The Mallicious 11 🔞 : Moritz's Advice. {REVISI}

83 14 1
                                    

Warning 18++

⛔🔞

Netra Hazel itu terbuka dengan begitu sempurna, dengan diiringi deru nafas tak seimbang dari Kanara. Lagi dan lagi, Kanara terbangun dari mimpi buruknya. Menghela nafas gusar, Kanara pun menolehkan wajahnya ke arah tempat tidur yang biasanya Moritz tempati.

Namun, Kanara sama sekali tidak mendapati keberadaan sang suami disana. Munginkah Moritz sudah berangkat bekerja? Pikir Kanara. Tak ingin ambil pusing, Kanara bangkit dari posisinya yang berbaring, lalu kemudian mengambil posisi duduk di pinggir kasur.

Akan tetapi, anggapan Kanara tentang Moritz yang sudah berangkat ke kantor ternyata salah besar. Moritz suaminya masih berada di rumah, dan sekarang tengah membersihkan badan di dalam kamar mandi. Ya, Kanara dapat mendengar dengan jelas suara gemericik air dari dalam sana.

Kanara kemudian menundukkan wajahnya, dan menatap ke arah perutnya yang rata. Wanita itu lantas mengelus pelan perut ratanya dengan begitu hati-hati. Tanpa sadar, Kanara pun kembali meneteskan air matanya.

"Maafin mama ya nak? Karena enggak bisa jagain kamu." Lirih Kanara, dengan suaranya yang bergetar pelan.

Andai saja bayi mereka masih hidup dan tidak meninggal dunia, mungkin saja kehidupannya bersama Moritz akan sangat bahagia dengan kehadiran malaikat kecil di tengah-tengah keluarga mereka yang harmonis.

Membayangkan bagaimana jika dirinya dan Moritz di panggil dengan sebutan ayah dan ibu oleh buah hati mereka, dan hidup bahagia tanpa adanya gangguan dari iblis jahat sekaligus menyeramkan yang selalu menerornya selama ini.

Tanpa Kanara sadari, ternyata Moritz telah keluar dari dalam kamar mandi sejak beberapa menit yang lalu. Moritz menatap iba ke arah sang istri, pria itu masih sangat menyesali keteledorannya dalam menjaga Kanara dan juga calon bayi mereka, yang pada saat itu masih di kandung oleh Kanara.

"A-awsshh..."

Kanara meringis pelan seraya memegangi perut bagian bawahnya yang terasa begitu nyeri dan sakit. Ternyata bekas jahitan pada saat operasi Caesar yang ia jalani sejak beberapa hari yang lalu, belum sepenuhnya kering dan sembuh.

Alhasil, Kanara pun harus menahan rasa sakit yang bertubi-tubi pada fisiknya, setelah hati dan pikirannya yang begitu hancur setelah kematian sang anak.

Moritz yang melihat hal tersebut, lantas segera menghampiri sang istri dengan cemas, pria itu dengan cepat kembali membaringkan tubuh Kanara di atas tempat tidur.

"Masih sakit, hmm?" Tanya Moritz dengan lembut, sembari mengelus pelan perut Kanara yang masih terdapat beberapa bekas jahitan di sana.

"Cuma sedikit mas," Jawab Kanara seadanya.

"Andai bayi kita enggak meninggal, mas. Pasti kehidupan kita sekarang udah sempurna banget." Ucap Kanara, seraya tertawa hambar.

"Maaf, mas. Karena belum bisa menjadi istri yang baik buat kamu. Maaf juga, karena aku belum bisa menjadi pendamping yang sempurna untuk kamu." Imbuhnya lagi, seraya memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

Sementara Moritz, pria itu justru tersenyum menenangkan, tanpa menghentikan aktivitasnya yang sedang mengelus pelan perut sang istri.

"Kamu gak pernah salah. Dalam hal ini, justru aku yang salah. Seharusnya aku yang minta maaf, semua ini terjadi karena kelalaian aku yang gak becus jagain kamu dan calon anak kita." Ucap Moritz penuh penyesalan. Sedangkan Kanara, hanya bisa terdiam dengan pandangan matanya yang kosong.

Moritz lantas menundukkan kepalanya, seraya berpikir keras bagaimana caranya menghibur Kanara supaya tidak terlalu jatuh pada kesedihan yang mendalam. Moritz tak ingin melihat Kanara terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri, hal tersebut sungguh menyiksa batinnya.

The Mallicious {SEGERA TERBIT!!!}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang