Dea berjalan keluar dari kantor ini, berhenti setelah beberapa dari kantor menunduk melihat ponselnya.
Brukkk!!
Seketika Dea mengalihkan pandangan ke Gerbang sana, setelah mendengar suara yang lumayan keras tadi.
Dea berjalan menghampiri, setelah didepan gerbang menoleh ke kanan.
"Oh kucing..". Gumamnya melihat Kucing putih meloncat dari dalam tong sampah
Dea berjalan membenarkan tong sampah ini sampai akhirnya.
Bugh!
Satu pukulan dari balok kayu, mengenai punggungnya.Membuat telapak tangan dan lututnya seketika menyentuh tanah, menoleh kesamping dan mendongak melihat siapa pelakunya.
Ada 1 pria yang berdiri tepat disampingnya, tangan memegang pistol, mengarahkan tepat diatas kepalanya.
"Siapa Anda?!". Tegasnya hendak berdiri
Bugh!
Pukulan kembali ia dapat mengenai bagian kepala belakangnya.Membuat kepalanya terasa pusing, sampai akhirnya ia kehilangan kesadaran dan tergeletak di lantai misteran ini. Dan ponselnya otomatis jatuh.
Pria yang membawa pistol memberi kode pada temannya yang memukul Dea tadi.
Pria itu mengangguk, bergerak mengangkat Dea seperti sekarung beras dipundaknya. Membawanya menuju mobil van hitam yang baru saja datang dan berhenti didepan mereka.
Diletakkan didalam mobil, kemudian pria ini ikut masuk kedalam. Pria satunya masuk dari pintu sebrang.
Tangan mengepal dibawah sana, setelah melihat video rekaman Cctv ini.
"Sialan!". Geram Arka
Ahyeon yang sudah melihat lebih dulu rekaman ini. Rasa khawatir sudah membiasi wajah cantiknya. Tau kalau kakaknya teryata diculik.
"Kakak harus cari Dea sekarang!". Ingin keluar dari ruang meeting ini
"Berhenti". Suara dingin Lim terdengar
Tidak hany Arka dan Ahyeon, ada Lim juga diruangan meeting ini. Ahyeon tadi langsung menghubungi Arka, memberi kabar soal Dea. Lim yang kebetulan sedang dikantor Arka, ikut dengan Arka ke kantor Ahyeon.
Pertama kali yang Arka dan Lim lihat saat datang adalah wajah Ahyeon yang sempat menangis. Namun segera Chloe sang sekertaris menenangkan.
Chloe keluar dari ruang meeting ini, karena diminta Ahyeon untuk menemani sang Kakak, Jennie. Diruangannya. Takut kalau Jennie butuh sesuatu.
"Ada apa kak?! Kalau Dea kenapa-napa bagaimana?!". Marah Arka
"Kakak tau Arka. Sekarang kalau kau ingin mencari. Mencari kemana? Auckland luas Arka". Tutur Lim dengan raut wajah tanpa ekspresi tapi tak bisa dipungkiri kalau ia juga khawatir
"Akhhhh!!!". Geram Arka mengusap wajahnya kasar
Lim segera mengotak-ngatik ponselnya, dan menelfon nomer seseorang.
"Cari lokasi mobil Van hitam, dengan plat nomor *****. Saya minta segera".
".....".
Tut!
Sambungan selesai.•
•
•
Brakkk!!
Pintu terbuka kasar."Astaga!". Kaget Jennie yang duduk di sofa
Melihat suaminya di ambang-ambang pintu dengan nafas tidak beraturan.