Update-update malah selesai.. karena topiknya juga sudah selesai dan Author sebentar lagi akan sibuk, jadi mendingan ditamatin.
..Abaikan Typo Iya..
~Happy Reading~
Arka yang menundukkan kepalanya ikut menangis, tanpa ia lihat Dea diatas kasur sana tangannya sudah menggenggam tabung kecil berisi obatnya.
Arka baru meneggakkan pandangannya, mengalihkan pandangan diatas ranjang. Melihat pemandangan yang seketika membuatnya terkejut.
"Deaaa~~!!". Bergegas berdiri menghampiri istrinya yang meminum seluruh obat yang ada ditabungnya
"Keluarkan Dea! Keluarkann!!". Pintanya panik sambil memegang mulut Dea dengan jari jempol dan keempat jarinya
Seakan tuli justru Dea menelan obat seluruhnya tanpa menggunakan air.
"Noo!!! Dea keluarkan!!!". Semakin panik tangan satunya melingkar dibelakang kepala Dea
Uhukk!! Uhukk!!
Dea mulai terbatuk-batuk, tak lama keluar busa putih dari dalam mulutnya. Tak lama tubuhnya berkejang-kejang
"Dokterrr!!! Dokter~!!". Teriak panik Arka
"Noo!! Deaa!! Bertahan sayang!! Dokterrr!!".
Brakk!
Pintu terbuka kasar.Seulgi dan suster datang.
"Dea kenapa Ar?!".
"Baru saja Dea meminum seluruh obatnya Kak. Aku gatau itu obat yang mana".
Seulgi dan Suster langsung bertindak memberi pertolongan. Arka ditarik paksa oleh suster.
"Saya ingin menemani istri saya Sus!!".
"Tidak bisa Mr. Anda bisa menganggu konsentrasi Dokter". Jawab Suster kembali masuk kedalam
"Jangan tinggalkan aku Dea~~!! Ku mohon~~!!". Kembali merintikkan air mata tangan terkepal berdoa
Seulgi dan suster masih berusaha untuk menaikkan denyut nadi Dea yang terus menurun menggunakan alat defibilator.
"Denyutnya 30% Dok!".
"Tambahkan tegangannya!".
Suster bergerak menambahkan tegangannya. Setelah selesai, Seulgi kembali menempelkan kedua alat itu pada Dada Dea.
"Aku mohon Dea bertahan". Batin Seulgi tangan masih berusaha menyelamatkan Dea
"Dok~". Lirih Suster sambil menggelengkan kepalanya
Seulgi mengalihkan pandangannya, memijit pangkal hidungnya, sambil merintikkan air matanya.
"Lepaskan alat medis yang masih ada ditubuh adik saya".
Kedua Suster mengangguk. Seulgi berjalan keluar ruangan, menghampiri Arka.
"Bagaimana kak?! Dea selamat kan?! Dea baik baik saja kan?!". Dengan mata berkaca-kaca
Seulgi tidak menjawab, namun bergerak memeluk Arka.
"Maafkan Kakak Ar~ tapi Dea tidak bisa diselamatkan".
Deg
Arka seketika terdiam, nafasnya terhenti sesaat sebelum mulai memburu. Melepaskan pelukannya.
"Kakak bohong!! Dea pasti selamat! KAKAK BOHONG!!". Masuk kedalam ruangan