18. gatel itu digaruk

11 2 0
                                    

Empat remaja sedang berjemur dibawah teriknya matahari, meskipun sudah 20 menit mereka dijemur namun ketua OSIS SMA Angkasa belum menyuruh mereka menyelesaikan hukuman.

Javan terus memperhatikan mereka dengan tatapan mengintimidasi, bisa bisanya 5 cowok dihadapannya ingin kabur saat jam pelajaran berlangsung.

"Harusnya kalian kurangin bolos! Kalo bisa jangan bolos lagi! Nama kalian udah tercatat dibuku besar!" tegas Javan. Meskipun mereka adalah teman-temannya ia tak segan-segan untuk menghukum jika memang salah.

"Lapor pak ketos, kita udah 20 menit lebih dijemur. Ini udah lewat 5 menit dari biasanya!" keluh Giyo, sedari tadi Giyo mengipasi wajahnya dengan tangan kiri nya, karna tangan kanannya ia pakai untuk hormat ke tiang bendera.

"Tambah 15 menit lagi!" tegas Javan.

Plak

"Sakit anj*ng!" umpat Giyo saat merasakan panas yang menjalar dipipinya.

"Lo sih! Jadi nambah kan!" sewot Jendral.

"Tau nih!" ketus Zeno.

"Gak gue restuin lo sama Giya!" ujar Giyo menatap Zeno nyalang

Sontak mendengar itu Zeno langsung melotot menatap Giyo. "Eh jangan gitu dong, lo mau apa? Gue beliin!" seru Zeno.

Ya sudah bisa kalian tebak siapa saja 4 remaja itu, mereka adalah Jendral, Giyo, Zeno, dan Rakan. Kenapa tidak ada Rayhan? Karna Rayhan sakit saat pulang dari night ride kemarin malam.

"Ribut! Gue tambah sepuluh menit lagi!"

"BANGS*D!" umpat mereka berempat.

"Semangat jalanin 20 menit nya!" ujar Leon yang sedang duduk dibawah pohon sambil minum soda dan memakan beberapa camilan.

Ia sangat beruntung karna tidur dikelas dan tidak dihukum oleh Javan, kini dirinya segar kembali saat melihat para sahabat yang dihukum oleh Javan.

Giyo dan Zeno refleks mengacungkan jari tengah kearah Leon, seperti nya manusia itu senang melihat sahabat-sahabat nya menderita seperti ini.

"Javan!"

Semua orang pun menoleh kearah sumber suara, dan mereka melihat seorang cewek yang berdandan sangat tebal, bahkan bajunya sangat ketat. Javan pun membuang muka.

"Lonte mana tuh?" bisik Zeno pada Jendral.

"Lonte pala lo! Itu anak donatur!" jawab Jendral.

Semuanya menoleh pada Jendral termasuk cewek itu, namun wajah Jendral sama sekali tidak merasa bersalah.

Sedangkan cewek itu mendekati Javan, bahkan ia menggandeng tangan kekar milik Javan.

"Javan, kata pak Doni aku bakal jadi wakil ketua OSIS yang ganti-" pernyataan cewek itu terpotong saat Javan menghempaskan tangan cewek itu dengan cukup kasar.

"Gue udah tau." ucap Javan sedikit ketus.

"Lo catet nama mereka, gue mau lanjut ngecek rooftop" ucap Javan, lalu ia pergi dengan tangan yang ia masukan ke dalam saku celana abu abu.

JAVAN DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang