بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
___________________Keyra melangkah masuk ke ruang kelas dengan hati yang sedikit was-was. Pikirannya penuh dengan berbagai bayangan tentang bagaimana teman-teman barunya akan menyambutnya. Di depan kelas, Bu Kartini berdiri dengan senyum lembutnya.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Dia pindahan dari Bandung. Ibu harap kalian bisa menerima kedatangannya dengan hangat dan memberinya pengalaman yang menyenangkan di sini," ujar Bu Kartini sambil menatap Keyra.
"Silakan perkenalkan diri kamu," lanjutnya.
Keyra menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang.
"Halo semuanya, nama saya Keyra. Semoga kita bisa berteman dengan baik," ujarnya dengan nada yang terdengar sedikit gugup.
Belum sempat suasana menjadi canggung, seorang cowok di bangku depan sudah berseru, "Gue mau kok jadi teman baik lo!"
Sorakan langsung pecah, diikuti dengan celetukan lain, "Ada nomor WA gak, Key?"
Keyra tersenyum tipis, menanggapi dengan cepat, "Adanya cuma nomor rekening sih, mau gak?"
Kelas meledak dalam tawa. Para siswa menertawakan wajah datar dari si cowok yang tadi bertanya, membuat suasana semakin cair.
"Sudah-sudah! Keyra, silakan duduk di bangku kosong di belakang sana," Bu Kartini menunjuk kursi di pojok kelas.
Keyra mengangguk, lalu berjalan menuju bangku yang ditunjukkan. Dia duduk dengan hati-hati, menaruh tas di samping kursi. Di sebelahnya, ada seorang cowok yang tampak tenggelam dalam dunianya sendiri, matanya fokus menatap lurus ke depan. Dengan lengan bajunya yang digulung, rambutnya sedikit berantakan, dan gelang-gelang di pergelangan tangannya, dia memancarkan aura yang sulit diabaikan.
Sebelum Keyra sempat menatap lebih lama, cowok itu berdehem pelan, membuat Keyra buru-buru mengalihkan pandangannya. Di sampingnya, seorang gadis berjilbab lebar dan berbaju longgar menyapanya dengan senyum ramah.
"Hai, gue Bella," ucap gadis itu sambil mengulurkan tangan.
"Keyra," jawab Keyra sambil menjabat tangan Bella, tersenyum hangat.
"Semoga bisa jadi teman baik ya," ujar Bella, yang dijawab dengan anggukan ringan dari Keyra.
Namun, pandangan Keyra kembali tertarik pada cowok di sebelahnya. Ia memiringkan kepala, berusaha mengingat di mana ia pernah melihat sosok itu sebelumnya.
"Kita pernah ketemu, kan?" tanyanya tiba-tiba, berharap cowok itu menoleh.
Tapi cowok itu tetap diam, sama sekali tidak memberikan tanggapan. Keyra mengerutkan dahi, merasa seolah-olah berbicara dengan tembok.
"Hallo, gue ngomong sama lo," desaknya lagi, kali ini dengan nada lebih keras.
Bella yang memperhatikan, terkikik.
"Kenapa, Key?" tanyanya dengan tawa kecil.
"Enggak, cuma kesel dikit abis ngomong sama tembok," jawab Keyra setengah bercanda, setengah serius.
"Haha, lagian lo ngapain ngomong sama tembok? Waras kan?" Bella menahan tawa.
"Ish, maksud gue tuh dia," tunjuk Keyra ke arah cowok di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA KEEGAN TARIQ (Revisi)
Teen Fiction"Hatiku yang memilihmu, dan penggeraknya adalah sang Pencipta," kata Cakra. "Saya yakin, kamu adalah yang terbaik dari sebaik-baiknya wanita di luar sana," lanjutnya.