بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
_________________Hari ini, Keyra dan Reza memutuskan untuk berkunjung ke Gramedia, toko buku terkenal di ibu kota. Mereka berniat membeli hadiah ulang tahun untuk adik Reza yang gemar membaca. Begitu tiba di Gramedia, mereka langsung menuju rak buku anak-anak.
Saat Keyra memilih-milih buku, matanya tak sengaja menangkap sosok yang dikenalinya-Cakra. Dengan santai, dia menarik tangan Reza mendekati Cakra sambil mengibaskan rambutnya dengan kesan sombong.
"Dunia sempit banget, ya?" ujar Keyra, membuat Cakra menoleh.
Cakra menatap Reza yang juga memandangnya dengan tatapan sulit dibaca. Matanya kemudian menurun ke tangan Reza dan Keyra yang saling bergenggaman.
"Sendiri?" tanya Reza, nada bicaranya menunjukkan ketertarikan.
Cakra mengangguk singkat sambil kembali mencari buku. Tidak jauh dari situ, seorang kasir perempuan dengan senyum ramah memandang mereka. Ia menawarkan bantuan dengan nada sedikit genit.
"Mas, pilihan bukunya bagus-bagus. Kayaknya Mas sering ke sini, ya."
Cakra hanya tersenyum sopan. Keyra di sampingnya mengangkat sudut bibirnya, menatap kasir dengan nada sinis.
"Yuk," ajak Keyra pada Reza, lalu berlalu dari sana.
Setelah menemukan buku untuk adik Reza, mereka pun berjalan menuju kasir. Setibanya di kasir, ternyata Cakra sudah lebih dulu berada di sana dengan buku di meja. Kasir mulai memproses pembayaran.
"Sayang, kamu kalau mau jalan ajak aku ya. Sekarang udah gak jaman jalan sendiri," kata Keyra dengan nada menggoda.
"Iya, sayang," balas Reza sambil tersenyum memahami Keyra.
Keyra berusaha menyindir Cakra, tetapi wajah cowok itu tetap tenang dan tidak terganggu. Kasir itu berkata.
"Makasih, Mas ganteng."
"Sama-sama-"
"Huek! Mata Mbak picek, ya?" potong Keyra, mengekspresikan ketidaksukaannya.
Kasir tampak bingung.
"Mbak ini kenapa ya?"
"Hobinya memang ngurusin hidup orang, Mbak," ujar Cakra sambil melenggang pergi.
Keyra memelototkan mata, menciptakan aura permusuhan dengan Cakra. Setelah menerima kembalian dan struk, Keyra cepat-cepat mengambil tas belanjaan dan berkata dingin, "Ayo, pergi."
Reza mengikuti Keyra keluar dari Gramedia, meninggalkan kasir yang tampak sedikit bingung. Menyadari suasana hati Keyra, Reza mencoba mencairkan suasana.
"Mampir ke kafe bentar mau nggak? Aku traktir."
Keyra menghela napas, lalu mengangguk pelan.
"Jangan cemberut gitu dong," goda Reza, membuat Keyra akhirnya tersenyum.
*****
"Keyra!"
Raya teriak dari luar kamar, diikuti oleh Toni, anak bungsunya.
"Keyra!" panggilnya lagi, lebih keras, ketika tidak mendapat jawaban.
Tak lama kemudian, seorang gadis cantik muncul dari kamar, mengenakan dress putih selutut. Rambutnya tergerai indah dengan aksesoris yang menambah pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA KEEGAN TARIQ (Revisi)
Dla nastolatków"Hatiku yang memilihmu, dan penggeraknya adalah sang Pencipta," kata Cakra. "Saya yakin, kamu adalah yang terbaik dari sebaik-baiknya wanita di luar sana," lanjutnya.