Takk...
Takk...
Takk...
Saat ini Kanara tengah memotong beberapa timun segar untuk di masak mejadi acar. Namun, Kanara harus di kagetkan oleh kedatangan seekor kucing hitam yang melompat masuk melalui jendela dapurnya yang terbuka lebar.
MEEEOWWW....
PRANGG....
"A-awsshh..."
Kanara meringis perih ketika kakinya tidak sengaja terkena serpihan beling, bahkan benda-benda yang ada di atas Kitchen Counter yang ada di sana pun ikut berjatuhan akibat kucing hitam yang datang secara tiba-tiba itu.
"A-awshh... Owh? Kucing siapa sih?!" Kanara meringis pelan ketika melihat kakinya yang mengeluarkan darah cukup banyak.
Kanara sedikit bingung sebenarnya, padahal kakinya hanya terkena serpihan beling, namun kenapa bisa menjadi luka yang cukup serius? Heran Kanara.
Tak ingin ambil pusing, Kanara pun mulai memunguti serpihan-serpihan beling yang berasal dari gelas juga piring-piring yang berjatuhan dari atas Kitchen Counter barusan.
Bersamaan dengan itu juga, Moritz pun segera datang dengan langkahnya yang begitu tergesa-gesa. Pria itu langsung menghampiri Kanara yang sedang berjongkok memunguti serpihan-serpihan beling yang ada di atas lantai dapur rumahnya.
"Kanara, ada apa sayang? Astaga!! Ini kaki kamu kenapa bisa berdarah?! Ayo kita obatin!" Ucap Moritz dengan panik, ketika melihat kaki Kanara yang mengeluarkan cukup banyak darah.
"Tapi, mas--," Belum sempat Kanara menyelesaikan ucapannya, namun Moritz dengan cepat menyelanya.
"Biar Cendana yang beresin!" Moritz pun dengan cepat membantu sang istri, dengan cara menggendongnya ala Bridal Style.
"Cuma luka kecil kok, mas." Ucap Kanara menenangkan.
"Tadi, ada kucing yang tiba-tiba masuk lewat jendela terus jatuhin barang-barang yang ada di atas Kitchen Counter." Sambungnya lagi, dengan kedua tangannya yang ia kalungkan di leher Moritz.
Sementara Moritz, pria itupun lantas melihat ke setiap sudut ruang dapur yang kini sudah berantakan akibat pecahan-pecahan beling. Namun, Moritz tidak mendapati adanya keberadaan kucing hitam disana.
"Mana kucignya, sayang? Enggak ada kucing disini." Ucap Moritz, sembari menghela nafas panjang.
Apakah Kanara kembali berhalusinasi lagi? Jika iya, sepertinya Moritz memang harus segera membawa Kanara ke psikiater.
"Ada mas, tadi dia masuk lewat jendela itu!" Kanara kemudian menunjuk ke arah jendela dapur yang kini sudah tertutup?
Kanara tercengang dibuatnya, bagaimana bisa jendela yang tadinya terbuka lebar, kini justru tertutup dengan begitu rapat?
"Jendelanya aja ketutup rapat, Kanara! Mana mungkin kucing itu bisa tembus melalui kaca jendela itu!" Ucap Moritz lagi, dan kali ini dirinya sudah benar-benar di buat tak habis pikir dengan Kanara.
Bukan hanya Moritz, bahkan Kanara yang mengalami secara langsung kejadian itu pun, mulai bertanya-tanya sendiri mengapa jendela yang tadinya terbuka lebar kini malah tertutup rapat dan terkunci.
"Tapi mas--,"
"Kak Nara!" Ucapan Kanara terpotong begitu saja ketika Cendana yang baru saja datang menghampirinya dari arah ruang tengah, dengan Bara dan juga Devan yang mengekor di belakangnya.
"Wow! Istri pak Moritz cantik juga! Pantesan pak Moritz setia, orang meodelan istrinya aja begini..."
Batin Gabriel terkagum-kagum, ketika melihat wajah Kanara yang menurutnya dua kali lipat jauh lebih cantik dari si kembang kampus Evelyn dan si Sexy Cendana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mallicious {SEGERA TERBIT!!!}
Horror*REVISI SETELAH TAMAT* 🔞🔞🔞🔞 Kanara tidak pernah menyangka jika kepindahan mereka kerumah barunya tersebut justru membuat kehidupannya berubah 180° menjadi lebih suram dan penuh teka-teki. Bahkan, Kanara juga harus mengalami hal-hal mengerikan ya...