"Silahkan duduk, Ar". Ucap Seulgi sambil mengedepankan tangannya
"Terima kasih kak". Jawab Arka lalu duduk dikursi bersebrangan dengan Seulgi
Seulgi ngangguk. Mengambil Map yang ada diatas mejanya dan membukanya, berisi data kesehatan Dea.
"Bagaimana keadaan Dea kak? Apa ada hal yang serius?".
Seulgi beralih menatap Arka yang menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Sebelum kakak jelaskan, apa yang terjadi? Kenapa Dea bisa luka-luka seperti ini?".
"Dea...habis diculik kak".
"Apa?! Lalu bagaimana dengan pelakunya?! Apa sudah ketemu?!".
"Belum kak. Tapi orang suruhan kak Sean dan juga orang suruhan dari Paman Kim sudah bergerak untuk mencari pelakunya".
"Syukurlah. Setidaknya Dea bisa ditemukan lebih cepat".
"Iya kak".
"Emm.. untuk luka tembakannya masih bisa ditangani. Kakak juga sudah memberinya antibiotik untuk meredakan sakitnya. Tapi untuk beberapa hari kedepan, jangan terlalu banyak bergerak karena ada retakan dibagian lengan atasnya".
Arka mengangguk pelan, sedikit menghela nafas lega. Tak lupa dia juga harus mengingat apa yang dijelaskan Seulgi.
"Karena anak itu sedikit keras. Jadi kau harus banyak bersabar kalau seandainya dia mengoceh".
Arka terkekeh pelan, melihat Seulgi masih bisa bercanda disaat serius seperti ini.
"Kakak bercanda Ar.. kakak hanya ingin mencairkan suasana".
Arka mengangguk sembari tersenyum.
Seulgi membaca sebentar mapnya, lalu menaruhnya diatas mejanya kembali.
"Untuk Luka bakar dipunggung tangan kanannya cukup berat, luka itu juga mengalami Infeksi, karena terkena suhu yang dingin dan juga air keras. Dapat menyebabkan rasa nyeri berlebihan, berbeda dengan luka bakar lainnya. Jadi pastikan Dea tidak telat meminum obatnya nanti". Jelasnya sambil menulis di lembaran kecil
"Untuk saat ini yang lain masih baik-baik saja. Kakak akan melakukan pengecekan lebih lanjut saat Dea sudah sadar. Dan ini resep obat untuk Dea". Memberikan kertas lembaran kecil pada Arka
"Iya kak, Arka mengerti". Jawabnya dengan mengangguk dan mengambil kertasnya
Seulgi mengangguk pelan. Tangannya mengambil amplop berstempel rumah sakit, membuka dan membacanya.
"Apa Dea punya penyakit asam lambung?".
"Iya Kak. Untuk itu.. keadaanya sudah cukup parah. Kak Wendy sudah memberitahu kalau Dea harus operasi, tapi Dea nya masih belum mau sampai sekarang kak". Jelas Arka
"Kalau kondisi Dea sudah stabil, mau tidak mau Dea harus dioperasi. Dari hasil Lab ini, Lambung Dea sudah semakin parah, kalau dibiarkan takutnya bisa merembet kemana-mana, menimbulkan penyakit lain".
"Arka akan bilang soal ini pada Dea nanti. Apa sudah boleh dijenguk kak?".
"Bisa. Setelah dia dipindahkan ke kamar rawat. Oh iya.. kemungkinan Dea juga akan dirawat inap untuk beberapa hari kedepan, guna kakak untuk memantau kondisinya".
"Iya kak. Terima kasih kak". Lalu beranjak dan hendak keluar dari ruangan
"Ar..".
Arka tidak jadi membuka knop pintu, berbalik menatap Seulgi yang menatapnya sendu.
"Iya kak?".
Seulgi menghela nafas, melirik hasil Lab milik Dea, kembali menatap Arka.
•