بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
__________________"Ribet amat," celetuk Keyra.
Ia menarik mukenah dan mulai memakainya dengan gerakan sedikit terburu-buru. Sementara itu, Cakra sempat terpaku, memperhatikan bagaimana wajah Keyra tampak semakin cantik ketika auratnya tertutup sempurna.
Namun, seketika ia tersadar dan buru-buru menundukkan pandangannya.
"Astagfirullahaladzim," bisiknya lirih.
Keyra, yang mendengar itu, langsung menimpali.
"Kok istighfar? Gue bukan hantu, lo harusnya bilang Innalillah."
"Hah?" Cakra tampak bingung.
"Eh-MasyaAllah," koreksi Keyra, tersenyum lebar.
"Bentar...MasyaAllah apa Subhanallah, ya? Ah, itulah!"
Cakra memilih tidak menanggapi dan segera mendudukkan diri di atas karpet bulu yang empuk, diikuti Keyra yang terus mengeluh kepanasan.
"Duh, panas banget," ucap Keyra sambil mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangan mungilnya.
"Api neraka lebih panas," balas Cakra tenang.
"Tau!" sembur Keyra, merasa sebal.
Pikirannya langsung melayang membayangkan masa depan. Bagaimana kalau perjodohan itu benar terjadi? Dia pasti akan seperti ini terus-terjebak di bawah perintah Cakra untuk menutup aurat setiap hari. Keyra menggeleng pelan, menepis pikiran itu, dan mencoba fokus kembali.
"Sudah, ayo mulai," ucap Cakra.
"Bismillahirrahmanirrahim," kata Keyra, mengikuti Cakra.
Namun, keheningan segera menyelimuti. Cakra menatap Keyra dengan ekspresi bingung.
"Kenapa?"
"Lah, lo yang kenapa? Kok macet?" tanya Keyra balik, merasa aneh dengan keheningan itu.
"Baca, nanti saya koreksi."
Keyra mengerutkan keningnya.
"Eh... monmaap nih, pak ustadz. Kalau gue udah tau baca Al-Qur'an, buat apa gue repot-repot belajar sama lo?" jawabnya dengan nada geram.
Cakra menatap Keyra sejenak, sebelum akhirnya beranjak mengambil Iqro' di atas nakas dan meletakkannya di tengah-tengah mereka. Cakra pikir Keyra sudah sedikit bisa membaca Al-Quran, rupanya huruf hijaiyah saja ia masih kurang hapal.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucap Cakra, memulai.
"Bismillahirrahmanirrahim," ulang Keyra.
"Alif."
"Alif."
"Ba, ta, sa, jin."
"Ba, ta, sa, jin."
Mereka terus melafalkan huruf-huruf hijaiyah, sampai Cakra merasa cukup dan memutuskan untuk mengacak hurufnya.
"Sekarang saya acak," katanya.
Keyra mengangguk, matanya fokus pada huruf-huruf yang ditunjukkan Cakra.
"Ini apa?" Cakra menunjuk huruf 𝘯𝘶𝘯.
"Nun?"
Cakra mengangguk. Lalu ia menunjuk huruf 𝘵𝘢.
"Ini?"
"Ta?"
"Ini?" Kali ini Cakra menunjuk huruf 𝘭𝘢𝘮.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA KEEGAN TARIQ (Revisi)
Teen Fiction"Hatiku yang memilihmu, dan penggeraknya adalah sang Pencipta," kata Cakra. "Saya yakin, kamu adalah yang terbaik dari sebaik-baiknya wanita di luar sana," lanjutnya.