1. [penerus]

402 31 0
                                    

Menyenangkan menjadi anak Mafia? Mungkin saja jika orang itu bukanlah (Name).

Tidak ada yang spesial baginya, hanya saja keluarga mereka diperlakukan berbeda.

Dunia yang begitu kejam bukanlah sebuah kesenangan, orang-orang hanya memanfaatkan seseorang yang lebih mapan. Jika sebaliknya, orang itu akan ditindas dan dikucilkan. (Name) Membenci fakta ini.

Tetapi terkadang menjadi anak mafia tidak seburuk itu, syukurnya sang ayah berbeda dengan mafia pada umumnya, ayahnya lebih memilih bersikap adil dibanding berkelahi tanpa menghasilkan hal yang tidak berguna...

🥊

Surai hitam (Name) terus berterbangan, sembari memandang kebawah dari atas rooftop rumah besar keluarga Hang.

Pikiran (Name) kosong. Ini adalah hari dimana ayahnya berpulang, dan pria tua itu baru saja selesai dimakamkan.

(Name) Bingung, pikirannya kembali ke masa lalu, masa dimana ayahnya terakhir kali meminta sesuatu pada satu-satunya sang anak.

Flashback On

"Sesekali berhentilah belajar, ayah bosan melihatnya"

Suara yang begitu familiar berhasil menghentikan aktivitas (Name).

Pria tua itu tidaklah salah, (Name) selalu protektif terhadap dirinya sendiri, terus mengejar nilai tanpa perduli sekitar.


"Terserah ayah..."

Dengan berat hati, tangan (Name) bergerak menutup semua buku dan meletakkan kembali pada rak yang tersusun oleh banyaknya buku pelajaran.

Sang ayah tersenyum lembut, menatap satu satunya anak yang ia punya.

"Jadi... ada yang ingin ayah bicarakan, bukan?"

"Haha peka sekali ya~. Kalau begitu duduk di depan ayah"

Mendengar itu (Name) menurut saja sembari duduk di depan ayahnya. Suasana menjadi terasa mencekam, ditambah ekspresi ayah (Name) berubah menjadi serius.

"(Name) Tau jelas kan, kita tidak pernah mengetahui kapan kontrak hidup kita habis."

"Kenapa tiba-tiba? Seperti ayah mau mati saja."

Ayah (Name) tertawa ketika mendengar jawaban (Name) yang sangat blak-blakan tanpa melihat situasi, yah memang itu sudah menjadi ciri khas putrinya.

"Tetap saja kan? (Name) Pasti paham pembicaraan ini di tujukan kemana"


(Name) Hanya diam, tidak menjawab sepatah katapun, tentu ia tau apa yang akan ayahnya bicarakan selanjutnya.

"Ayah ingin kamu jangan menolak semua pekerjaan yang akan ayah teruskan padamu kalau waktu ayah sudah tiba."

Ucapan ayahnya tepat dengan apa yang ada di pikiran (Name).

(Name) Tetap diam, ia tidak tau harus menjawab bagaimana, mana mungkin ia akan menolak permintaan sang ayah, tapi disisi lain hatinya terasa enggan.

A Bad World [ lookism X F/Reader ] ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang