Moritz memarkirkan mobilnya tepat di pelataran parkir, dimana pelataran tersebut adalah penyediaan dari pelayanan yang disediakan oleh pihak ketiga dengan memungut bayaran.
Moritz dan Kanara pun akhirnya turun dari dalam mobil. Tidak lama setelah itu, datanglah seorang pria paruh baya yang Kanara ketahui adalah seorang juru parkir.
Moritz pun terlihat tengah berbincang-bincang sebentar kepada si penjuru parkir itu, membicarakan mengenai keamanan mobilnya serta nominal bayaran yang akan Moritz berikan kepada si penjuru parkir tersebut.
Semenatara menunggu Moritz yang masih berbicara dengan si penjuru parkir, Kanara pun mulai berjalan terlebih dahulu mengitari taman kota yang sangat luas itu.
Kanara menghirup dalam-dalam udara segar yang di hasil kan langsung dari alam itu. Sepertinya, sudah sangat lama dirinya tidak berkunjung ke taman ini. Karena semenjak dirinya menikah dengan Moritz, semua aktivitas Kanara pun harus di batasi oleh pria yang berstatus sebagai suaminya itu.
Seperti tidak boleh bermain hp yang berlebihan, keluar rumah sendirian tanpa seizinnya, bahkan Kanara pun sampai di larang untuk bertemu dengan teman-temannya sewaktu dirinya masih berkuliah dulu; terutama kepada sahabatnya dari sejak masih kecil dulu. Mengingatnya, membuat Kanara pun menjadi sangat merindukan sahabatnya itu.
Satu tahun, jangka waktu yang cukup panjang bagi Kanara untuk manjalani kehidupannya bersama Moritz, beserta dengan segala larangan yang pria itu berikan. Kanara tersenyum miris dengan kehidupannya sendiri, bahagia memang hidup bersama seseorang yang kita cintai. Namun, Kanara juga manusia biasa yang juga ingin bersosialisasi dengan orang lain.
Waktu pun terus berjalan tanpa henti, itu tandanya akan selama-lamanya kehidupan Kanara akan terus seperti ini. Di bawah kekangan Moritz, dan menjadi hewan peliharaan pria tersebut dengan berkedok menjadi seorang istri yang sempurna bagi Moritz.
MIRIS!! Sangat miris sekali bukan kehidupan asli dari seorang KANARA AMOURA RASPATI.
Tak lama kemudian, wajah murung Kanara pun kini telah berganti dengan binar bahagia. Kanara tersenyum cerah ketika melihat ke arah lapangan rumput yang sangat luas dan lebar itu. Disana Kanara dapat melihat banyak sekali orang-orang yang piknik bersama keluarga, teman atau pun pacar mereka.
Bukan itu saja, bahkan orang dewasa dan anak-anak pun ada yang sampai bermain bola di lapangan rumput hijau yang sangat luas tersebut.
Kemudian tatapan Kanara pun beralih ke arah jalur sepeda, dimana jalur tersebut yang di khusus kan dan diperuntukkan untuk lalu lintas bagi para pengguna sepeda dan kendaraan yang tidak bermesin dan memerlukan tenaga manusia. Memang sengaja di pisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor, guna meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda.
"Kanara!!"
Wanita itu menolehkan kepalanya ketika seseorang memanggil namanya dari arah belakang, Kanara tersenyum simpul dan tetap berdiri di tempatnya.
Moritz lantas berlari kecil menghampiri Kanara yang berdiri tak jauh darinya itu. Pria itu pun tersenyum manis lalu kemudian menautkan jari-jari tangannya dengan posesif pada Kanara.
"Jangan di lepas, nanti kamu hilang." Ucap Moritz yang kini sudah mengajak Kanara untuk berkeliling di sekitar taman tersebut.
Kanara terkekeh pelan, wanita itu kemudian melepaskan tautan di antara kedua tangan mereka, lalu mulai berlari kecil dan menjauh dari Moritz.
"Kalau aku hilang, itu tandanya kamu yang harus cari aku sampai ketemu!"
Mendengarnya, Moritz pun lantas langsung mengejar Kanara yang sudah berlari meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mallicious {SEGERA TERBIT!!!}
Horror*REVISI SETELAH TAMAT* 🔞🔞🔞🔞 Kanara tidak pernah menyangka jika kepindahan mereka kerumah barunya tersebut justru membuat kehidupannya berubah 180° menjadi lebih suram dan penuh teka-teki. Bahkan, Kanara juga harus mengalami hal-hal mengerikan ya...