12. Jangan pergi

18 4 0
                                    

Hayy sweetiee!!

Happy reading!!

*****

Dua minggu telah berlalu.....

Sudah 8 hari lamanya Alea tak ada kabar, tak ada yang mengetahui keberadaan Alea. Bahkan di kontrakan yang ia tempati juga tidak ada, padahal 2 minggu yang lalu Giya, Zeno, dan Leon pergi mengantarkan Alea ke kontrakan itu. Namun tiba-tiba saja ia menghilang, semua orang mencarinya termasuk Javan dan semenjak itu juga Javan jadi berantakan.

Hari hari yang dijalankan Javan tak seperti biasanya, hanya ada penyesalan yang tergambar di netra pria itu. Seharusnya ia tak membiarkan Alea sendirian, harusnya ia ada disamping Alea dalam situasi apapun. Javan mulai berantakan, jiwa semangatnya telah hilang.

'lea balik, gue berantakan.' batin Javan.

Javan makin berantakan ketika mengetahui sang ibunda koma dirumah sakit akibat ulah sang ayah, biasanya jika saat saat seperti ini ada Alea yang menyemangati nya namun sekarang ia harus menguatkan dirinya sendiri.

Meskipun ada para sahabat yang selalu mensupport namun rasanya selalu ada yang kurang. Di rooftop yang sekarang menjadi tempat nya untuk meluapkan segala nya, ia terduduk tanpa alas.

"Van.... Tenyata lo disini." ucap Jendral yang entah kapan disana.

"Pergi! gue mau sendiri!" ketus Javan.

Jendral mendekati Javan dan menghela nafas berat. "Ada yang mau gue omongin soal Alea, Van..." ucap Jendral sambil menatap sendu kearah Javan.

Ia langsung menoleh kearah belakang saat jendral menyebut nama 'Alea', matanya menatap penuh arti kearah jendral seolah berkata 'apa?' jendral yang mengerti maksud tautan alis Javan berkata.

"Pulang sekolah aja, nanti gue tunggu diparkiran. Motor lo nanti titipin ke si Rayhan aja." ujar Jendral lalu ia melengos pergi dari sana.

Sebenarnya apa yang ingin Jendral bicarakan kepadanya? Dan kenapa perasaan nya tidak enak? Apa yang sebenarnya terjadi pada Alea? Bahkan nomor Alea sudah tidak aktif.

"Bunda..... Sampai kapanpun Ava bakalan benci papa!" monolognya.

Javan kembali menyenderkan tubuhnya di tembok rooftop padahal bell masuk sudah bunyi setengah jam yang lalu tapi Javan engan untuk masuk kedalam ruang kelasnya.

"JAVAN PUTRA DINATHAN!! BERDIRI DI LAPANGAN DAN HORMAT KEBENDERA MERAH PUTIH SAMPAI JAM ISTIRAHAT!!" teriak salah satu guru bertubuh gempal.

Itu adalah bu Dewi guru BK yang sangat sangar menurut anak anak SMA Angkasa dan ada guru yang lebih muda dari bu Dewi yaitu bu Naumi guru baru di SMA Angkasa.

Kedua guru itu berdecak karna Javan hanya menatap mereka berdua, seolah Javan tak mengerti apa yang baru saja diucapkan oleh bu Dewi.

"HORMAT KEBENDERA ATAU SAYA PANGGIL KEDUA ORANG TUAMU!! JAVAN!!" Itu adalah suara bu Naumi.

Akhir akhir ini mereka benar benar diuji oleh tingkah aneh Javan, dia berubah 180 derajat. Anak yang terkenal rajin itu seketika menjadi orang yang berandal, sering bolos, merokok dilingkungan sekolah, melompat pagar, merusak fasilitas sekolah, bahkan ia juga bertengkar dengan adik kelas.

JAVAN DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang