بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
_________________Dua minggu kemudian, Keyra dan Bella memasuki perpustakaan sekolah dengan langkah mantap. Keyra, dengan rambut hitam panjang yang tergerai, tampak mengerutkan kening saat matanya belum juga menangkap keberadaan buku yang mereka cari. Di antara rak-rak buku yang berjajar rapi, mereka seperti tersesat di labirin kata-kata.
"Bell, yang beneran lupa letak bukunya di mana?" tanya Keyra, matanya sibuk menyapu seluruh ruangan.
"Emm, kalau nggak salah di bagian sains dan teknologi... atau mungkin di bagian filsafat? Ah, pusing deh gue," jawab Bella sambil garuk-garuk kepala, kebingungan seperti kucing yang kehilangan jalan pulang.
Mereka pun mulai menelusuri rak demi rak, sesekali berhenti untuk membaca judul buku sambil mengerutkan dahi. Di tangan Keyra, sebuah buku tentang cara merawat tanaman hias terangkat.
"Ini kayaknya buat jadi ahli kebun, bukan buat ngerjain tugas sejarah," gumamnya, mengembalikan buku itu ke tempatnya.
"Aduh, kok buku sejarahnya susah banget dicari, ya?" keluh Bella
Matanya mengedar ke seluruh penjuru perpustakaan, berharap buku yang mereka cari tiba-tiba muncul ajaib di depannya.
Tiba-tiba, pandangan Bella menangkap sosok seorang cowok yang tengah sibuk merapikan rak buku yang berantakan. Sepertinya dia sedang kena hukuman, pikir Bella. Dan cowok itu bukan orang sembarangan; dia Reza, si cowok dari kelas sebelah yang diam-diam Keyra suka.
"Key."
Bella menyikut lengan Keyra sambil menganggukkan dagunya ke arah Reza, seakan berkata, 𝘯𝘪𝘩, 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘭𝘰 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘴𝘪.
Keyra langsung tersipu, rona merah muncul di pipinya seperti cat air yang tumpah di atas kanvas. Diam-diam, dia memperhatikan Reza yang tampak serius dengan tugasnya. Tapi, seolah mengerti dia sedang diperhatikan, Reza tiba-tiba menoleh dan berjalan menghampiri mereka dengan senyum manis yang bikin jantung Keyra berdetak tak karuan.
"Hai," sapa Reza, gingsulnya menyembul manis, membuat Keyra tambah gugup.
𝘖𝘩, 𝘫𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘤𝘢𝘩 𝘥𝘶𝘭𝘶. Seakan ingat pesan-pesan manis Reza di WhatsApp yang sederhana namun berbahaya buat kesehatan hatinya, Keyra pun makin salah tingkah.
"Lagi apa?" tanya Reza lembut.
"L-lagi cari buku tugas," jawab Keyra dengan suara sedikit gemetar, seolah kata-kata harus dia tarik satu per satu dari tenggorokannya.
Reza mengangguk dengan senyum yang belum pudar.
"Butuh bantuan? Perpusnya sih emang sedikit chaos."
Bella cepat-cepat menolak, sedikit tak suka dengan situasi yang mulai panas.
"Nggak usah repot-repot, kita bisa cari sendiri, kok," ujarnya sambil melirik Keyra yang sudah seperti lilin meleleh di bawah tatapan Reza.
Reza lalu menatap Keyra dengan pandangan yang membuat waktu terasa melambat.
"Sebenarnya, gue mau ngomong sesuatu sama lo, Key."
Keyra langsung tersentak, matanya membulat seolah Reza baru saja melempar bola basket tepat ke arah jantungnya. Bella yang paham situasi, menghela napas panjang.
"Oke, oke, gue cabut duluan," gumamnya dengan nada sedikit jengkel tapi mengerti.
Dia pun berlalu, meninggalkan Keyra dan Reza berdua di antara rak-rak buku yang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA KEEGAN TARIQ (Revisi)
Teen Fiction"Hatiku yang memilihmu, dan penggeraknya adalah sang Pencipta," kata Cakra. "Saya yakin, kamu adalah yang terbaik dari sebaik-baiknya wanita di luar sana," lanjutnya.