Part 6

65 6 0
                                    

Arka tiduran dengan posisi miring kesamping, dengan tangan kanannya yang menyanggah kepalanya, sambil memandang i wajah istrinya yang tengah tidur.

Tangannya terulur menyelipkan rambut Dea di belakang telinganya, yang sempat menutupi wajah cantiknya.

Mereka masih belum ngelakuin, karena Arka tidak ingin Dea melakukannya dengan paksaan.

Tadi hanya sebuah Ciuman yang mereka lakukan, untuk kedua kalinya setelah sekian lama dalam pernikahan mereka.

Arka tersenyum tipis, saat kembali mengingat kejadian tadi.

Arka mendekatkan wajahnya ke Dea.. perlahan tapi pasti, Dea memejamkan matanya saat benda kenyal, menempel tepat di bibirnya. Dea bisa merasakan deru nafas hangat Arka yang menerpa wajahnya.

Bibir Arka mulai bergerak, memanggut bibir bawah Dea. Walaupun masih canggung, Dea memcoba untuk membalas lumatan suaminya.

"Mmmhh~...". Desahan Dea

Dalam hati merasa senang saat Istrinya membalas lumatannya, tangan kiri Arka beralih kebelakang kepala Dea, sedikit memberi dorongan untuk memperdalam ciuman mereka.

Perlahan Arka mulai sedikit bangun, tangan satunya mengaitkan jari-jarinya dengan jari-jari istrinya. Tanpa sadar mulai menindihinya tanpa melepaskan pagutan mereka.

Dea membuka mulutnya menerima lidah Arka untuk mengakses rongga dalam mulutnya, saling bertukar saliva, melumat dan desahan-desahan yang di keluarkan Dea disela ciumannya.

Arka lebih dulu menyudahi ciuman mereka. Sama-sama mengatur nafas mereka yang tidak beraturan, tangan Arka mengelap bibir bawah Dea yang masih tersisa sedikit salivanya disana.

Setelah nafas teratur. Arka tersenyum, begitupun juga Dea yang ikut tersenyum, kala Arka memberikan ciuman tepat di keningnya.

Mereka sama-sama diam, masih dengan posisi yang sama, Arka masih menindihi Dea, dengan tangan satunya menompang kepala Dea.

Arka tersenyum tipis, tangan satunya terulur mengusap pipi istrinya.

"Mungkin perkataan kamu bisa mengelabuhi aku, tapi satu yang harus kamu yakinkan, bahwa mata kamu tidak bisa berbohong sedikitpun padaku".

Dea diam, sedikit kerutan di keningnya, mata masih menatap Arka yang memberikan senyuman manisnya.

Arka bangun, mendudukkan badanya, begitupun Dea yang ditarik Arka pelan untuk duduk dipangkuannya. Dan tumbenan Dea nurut.

"Kamu memilih air mata itu jatuh tanpa diketahui orang yang kamu sayangi, kamu tidak ingin mereka tau kalau hatimu bisa merasakan sesak dan sedih..". Sambil mengelus pipi Dea

"Tapi tidak berlaku untuk hari ini hingga hari-hari berikutnya De.. aku suamimu, yang sekarang menjadi tempat untuk kamu pulang, untuk dirimu bersandar...". Masih setia mengelus pipi Dea

Dea dengar, matanya mulai berkaca-kaca dengan rapalan kata yang Arka keluarkan nada pelan dan terdengar sangat tulus.

"Kalau kamu capek.. pulang Dea. Kalau kamu lelah.. pulang Dea. Kalau kamu butuh hal apapun itu, pulang Dea.. jangan memendamnya sendiri, bawa pulang semua keluhanmu".

"Aku rumahmu sekarang Dea, rumahmu disini.. aku disini sayang... aku disini...".

Akhirnya Air mata lolos mengalir dari sudut mata Dea. Dan perlahan isakan kecil terdengar.

CAN I HAVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang