chp 04

440 47 4
                                    

"sampai kapan kau memegang pahaku?" kesal isagi saat duduk disebelah kaiser dengan tangannya mencekram pahanya sambil berkendara.

mulut hanya tertutup tanda bahwa kaiser tidak akan merespon pertanyaan dari isagi, wajahnya terlihat tanpa ekspresi namun jauh dilubuk hati ia sangat marah pada kejadian sebelumnya di mall.

Isagi menghela nafas, sorot matanya hanya menatap indahnya malam hari itu dari jendela, frustasi dengan sikap kaiser yang sangat posesif, pikirannya lebih memilih diam daripada membuat amarah si pria alpha menjadi-jadi.

suasana didalam mobil sangat canggung, tidak ada yang ingin memecah keheningan diantara mereka, kaiser sibuk menyetir namun salah satu tangannya terus memegang erat kulit halus paha bagian dalam isagi.

sang empu tidak nyaman dengan ini, tapi mau bagaimana lagi, ia tak ingin memperpanjang masalah dan membiarkan saja.

_______________________________

keheningan terus terjadi hingga mobil kaiser berhenti di sebuah rumah sederhana, tidak terlalu mewah, dan tidak terlalu kecil untuk ditempati.

akhirnya, seseorang telah memecah rasa canggung diantara mereka dengan berbicara sepatah kata menggunakan nada dingin serta menekan.

"Diam disana." ternyata seseorang itu adalah kaiser, tangannya membuka dan menutup pintu secara kasar sampai dibuatnya isagi menunjukkan ekspresi kaget dalam wajahnya.

tiba tiba kaiser berjalan cepat saat isagi ingin keluar dari dalam mobil, tangan kaiser mengangkat isagi dan menggendongnya ala bridal style dengan sangat mudah seolah membalikkan tangan.

"Argh! Turunkan aku!!"

semakin isagi terus memberontak, semakin kuat cengkraman Kaiser pada tubuh isagi sampai merasa kesakitan pada genggamannya.

pintu rumah itu didobrak dengan kuat oleh kaiser, tidak peduli kalau-kalau pintu rusak, ia hanya masuk kedalam dan berjalan menuju sebuah kamar kemudian melemparkan tubuh isagi kearah ranjang dengan kasar.

"ugh... bisakah kau bersikap lembut padaku sekali saja?!"

nada bicaranya terkesan berteriak karna tubuhnya tiba tiba dilempar kasar kearah kasur oleh Kaiser, untung saja kasur itu empuk, kalau tidak, habis sudah tubuh miliknya menjadi sakit parah.

tetapi tidak lama setelah kaiser melakukan itu, tubuhnya sekarang berada diatas isagi dengan wajahnya sangat dekat pada miliknya juga, tatapan itu sangat tajam saat mendarat di pupil mata isagi.

"aku tidak akan berhenti sampai tingkah lakumu yang seenaknya ini kuberi pelajaran"

tanpa sadar, isagi merasakan telapak tangan meluncur masuk dibawah hoodie -nya dengan pelan, itu membuat pakaiannya sedikit tertarik keatas serta memperlihatkan perut yang sangat ramping dan halus.

kepalanya pun tidak diam saja, ia gunakan untuk mendekat pada sebelah sisi leher isagi lalu lidahnya mengusap pelan namun kasar di area sana, ini dilakukan hanya Kaiser ingin melampiaskan rasa amarah saja, tidak lain.

"ugh... Kaiser..." walaupun hanya sedikit, isagi sama sekali sangat menolak untuk mengerang, ia menahan suaranya hingga tubuhnya perlahan mulai menggigil dalam beberapa saat.

tercium bau feromon yang telah bertebaran diseluruh ruangan, dan tentu saja itu milik kaiser, pikirannya sudah tak bisa dikendalikan dirinya sendiri sampai mengeluarkan feromon tanpa sadar.

"Michael Kaiser!" dia panggil namanya dengan suara yang lumayan keras hingga mampu membuat sang pemilik nama membeku sesaat.

terdapat sebuah ingatan muncul secara tiba tiba saat isagi menyebut namanya, ia gertakkan gigi miliknya sendiri seolah sedang frustasi akan sesuatu.

"maaf..."

kaiser hanya mengatakan satu kata, ia tak menatap isagi, kemudian tubuhnya perlahan bertumpu diatas tubuh isagi dengan kepalanya diletakkan dibahunya juga.

isagi yang mendengar bahwa kaiser langsung meminta maaf saat menyebut namanya sontak kaget, bagaimana tidak kaget, kaiser jarang sekali meminta maaf atas kesalahannya.

kaiser kini hanya diam saja dan memeluk isagi dengan erat, sedangkan isagi tak bisa melihat mata kaiser karna kepalanya itu berada di sebelah kanan telinganya.








BONUS

setelah beberapa saat suasana menjadi canggung ketika kaiser bertingkah seperti ini, jadi isagi memutuskan untuk bicara.

"ada apa?"

"tidak ada, aku hanya teringat sesuatu."

kaiser dengan cepat menjawab pertanyaan dari isagi yang sepertinya khawatir karnanya.

nada bicaranya sudah seperti kaiser yang biasanya, sepertinya si mesum ini sudah mulai membaik dan isagi tak perlu khawatir lagi walau faktanya dia tak terlalu peduli dengannya.

sensasi hangat dan basah tiba tiba menjalar di telinganya, terasa geli. Isagi menduga kalau ini tingkah dari Kaiser

"jangan bermain-main sekarang, Kaiser."

"ayolah... itu hanya jilatan kecil.." ucapnya dengan main-main.



_____________________________

tamatin enak kali ya?

663 kata

BETA [ kaisagi ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang