20. Anak angkat?

9 1 0
                                    

Javan sedang bersiap ke sekolah, ia memakai kaos oblong berwarna putih lalu dibalut oleh seragam putih abu nya.

Setelah siap ia turun kelantai bawah, saat di tangga ia melihat seorang wanita sedang memasak. Karna penasaran ia berjalan kearah dapur, yang memang dapur dan tangga jaraknya tak jauh.

"Siapa itu?" tanya Javan sedikit teriak.

Namun wanita itu tak menjawab dan tetap fokus memasak, Javan menghembuskan nafasnya. Bibi gak punya baju kayak gitu, terus itu siapa? Batin Javan.

Memang baju yang dipakai wanita itu cukup bermerk tak mungkin jika asisten rumah tangganya memiliki baju itu, wanita itu juga menggunakan hijab sedangkan asistennya tidak menggunakan hijab. Saat Javan mendekat wanita itu membalikkan tubuhnya, Javan langsung tersenyum dan berlari kedalam pelukan wanita itu.

"Bunda kemana aja?" tanya Javan yang masih dalam pelukan sang bunda. Ya wanita itu adalah Sorra.

"Ulululu, kangen ya sama bunda?"

"Banget!"

Javan melepaskan pelukannya, lalu memperhatikan sang ibunda dari ujung kepala hingga ujung rambut. Ia khawatir jika bunda nya dipukul saat dirinya tak ada disamping bundanya.

"Bunda gak apa-apa sayang," ujar Sorra. Ia merasa bahwa anaknya sedang khawatir pada dirinya.

"Serius?" tanya Javan sambil menatap Sorra penuh kekhawatiran.

"Iya sayang," jawab Sorra.

Sorra melihat baju anaknya yang keluar bahkan dua kancing atas seragam tidak dikancingkan. Ia menggelengkan kepalanya, ketua OSIS tapi bajunya acak acakan gini. Batin Sorra.

"Ava, kamu ketua OSIS loh! Kok bajunya acak-acakan gini sih?!" omel Sorra.

Javan menatap pakaian nya, memang benar hari ini ia terlihat sedikit acak-acakan. Ia langsung mengancingkan baju seragam nya, tak lupa memakai dasi agar lebih rapi.

"Nanti masukin bajunya, Bun." ucap Javan.

"Kamu gak sarapan dulu, Va?" tanya Sorra yang melihat anaknya sudah menggendong tas.

"Udah telat bunda," jawab Javan.

Lalu ia menarik tangan bundanya, lalu mencium punggung tangan sang bunda. Tak lupa ia juga mencium kening sang bunda, lalu peluk bundanya sebentar.

"Ini masih jam tujuh kurang lima belas menit loh, Va. Masih sempet kok sarapan dulu," ujar Sorra. Ia takut jika anaknya sakit perut, karna tak sarapan.

"Ava harus ambil surat Alea dulu." ujar Javan menjelaskan.

"Alea? Kenapa dia ga sekolah? Sakit? Atau dia ada urusan keluarga? Atau dia bolos?" tanya Sorra bertubi-tubi.

Javan terkekeh mendengar bunda nya bertanya bertubi-tubi, "katanya lagi ada urusan, yaudah Javan berangkat ya!" ujar Javan sambil berlari keluar rumah.

"Anak nakal!"

Javan melajukan motornya pergi dari rumah miliknya, ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi agar tidak terlambat nantinya. Ia menyusuri jalanan ibukota hingga motor Javan berhenti didepan kost-kostan putri, ia menunggu Alea yang sedang berjalan untuk menemui nya.

Javan melihat pohon besar dimana ia pernah melihat kuntilanak sedang duduk dan mengayunkan kakinya pada saat itu, Javan langsung membuang muka. Tidak, Javan tidak takut hanya saja ia merinding jika melihat pohon itu.

"Va?" panggil seseorang.

Javan pun menoleh dan tersenyum manis pada orang itu, Alea. Ia melihat Alea yang sudah rapih dengan pakaiannya, sesuai permintaan Javan yang tidak ingin jika Alea pergi menggunakan baju terbuka kini Alea turuti, Alea memakai baju oversize dan rok dibawah lututnya.

JAVAN DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang