07. Kenyataan tentang Giyo

13 5 0
                                    

Halloo sayangkuuu Boba disini

Jangan lupa bintangnya

Hapred!

*****

Javan meraup mukanya, bola mata memanas. Tak bisa dipungkiri kini ia sangat menghawatirkan kondisi Alea. Ia sangat bodoh, bisa bisanya meninggalkan benda yang seharusnya bersamanya saat ini.

"Sus saya titip pasien atas nama Lea, ya? Saya mau pulang dulu, nanti bakal ada yang kesini atas nama Ava sus." samar terdengar suara berat seorang pria.

Javan langsung mengingat suara itu, Javan langsung menghampiri 2 pria serta suster yang ada tak jauh dari hadapannya.

"Gue Javan, lo yang pegang hp pacar gue kan?" tanya Javan ketika sampai didepan kedua pria itu.

"Lo pacar Lea?" tanya pria itu. Zeno Kavindra.

"Iya," jawab Javan.

"Yaudah kalo gitu kita anter lo keruangan Lea." ajak Leon.

Mereka bertigapun pergi menuju ruangan Alea. Javan tersenyum puas saat melihat Alea, dengan kedua mata yang setia memejan membuatnya menjadi objek yang nyaman untuk ditatap.

Dua hari setelah kejadian malam itu, hari ini Alea sudah diperbolehkan untuk pulang. Namun Alea harus menunggu Javan pulang sekolah dulu, bukan apa kedua orangtuanya ada sibut katanya sih, jadi tidak sempat untuk menjemput nya.

Kini di SMA Angkasa Javan dan kawan kawan sedang duduk di kantin tepatnya di warung mbak Ami, tempat nongkrong favorit mereka sejak duduk dibangku kelas 10.

"Mbak Ami, saya bakso ya!" ucap Jendral sedikit teriak.

"Siap den, yang lain mau apa?" tanya mbak Ami pada teman teman Jendral.

"Samain aja mbak," ucap Javan.

"Lo kenapa sih, Yo? Murung aja kayak gak ada semangat buat hidup." ujar Jendral tanpa beban.

"Gak apa-apa, oh iya gue boleh kasih pesan gak buat kalian. Jangan sering buat onar dah, lebih baik nih kita sering sering buat amal ke panti." ujar Giyo. Sontak Javan, Jendral, Rakan, Rayhan yang ikut bergabung ke mereka langsung menatap Giyo dengan penuh tanda tanya.

"Yeuu, itu juga tiap minggu kita lakuin, bang." ujar Rayhan sambil menikmati kacang rebus milik Jendral.

"Nitip pesen, kek mau mati aje lu bang." celetuk Rakan sambil menikmati chiki-chiki bermerek Sukro.

"Maut gak ada yang tau selain tuhan," ucap Giyo.

Javan merasakan ada yang aneh dalam diri Giyo, kenapa tiba-tiba seorang Giyo Nalendra pelawak Black Tiger berubah menjadi seperti ini.

Sebenarnya Javan sudah tau apa yang terjadi dengan Giyo namun memilih untuk diam. Tapi tunggu, apa yang disembunyikan oleh Giyo dan juga Javan?

"Bang, lu pake lipbam?"  tanya Rayhan.

"Iya, kenapa?"

JAVAN DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang