06. Penyesalan Javan.

14 4 0
                                    

Hayy guyss

Boba kembalii

maaf baru up, Boba lupa kalo Boba punya cerita wp😭😭

Jangan lupa bintangnya

Hapred!

*****

Seminggu setelah malam pertunangan Vian. Javan sedang disibukan oleh tugas nya sebagai ketua OSIS SMA Angkasa, dan ia juga harus mengurus gang motornya karna hendak menambah beberapa anggota baru. Ia hampir tak sempat membalas ratusan gelembung chat dari Alea, ia sangat disibukan dengan tugasnya sebagai ketua OSIS dan juga sebagai wakil ketua dari Black Tiger.

Jam telah menunjukkan pukul 02.01 artinya sudah jam dua malam, dan perkerjaan Javan baru selesai. Itu sudah termasuk tugas mapel, OSIS,dan tugasnya sebagai wakil ketua Black Tiger.

Javan menjatuhkan tubuhnya di kasur memejamkan mata, matanya belum terasa mengantuk. Javan memutuskan untuk memainkan ponselnya, namun ia terlihat bingung karna Alea menyepam.

Degh

Javan panik saat membaca gelembung chat dari Alea. Dada nya seakan terhimpit dua batu besar, pikiran Javan berkelana.

Alea

Ava, Lea takut,
Rumah Lea berisik lagi,
Papa mukul Lea.
Lea kabur, takut dipukul papa lagi.
Ava dimana? Lea takut.
Lea boleh kerumah Ava?
Lea gatau mau pulang kemana.
Ava?
Lea boleh kerumah Ava ?
Takut banget ini,
Hujan, lea main hujan ya? mau neduh juga Lea gatau dimana.
Ava, dingin.
Ava besok izinin Lea ya? Lea kayak nya gak kuat.
Ava sibuk ya?
Maaf Lea ngespam Ava.

Javan langsung mengambil kunci motornya yang berada diatas naskah, ia langsung berlari keluar kamar dan menuju garasi untuk mengambil motornya. Sorra yang melihat putra nya keluar kamar dengan berlarian itu pun terlihat bingung.

"Ava, kamu mau kemana?" tanya Sorra ketika Javan sudah berada didepan nya.

"Lea nda," ucap Javan dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Lea kenapa, Va?" tanya Sorra dengan hati-hati.

Yang Sorra tau jika Javan sudah panik seperti ini itu sudah pasti alea habis dipukul orang tuanya, karna Javan sering bercerita kepadanya.

"A-ava, juga gak tau. Ta-tadi jam du-dua belas Lea chat Ava, dia gak dirumah nda." Javan benar-benar tak tau harus berkata apa. Ia benar-benar panik, yang ada dipikiran Javan ialah, bagaimana kondisi Alea? Apalagi hujan malam ini lumayan deras.

"Ava mau cari Lea nda,"

"Ava jangan panik dulu, ya? Nanti selesai hujan baru cari Lea, bunda juga ikut cari Alea, okey?" ucap Sorra mencoba menenangkan sang putra.

"Tapi ndaa....."

"Dengerin kata bunda." ucap Sorra tanpa ingin dibantah.

Sorra juga khawatir dengan anaknya yang akhir akhir ini sering begadang seperti sekarang, tapi Sorra juga tidak melarang Javan, asalkan Javan bisa mengatasi semuanya.

Javan hanya bisa pasrah, memang hujan malam ini terbilang cukup lebat. Javan takut terjadi apapun pada Alea. Kini Javan akan menunggu sampai hujan reda, tak peduli besok ia harus berangkat pergi ke sekolah atau tidak.

Hujan mengguyur kota jakarta, kini Alea sedang berjalan tanpa tujuan. Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Dengan tubuh penuh lebam Alea terus berjalan, ia mengabaikan rasa perih dan sakit akibat luka lebamnya.

JAVAN DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang