CKT 12.

1.4K 47 30
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
__________________

Setelah persetujuan Ismail. Akhirnya hari itu pun tiba. Suasana penuh haru dan khidmat. Keluarga dan teman-teman dekat telah berkumpul, menyaksikan momen sakral ini. Dekorasi bunga-bunga segar dan lampu gantung sederhana namun elegan memperindah ruangan. Cakra berada di satu ruangan, mengenakan baju koko putih dan peci, sementara Keyra, dengan kebaya putih dan hijab yang anggun, berada di ruangan lain, didampingi oleh keluarganya.

Penghulu tiba di rumah dan disambut oleh keluarga Cakra. Ia diarahkan ke tempat duduk yang telah disiapkan untuk akad nikah.

"𝘈𝘴𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮𝘶'𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶𝘮 𝘸𝘢𝘳𝘢𝘩𝘮𝘢𝘵𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩𝘪 𝘸𝘢𝘣𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘵𝘶𝘩," sapa penghulu.

"Bapak, Ibu, serta hadirin yang saya hormati, marilah kita mulai prosesi akad nikah antara saudara Cakra dan saudari Keyra."

Seorang ustaz membacakan beberapa ayat suci Al-Qur'an dan doa untuk memohon keberkahan.

"𝘉𝘪𝘴𝘮𝘪𝘭𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘳𝘢𝘩𝘮𝘢𝘯𝘪𝘳𝘳𝘢𝘩𝘪𝘮. 𝘠𝘢 𝘢𝘺𝘺𝘶𝘩𝘢𝘭𝘭𝘢𝘥𝘻𝘪𝘯𝘢 𝘢𝘮𝘢𝘯𝘶 𝘬𝘶𝘵𝘪𝘣𝘢 '𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶𝘮𝘶𝘴𝘩-𝘴𝘩𝘪𝘺𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘶𝘵𝘪𝘣𝘢 '𝘢𝘭𝘢𝘭𝘭𝘢𝘥𝘻𝘪𝘯𝘢 𝘮𝘪𝘯 𝘲𝘢𝘣𝘭𝘪𝘬𝘶𝘮 𝘭𝘢'𝘢𝘭𝘭𝘢𝘬𝘶𝘮 𝘵𝘢𝘵𝘵𝘢𝘲𝘶𝘯," ucap ustaz, dilanjutkan dengan doa yang khusyuk.

Penghulu memulai prosesi ijab kabul.

"Saudara Cakra, apakah Anda sudah siap untuk melaksanakan ijab kabul?" tanya penghulu.

Cakra menjawab dengan tegas, "𝘐𝘯𝘴𝘺𝘢𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩, saya siap."

Jantungnya berdebar dengan kencang bahkan tangannya sedikit bergetar. Penghulu mempersilakan wali dari pihak mempelai wanita untuk memulai ijab. Zainal, paman Keyra maju ke depan, wajahnya terlihat tenang namun penuh makna.

"𝘉𝘪𝘴𝘮𝘪𝘭𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘳𝘢𝘩𝘮𝘢𝘯𝘪𝘳𝘳𝘢𝘩𝘪𝘮," ucapnya. "𝘠𝘢 Cakra Keegan Tariq, 𝘈𝘯𝘬𝘢𝘩̮𝘵𝘶𝘬𝘢 𝘸𝘢 𝘻𝘢𝘸𝘸𝘢𝘫𝘵𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘩𝘵𝘩𝘶̂𝘣𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢 Keyra Ayrania binti Ridwan 𝘣𝘪 𝘮𝘢𝘩𝘳𝘪 𝘢𝘭𝘢𝘵𝘪𝘴𝘩𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢̂𝘭𝘢𝘯."

Cakra, dengan suara lantang dan jelas, menjawab, "𝘘𝘢𝘣𝘪𝘭𝘵𝘶 𝘯𝘪𝘬𝘢̂𝘩̮𝘢𝘩𝘢 𝘸𝘢 𝘵𝘢𝘻𝘸𝘪̂𝘫𝘢𝘩𝘢 𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘢𝘩𝘳𝘪𝘭 𝘮𝘢𝘥𝘻𝘬𝘶𝘳."

Penghulu memastikan sahnya ijab kabul dengan meminta persetujuan dari saksi.

"Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu kepada saksi-saksi.

"Sah," jawab saksi pertama.

"Sah," jawab saksi kedua.

"𝘈𝘭𝘩𝘢𝘮𝘥𝘶𝘭𝘪𝘭𝘢𝘩," ucap penghulu dan Zainal.

Penghulu kemudian membacakan doa untuk keberkahan pernikahan tersebut.
Cakra memijat pangkal hidungnya, berusaha membendung air mata haru yang berdesak ingin jatuh.

Suasana penuh haru dan kebahagiaan menyelimuti rumah Cakra. Acara dilanjutkan dengan resepsi di halaman rumah, di mana tamu-tamu menikmati hidangan yang telah disiapkan sambil berbincang-bincang dan merayakan momen bahagia ini. Para tamu mulai berdatangan, disambut dengan ramah oleh tuan rumah.

CAKRA KEEGAN TARIQ (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang