03. Permohonan Vian

28 6 5
                                    

Hayy guys

Aku kembali dengan keimutan yang luar biasa


Hapred!

*****

"Gue tanya, jawab dulu pertanyaan pertama gue." potong Javan.

Kini Javan menatap hangat kearah netra hitam Alea. Tatapan Javan sangat hangat, hanya bundanya dan Alea yang mendapatkan tatapan hangat seorang Javan Putra Dinathan.

"Papa Vian sama papa adalah saingan bisnis, papa selalu menang sedangkan papanya Vian hampir sering kalah sama papa, gak selalu kalah." ucap Alea, ia berusaha payah menelan ludah nya sendiri.

"Terus, apa kaitannya papanya Vian sama kematian kakak lo?" Tanya Javan.

Seakan dicekik Alea tak sanggup bicara, seperti tidak ada oksigen dihalaman belakang markas.

"Kakak ditabrak sama papanya Vian. Dari situ kami gak boleh bertemu apalagi memiliki hubungan. Papa aku bilang kalo aku pacaran sama Vian, berarti aku siap untuk melihat Vian meninggal. Sedangkan papanya Vian bilang kalo aku pacaran sama Vian berarti Vian ingin mempertaruhkan nyawa ibunya." ujar Alea.

"Kami berdua terpaksa untuk nurutin walaupun dibelakang mereka kami sering bertemu." lanjut Alea disertai kekehan ringan.

"Gue paham sekarang," ucap Javan.

"Paham apa?" tanya Alea. Sambil menatap penuh tanya pada cowok disampingnya.

"Kepoo." jawab Javan sambil terkekeh.

Mereka berdua tertawa lepas dibelakang halaman markas mereka. Hanya Alea yang mampu membuat Javan tersenyum, ralat hanya Alea dan bunda Sorra yang mampu membuat Javan tersenyum dan tertawa lepas.

Malam ini, dimarkas kebanggaan Javan, Giyo, Jendral, Vian, dan kawan kawan sangat ramai. Bukan ramai oleh orang asing namun ramai oleh anggota motor mereka, ya walaupun hanya memiliki 20 anggota.

Inti mereka sedang mengatur strategi untuk mengalahkan musuh, mereka bertarung setiap 2 bulan sekali dan bertepatan pada tanggal 14. Sedangkan para anggota merapihkan halaman serta teras markas, sambil menunggu para inti selesai membahas strategi.

Pertarungan mungkin masih 3 hari lagi, tapi apa salahnya berlatih dan bersiap untuk peperangan itu? Geng motor Javan dan kawan kawan sudah menang 5 kali dan kali ini keenam kalinya mereka bertarung, mereka tak pernah kalah melawan gang musuh.

"Udah paham strateginya?" tanya Jendral setelah menjelaskan rencanannya.

"Paham!" Jawab ketiganya kompak.

"Vian, lo jelasin ke anak anak tentang strategi kita malam ini. Javan lo atur buat latihan besok dihalaman. Giyo lo siapin makanan dan minuman untuk anak anak besok, terus ganti pake uang kas. Gue bakal atur soal keamanan kayak biasanya, biar kita gak dimata-matai kayak sebelumnya." ucap Jendral menjelaskan tugas tugas mereka.

Mereka semua mengangguk. Artinya semua sudah paham oleh tugasnya masing-masing.

"Oke langsung aja kerjain tugas lo pada gue mau mantau dulu, Vian nanti suruh Rakan kesini buat bantu gue." pinta Jendral.

"Ya," jawab Vian seadanya.

"Lo kek gak ada semangat hidup anjir, merenung mulu." ujar Giyo yang mengarah pada Vian.

Namun tidak seperti biasanya Vian meninggalkan mereka begitu saja, biasanya mereka akan bertengkar dulu. Atau setidaknya mereka saling melempar kulit kacang, tapi ini tidak.

JAVAN DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang