Arka memandangi istrinya yang duduk bersebrangan depannyanya.
Mereka duduk dimeja makan, memakan makanan yang sempat mampir direstoran tadi.
"Tumbenan gak habis, makannya?".
Dea yang awalnya memandangi makanannya, beralih menatap suaminya.
Arka yang ditatap tanpa ekspresi oleh istrinya, memberhentikan aktivitas makannya, sedikit meneguk air putih.
"Besok, aku Flight ke Auckland". Jawabnya setelah cukup lama berdiam
"Kenapa harus pergi? Mau menghindar lagi? Kapan selesainya, kalau kamu seperti ini terus?".
"Aku tidak bilang untuk menyelesaikannya".
"Kita sudah terlanjur disini, Dea. Kenapa kita tidak sekalian menyelesaikannya?".
"Kamu lihat sendiri respon orang itu bukan?!". Mulai tersulut emosi
"Aku ingin menyelesaikan masalahku dengan Mommy. Bukan dengan orang angkuh itu Arka!!".
"Sampai kapan persetuan kalian? Sampai salah satu dari kalian mati?".
"Kalau iya kenapa?!".
Arka sedikit tercengang mendengar jawaban istrinya.
"Kematian bukanlah solusi, Dea. Apa salahnya kamu menurunkan egomu sedikit? Semuannya akan selesai".
"Mworago? Ego? Are you seriously?!!".
"DISINI BUKAN AKU YANG MEMULAI AR!!". Bentaknya
"Kalau orang angkuh seperti Sean, terus dikasih hati. Kelamaan akan ngelunjak. Dan semakin merasa diatas!!". Lanjutnya dan berdiri
"Dea.. Hyung Sean juga sudah meminta maaf padamu, apalagi yang kamu inginkan?". Tutur Arka masih lemah lembut
Karena percuma, kalau menghadapi istrinya yang tengah emosi, seperti sekarang.
"Kembalikan, Jaemin padaku! Apa bisa?!". Jawabnya penuh nada penekanan
Deg
Arka terdiam, ketika nama mendiang Hyungnya kembali disebutkan.
Mendadak suasana hening, Dea juga diam, setelah melontarkan kalimat itu. Dan kembali duduk.
"Maafkan aku Dea".
Dea diam, Karena ucapan Arka barusan. Membuatnya tiba-tiba direngguti rasa bersalah.
"Aku hanya ingin hubunganmu dengan Hyung Sean kembali membaik. Karena aku merasa.. masalah ini terus menghantuimu, membuat hidupmu sedikit tidak tenang. Aku--".
"Cukup Ar!".
Arka menatap istrinya, yang memalingkan wajahnya.
"Kamu tau kalau aku buruk dalam emosi. Karena itu, aku memutuskan kembali ke Aukland besok". Lanjutnya, seakan tau tatapan Arka
"Aku tidak ingin mengulangi kesalahanku yang dulu Ar. Walaupun aku menyakitimu lewat perkataan, tapi aku yakin. Kalau itu masih membekas dihatimu. Setidaknya aku di Aukland bisa menenangkan pikiranku.. disini terlalu banyak kenangan pahit untukku. Yang mungkin sampai kapanpun tidak bisa aku lupakan".
"Kalau kamu tanya, apakah aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Sean? Ingin Ar, sangat".
Arka terus menatap istrinya yang mulai bergetar suaranya. Dea menyeka air matanya yang menetes.
"Tapi kembali lagi Ar.. Adik mana sih, yang gak sakit hati. Kakaknya berbicara memutuskan hubungan antara kakak dan adik?".
Arka terpaku, ketika Dea menatapnya dengan air mata yang menumpuk di pelupuk matanya.