Prolog

6.2K 125 14
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

𝐀𝐬𝐬𝐚𝐥𝐚𝐦𝐮'𝐚𝐥𝐚𝐢𝐤𝐮𝐦 𝐰𝐚𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐭𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡𝐢 𝐰𝐚𝐛𝐚𝐫𝐚𝐤𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐦𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧
𝐇𝐚𝐢!!
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐤𝐮. 𝐎𝐡 𝐢𝐲𝐚, 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐮 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐧𝐢𝐡? 𝐂𝐨𝐛𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐲𝐚!

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚, 𝐀𝐦𝐢𝐢𝐧.

_________________________________

"Karena Tante yakin kamu itu bisa jadi istri yang baik untuk Cakra."

"Istri yang baik?" Keyra terkekeh pelan, "Tante tahu? Keyra itu anak yang pemalas. Bangun pagi saja kalau nggak disiram air sama Mama, nggak bangun-bangun," tuturnya, melebih-lebihkan.

"Saya sanggup bangunin kamu tiap pagi," ujar Cakra dengan santai.

Keyra melirik Cakra sejenak dengan tatapan tak suka. "Keyra juga nggak bisa ngaji, Tante."

"Saya bisa ngajarin kamu mengaji," balas Cakra.

"Keyra nggak bisa masak!"

"Saya bisa ngajarin kamu masak nanti."

"Keyra bukan wanita yang solehah, Tante. Ini aja pakai jilbab karena dipaksa sama Mama. Udah gitu Keyra juga suka keluyuran malam, drakoran sampai lupa waktu, nyolong mangga—"

"Saya bisa mendidik kamu," potong Cakra lagi.

"Lo bisa diem nggak sih?!" bentak Keyra.

°°°°°

Cakra yang duduk di seberang meja langsung membulatkan matanya, "Keyra!"

Keyra mengangkat kedua alisnya, "Kenapa?" tanyanya santai sambil menyimpan kembali botol itu di atas meja.

"Itu... itu bekas saya," ucap Cakra dengan nada panik. Wajahnya memerah, tampak jelas rasa cemas di matanya.

Keyra tertegun, matanya membulat lebar. Tangannya naik memegang bibirnya yang baru saja meneguk air dari botol itu. Ia menatap botol kosong tersebut, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Cakra yang masih tampak cemas.

"Aaa!! Mamah!!" teriak Keyra, suaranya menggema di seluruh ruangan.

Cakra memejamkan mata, menahan napas mendengar teriakan Keyra yang memekakkan telinga. Dia tahu, gadis itu selalu bereaksi spontan, terutama jika menyangkut dirinya.

"First kiss gue..." lirih Keyra dengan suara yang hampir tidak terdengar. Ia masih memegangi bibirnya, matanya berkaca-kaca menatap Cakra.

"Cakra!" Keyra mulai memukul-mukul Cakra dengan keras, "Kenapa lo gak bilang!"

Cakra berusaha menghindar dari pukulan Keyra yang bertubi-tubi.

CAKRA KEEGAN TARIQ (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang