Paguyuban

888 77 6
                                    

-- Wilujeng Maos Kalih Khidmat Sedaya --


.

.

.



Riuh ribuan suara manusia beradu satu sama lain di dalam ruangan yang terbilang sangat jembar. Gemuruh bising tak berirama itu dihasilkan dari sekumpulan makhluk sosial yang tengah bersosialisasi.

Suasana seperti ini terbilang sangat wajar di hari pertama pengenalan mahasiswa baru kan?

Iya, "mereka" alias calon maba sedang asik merangkai kata yang terbilang basa basi ini agar bisa mendapatkan sesosok 'teman' untuk dua hari kedepan.

Perbincangan mereka tampak begitu asik. Namun, tiba saatnya suara yang lebih lantang menginterupsi.

"HALLOOO!!"

Suara seorang gadis yang mendominasi audiens akibat bantuan dari microphone nya.

Para calon maba menghentikan aktivitas, lantas memberikan seluruh atensinya kepada MC tersebut.

"Gaess...!! Kakak mau nanya sama kalian nih!"

"Kalian pasti seneng kalo ospeknya cepet selesai kan?"

"YA SENENG BANGET LAH!!" Serentak audiensi

"Nah, berhubung waktu istirahat kalian tinggal sedikit. Kita langsung penyampaian materi aja yaa. Boleh kan????" Tawar sang mc dengan nada merayu mendayu

"EMOOHH....!!!"

"Ngga mauuu, istirahat ya istirahat!"

"Janganlah kak, masih mau makan ini"

"ISTIRAHATNYA MASIH ADA 10 MENIT WOYY"

Tutur para maba tidak sependapat, bagaikan mosi tidak setuju.

"Pada masih pengen istirahat gitu emangnya udah dapet temen?????"
Kata si pembawa acara mencoba bergurau dengan bakal adik tingkatnya.

"DIHH, YA UDAH DONGG" Sungut tak terima salah satu maba

"Wkwk, just kidding abangkuh,"

"Peace-"

Ketika MC ingin melanjutkan pembicaraan, salah satu maba barisan paling depan mengangkat tangannya.

"Ya, silahkan adik"

"LANJUTT AJA GPP KAK, BIAR CEPET"

"Waduh, ada yang set-"
Belum rampung menyelesaikan ucapannya, lagi dan lagi dipotong suara lain.

"YANG BILANG LANJUT GUE TANDAIN SUARA LO!" Potong maba yang parasnya mirip seperti Yujin IVE.

"Hahaha, oke... oke... calm guys," Ujar pembawa acara sembari menggerakkan tangannya bak menenangkan.

"Kalian lucu-lucu deh. Aku tadi liat ada yang makan arem-arem terus pas teriak nasinya muncrat semua."

Pernyataan jenaka tersebut berhasil mengundang gelak tawa bercampur celotehan dan sang mc pun tertawa retoris menyeimbangi.

Sosok yang dimaksud hanya bisa nyengir, namun di dalam hatinya merutuki ke-tololannya tersebut.

"Yaudah, kalo kayak gitu lanjutin istirahat kalian dulu. 10 menit lagi kita kembali ke laptop ya!"

"SIAPPP!!"


______


Setelah 6 jam mengikuti orientasi mahasiswa baru. Member ATT gengs memutuskan untuk ngopi bareng di sebuah coffee shop sembari bermain uno.

Untuk melepas penat katanya (?)

Bentar-bentar... ATT gengs? Siapa sih?

ATT gengs itu kepanjangan dari "Awet Tekan Tua" artinya 'awet sampe tua'. Anggotanya Waksha, Rayna, Yova sama Nindya. Circle ini terbentuk saat mereka berdua duduk di bangku SMA.

Cekidot

"Sumpah lo tadi malu-maluin bgt, Ray." celetuk Nindya sambil memasukkan sepotong croissant rasa cokelat ke dalam mulut.

Waksha yang mendengarnya pun mengangguk setuju, lalu berkata,"Kalo makan kui ditelen sek, ojo langsung bengok-bengok! Ndek mau arem-aremmu muncrat kabeh. Ngisin-ngisini!"

Translate : Kalo makan itu ditelen dulu, jangan langsung teriak-teriak! Tadi arem-aremmu muncrat semua. Malu-maluin!

"Aku yo ndak tau nek bakalan muncrat. Lagian mbak kating e tadi yo ngawur. Baru istirahat sebentar masa langsung penyampaian materi. Yo ora trimo aku!" Sungut Rayna sedikit menggebu-gebu.
Dengan mulut masih mengunyah, ia mengeluarkan kartu uno berwarna merah berangka 9.

Pemakaian aku-kamu bagi orang Jawa seperti Waksha, Rayna dan Yova merupakan hal yang wajar. Tapi tidak dengan Nindya, walaupun sama-sama berasal dari Jawa, namun dirinya tidak terbiasa.

"Kalem abangkuh. Itu lho roti mu mau muncrat lagi."

Mendengar perkataan dari Waksha membuat Yova cepat-cepat menjauhkan tubuhnya dari Rayna, "Kalo sampe kena bajuku lagi. Tak antemi koe!" Katanya sembari menodongkan sedotannya kearah Rayna layaknya sebuah pisau tajam.

Tak antemi = dipukuli

Waksha berdecak sebal, ternyata ia tidak memiliki kartu berwarna merah maupun kartu bernilai 9.

Namun, keadaan mendadak hening. Nindya mendengus pelan. Rupanya yang ditunggu-tunggu tidak sadar. Si tersangka malah menyesap latte art nya dengan damai.

"Yov, giliranmu itu lho!" Saking geramnya, Nindya menyenggol lengan Yova agak keras.

"Opo seh Nin??!?" Yova mengernyit heran, kemudian menunjuk Waksha dengan dagunya "Kui lho, aku nunggu si
Aksha main"

"Aksha ngga punya kartu merah. Jadi giliran lu lol!"

"Lah ... Kok gak omong to" ujar Yova nyengir, sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Tolol."

Itu waksha yang bilang.

"Babi."

Kalo ini Rayna.

"Ngent-"

"Udah ah, sesama jawir itu harus rukun. Biar ngga ribut mulu, nih gue kasih kesukaan lu semua,"

Gadis yang asalnya dari kota metropolitan itu mengeluarkan 3 kartu uno yang seluruhnya bernilai 4+. Nindya ini emang suka membuat teman-teman kalemnya naik pitam, ya.

Ketiga sohibnya membelalak tak percaya, "ANJIR NIN!!" Ucap mereka kompak.

Nindya tertawa hebat melihat raut muka dari ketiga sahabatnya tersebut, lantas berseru keras...

"NINDYA ...! UNO END GAME!!"

KatresnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang