The Mallicious 00 : New House. {REVISI}

223 27 17
                                    

Kringgg....

Suara jam weker digital berbunyi dengan nyaring dari atas nakas samping tempat tidur sepasang suami istri. Dengan gerakan yang cepat, perempuan cantik itu mulai membuka kelopak matanya dengan begitu terkejut. Namun tak berselang lama, perempuan itu lantas menghela nafas legah ketika mimpi buruk yang baru saja ia alami kini telah berakhir.

Kepalanya berdenyut nyeri akibat tidak menyesuaikan intensitas cahaya matahari yang menelusup masuk melalui celah-celah dinding yang ada di dalam kamarnya, cahaya silau kini memancar langsung Netra Hazel tersebut.

Pagi hari yang cerah, dimana pagi hari ini adalah awal dari pembukaan kehidupan yang baru bersama sang suami. Kanara, nama perempuan cantik itu. Kanara segera meraih jam weker yang berada tepat di sebelahnya itu, lalu kemudian mematikannya.

Kanara pun menolehkan wajahnya ke samping, menatap sebentar ke arah sang suami yang terlihat masih tertidur dengan begitu pulas.

Kanara lantas menyibak selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, dan segera bangkit dari atas tempat tidur. Wanita itu kemudian membuka lebar-lebar tirai kamarnya yang menghalangi matahari pagi untuk menembus masuk kedalamnya secara utuh.

Setelahnya, wanita yang saat ini tengah mengandung delapan bulan itu pun mulai berjalan ke arah pintu kamarnya, dan akan segera membuka satu persatu jendela yang ada di dalam rumah barunya tersebut.

Kanara berjalan dengan pelan dengan kedua tangannya yang ia letakkan di atas perut buncitnya, kemudian mengelusnya dengan penuh kasih sayang.

Seraya memandangi setiap sudut yang ada di rumah barunya itu, Kanara berdecak kagum, lantaran rumah baru yang Moritz berikan untuknya sangat lah sesuai dengan apa yang ia impikan selama ini.

Jika ibunya masih hidup, mungkin Kanara akan sangat senang mengajak sang ibu untuk terus datang setiap hari kerumah barunya itu.

Namun sangat di sayangkan, Kanara dan adiknya harus kehilangan sesosok malaikat tanpa sayap mereka sejak tiga tahun yang lalu.

Kembali ke pembahasan awal, Kanara benar-benar berdecak kagum dengan rumah besar bernuansa Eropa klasik tersebut, dan dengan bangunan kayu yang kokoh serta cat yang di dominasi berwarna putih vintage di bangunan rumah tersebut.

Namun, aura yang di munculkan oleh rumah barunya itu cukup membuat bulu kuduknya meremang ketika sedang sendirian, apalagi pada saat malam hari. Dimana lampu-lampu yang ada di setiap ruangan sudut rumahnya itu, hanya bercahaya minim dan tamaram.

Kembali mengingat jika baru kemarin mereka pindah ke rumah barunya ini. Dan Moritz pun belum sempat untuk mengganti semua lampu-lampu yang ada.

Di setiap dinding-dinding ruangan dari rumah tersebut, terdapat banyak sekali hiasan-hiasan dinding yang memang sudah bawaan lama dari rumah tersebut.

Seperti figura-figura kuno dengan foto-foto lama yang sudah usang, ada pula hiasan dinding berupa rumah yang serupa dengan rumah yang mereka tempati. Bahkan ada pula hiasan 3D sebuah patung tangan yang terlihat seperti nyata.

Turun ke lantai dua, Kanara pun di sajikan pemandangan yang indah dari lantai kedua yang ada di rumah barunya itu. Di antara anak tangga penghubung antar lantai dua dan tiga, terdapat beberapa hiasan berupa pot bunga besar dan juga beberapa Figura foto dengan lampu dinding yang ikut serta melekat disana.

Disana juga ada meja nakas beserta lampunya, serta beberapa pintu ruang kamar dan ruangan yang lainnya, temasuk kamar calon bayi mereka juga terletak di lantai dua itu.

Kanara berfikir sejenak, mungkin saja pemilik rumah ini sebelumnya sangat menyukai yang namanya memajang lukisan dan figura foto? Karena di setiap sudut ruangan ini tidak satupun yang tertinggal dengan figura foto.

The Mallicious {SEGERA TERBIT!!!}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang