16. [Drift Away -End-]

83 11 0
                                    

"Bum~"

Sepatah kata keluar dari mulut salah seorang gadis berpenampilan seperti laki-laki, didampingi dengan lelaki yang bertingkah seolah pasangan gadis itu.

(Name) dan tentu Goo.

Seringai mereka sangat menyeramkan, sampai-sampai Hyung Kim bagaikan patung tak berdaya.

"Loh? Sudah mau menyerah saja, nih?" Ucap Goo yang hanya menambahkan rasa mencekam di ruangan itu. Padahal ekspresinya tampak santai, ditambah seringai candaan yang biasa dia tunjukkan.

Namun (Name), pelaku utama yang menjadikan suasana sekitar begitu mencekam. Kakinya berjalan masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan. Telapak tangan (Name) penuh akan darah yang bukanlah darah miliknya, melainkan orang-orang dari Drift Away.

Pergerakan (Name) hanya semakin membuat Hyung ketakutan, bahkan tubuhnya berlutut begitu saja tepat dihadapan (Name) dan Goo.

"M-Maafkan kami! Kami akan berhenti dan membebaskan semua sandera!"

Situasi ini sangat sama ketika Hyung dikalahkan oleh Big Deal, tapi situasi kali ini lebih menyeramkan dibanding ia dikalahkan Big Deal.

"Main menyerah saja? Tidak laki sekali." Goo terkikik dari belakang (Name), melihat bagaimana Hyung begitu ketakutan, padahal baru menyerang bawahannya saja, bagaimana kalau langsung pada Hyung sendiri.

"Karena aku baik, tidak seperti kalian. Aku akan membiarkannya, tapi..."

Tepat setelah (Name) berbicara, banyak sekali polisi berdatangan dari berbagai arah. Ini sudah (Name) rencanakan sejak awal.

"Merekalah yang akan bekerja..."

Sekarang Hyung hanya bisa menatap nasib seraya tangannya diikat dengan borgol, ingin sekali ia mengumpat nama (Name) dan Goo secara langsung, tapi dia masih sayang nyawa.

Beberapa polisi lainnya juga melepaskan semua sandera dan mengantar ke rumah sakit, untuk sementara mungkin para sandera itu akan dititipkan di penampungan, identitas mereka belum diketahui pasti.

"Selesai juga..." Lega (Name), ekspresinya juga kembali seperti semula.

Peka akan situasi, Goo membiarkan tubuh (Name) bersandar padanya, (Name) tidaklah lelah akibat tenaga, melainkan pikirannya sudah cukup mencapai maximal.

"Kau sudah menjadi pemimpin yang hebat."

🥊

Yoobin benar benar tidak percaya bahwa ujung-ujungnya hanya [Name]-lah yang menyelesaikan masalah Drift Away sendirian. Sikapnya 100% mirip dengan sang ayah, masalahnya jika tak mirip akan bahaya, bukan?

"Kesempatan ada di depan mata sih~. Oh ya, dan malam ini kita akan makan bersama" ucapan (Name) diselingi dengan senyumannya yang cerah, senyuman yang sama seperti sang ayah.

Tampak semua anggota crew bersemangat, sudah lama tidak makan bersama dengan nona muda Hang ini.

"Aku juga ingin mengajak Zin dan lainnya, agar ramai" 

(Name) Teringat pada Haneul yang pernah mengajaknya untuk makan bersama  dengan lainnya,  (Name) masih merasa tidak enak akan penolakan dirinya saat itu.

🥊

"Kau mengajak kami?"

Pertanyaan itu dilontarkan oleh Mijin dan Haneul serentak. Mereka tak menyangka kalau (Name) akan mengundang mereka ke kediaman keluarga Hang. Undangan sekaligus ajakan itu di titipkan pada Zin. Bukannya (Name) tidak ingin menyampaikan secara langsung, sekarang dia cukup sibuk.

"Ya, dan acaranya malam ini." Jawab Hyungseok menimpali kalimat Zin barusan.

"Wah, rasanya menjadi orang penting saja..."

Tak berselang lama dari detik dimana Haneul berbicara, pintu kelas dibuka oleh seorang laki-laki...? Tidak, itu (Name).

"Teman harus begitu."

"Tunggu... Kau siapa?" Haneul menatap penasaran (Name), sekaligus terpesona. Dia begitu tidak mengenali bahwa orang didepannya ini adalah (Name).

"Dia (Name)."

Yang menjawab bukanlah (Name), melainkan Zin yang sibuk memainkan kursi tempat Mijin berada.

"Oh, ternyata hanya (Name)... (Name)... EHHHH?! TUNGGU-TUNGGU, ITU TIDAK MUNGKIN ZI-"

"Mungkin saja." Potong (Name) seraya berjalan mendekat. Kesibukannya dia serahkan pada Yoobin, entah kesibukan apa itu.

Setelah dijelaskan semua oleh (Name), semuanya mulai memahami meskipun rasanya tidak mungkin, suara berat (Name) sangat meyakinkan bahwa dia bukan-lah seorang perempuan.

Mijin juga berfikir bergitu.

🥊

Makan malam yang ditunggu-tunggu (Name) akhirnya tiba.

Semua anggota crew Not Demon dan temannya sendiri berkumpul di satu tempat. Rasanya seperti memiliki keluarga saja.

"Ternyata nona bisa tersenyum seperti itu." Ucap Yoobin membuka obrolan bersama Min-Ju. Sangat jarang menciduk (Name) memasang senyum setulus seperti saat ini.

Senyuman yang dapat mendinginkan suasana.

"Ini mungkin karema teman-teman (Name)..."

Manik manik Min-Ju memandang bagaimana (Name) tertawa senang bersama teman-temannya, seakan beban hidup yang bertumpuk di kepala gadis itu menghilang sekejap.

(Name) Tidak tau, memiliki keluarga yang lengkap bisa senyaman ini atau tidak. Tapi ia tidak ingin memperdulikan hal itu, memiliki teman seperti Haneul, Minji, Hyungseok dan Zin saja sudah cukup, ditambah seluruh crew Not Demon sudah menjadi peran keluarga bagi (Name).

"Apa aku terlambat?!!"

Kedatangan sesosok laki-laki seperti preman, masuk dengan beberapa segerombolan preman lainnya yang mengiringi orang itu.

"Oh? Vasko?" (Name) Tersenyum lebar melihat kedatangan Vasko, ia mengira kalau laki-laki itu tidak akan datang.

"Kau mengajaknya?"

"Hmm, tidak masalah kan, Zin?"

Zin tidak mempermasalahkannya, tapi sejak kapan (Name) dan Vasko sedekat ini? Tentu semenjak festival sekolah beberapa minggu yang lalu.

Di sisi lain Yoobin menganga tak percaya, diikuti Min-Ju disampingnya, bagaimana tidak, segerombolan Vasko malah lebih seperti segerombolan preman dibanding segerombolan bocah SMA.

Tak disangka, kedatangan Vasko berbarengan dengan kedatangan pria bersurai Blonde dengan setengah wajah yang tertutup rambut.

"Kebetulan sekali ya, Jay!"

Sang lawan bicara hanya mengangguk, seperti biasa dia selalu diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Acara makan malam ini berakhir dengan beberapa orang yang mabuk, terutama Zin dan Hyungseok.

Perilaku Zin saat mabuk sangatlah mencurigakan bagi (Name), membuat hatinya menumbuhkan jiwa fujo.

A Bad World [ lookism X F/Reader ] ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang