin berat!"
"Jika seseorang itu mengalami depresi berat, maka memang di haruskan untuk pergi ke psikiater,"
"Psikiater sendiri adalah seorang dokter spesialis khusus dalam diagnosis dan pengobatan penyakit mental. Seorang psikiater bisa memberikan psikoterapi dan obat-obatan untuk mengobati kecemasan atau stress yang sedang dialami."
"Namun, Kanara tidak membutuh kedua opsi tersebut! Karena Kanara tidak mengalami gangguan mental yang menyebabkan dirinya menjadi depresi!"
"Yang istrimu butuhkan hanyalah kepercayaan dan juga perlindungan!"
"Jangan hanya menganggap bahwa ucapan yang Kanara jelaskan tentang kondisinya, hanya imajinasinya semata! Mungkin kamu mengira jika Kanara hanya berhalusinasi karena kebanyakan stress, dan mengalami depresi berat karena baru saja kehilangan bayi kalian!"
"Bisa jadi, kamu yang tidak sadar dengan keadaan yang selalu membuat Kanara ketakutan, sehingga membuat dirinya menjadi seperti orang stress dan juga depresi!"
"Kanara dalam bahaya, Moritz!
"Sadarlah Moritz! Cobalah untuk bisa percaya kepada istrimu sendiri! Jangan sampai semuanya telah terjadi, dan kamu pun baru menyesalinya!"
"Jika perlu bantuan, datang kepada saya! Saya akan selalu siap untuk membantu kalian, dimanapun dan kapanpun itu!"
Moritz duduk termenung sendirian di dalam ruang kerjanya, mencoba untuk mencerna baik-baik ucapan yang di lontarkan oleh Bara kepadanya sejak beberapa jam yang lalu.
Dirinya bahkan sudah hampir menghabiskan lima gelas Wine yang sengaja ia sisahkan didalam lemari pendinginnya. Sepertinya, pria itu sedang berusaha keras untuk mencerna setiap ucapan yang keluar dari bibir Bara.
Ceklekk...
Pintu ruangan tempat ia bekerja tiba-tiba ada yang membukanya, lantas dengan cepat pria itu memutar kursi kebesarannya dan mendapati kehadiran Kanara yang berdiri tepat di ambang pintu.
"Kamu belum tidur?" Tanya Moritz dengan lembut. Sementara Kanara, wanita itu hanya menggelengkan kepalanya dengan samar.
"Duduk sini!" Moritz merentangkan kedua tangannya setinggi dada, sembari menepuk-nepuk pelan pahanya, memberikan sebuah kode agar sang istri duduk di atas pangkuanya.
Tanpa memberikan penolakan, dengan langkahnya yang tertatih-tatih Kanara pun segera bergegas menghampiri Moritz yang saat itu tengah duduk di atas kursi kerjanya.
"Kenapa belum tidur, hmm?" Tanya Moritz dengan lembut, seraya merapihkan helaian anak rambut Kanara yang sedikit berantakan, dan menyelipakan beberapa diantaranya ke belakang telinga.
"Aku enggak bisa tidur, mas." Balas Kanara dengan pelan.
"Kenapa?" Tanya Moritz lagi.
"Aku takut sendirian di kamar kita, mas." Ungkap Kanara, sembari menatap dalam kedua manik tajam milik sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mallicious {SEGERA TERBIT!!!}
Horror*REVISI SETELAH TAMAT* 🔞🔞🔞🔞 Kanara tidak pernah menyangka jika kepindahan mereka kerumah barunya tersebut justru membuat kehidupannya berubah 180° menjadi lebih suram dan penuh teka-teki. Bahkan, Kanara juga harus mengalami hal-hal mengerikan ya...