1

1.2K 67 5
                                    

Perhatian!


Untuk yang membaca buku ini dari Perfume direkomendasikan untuk membaca 4 Memory juga agar tidak garuk-garuk kepala karena kebingungan. Begitu pula sebaliknya. Untuk yang belum baca dua-duanya, Ki sarankan buat baca dulu. Soalnya bakal bingung banget kalau langsung baca buku ini.

Yang udah baca dua-duanya, enjoy the book.

Tysm <3









Sunghoon menatap datar potongan mayat di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sunghoon menatap datar potongan mayat di bawahnya. Orang tuanya dibunuh di depan matanya sendiri. Ia mendengar bagaimana orang tuanya menjerit meminta ampun berharap akan dimaafkan. Namun, tidak semudah mengkhianati. Menghukum dengan nyawa akan lebih menarik bagi orang itu.

Wajahnya menyeringai, senang mendapat mangsa sekaligus bonus yang masih hidup di hadapannya.

"Kau akan terus menatap mayat itu atau pergi bersama saya?"

Pembunuh itu mengambil jas yang tergeletak begitu saja di lantai lalu memakainya, menutupi sedikit noda darah yang ada di kemeja.

Sunghoon berjalan mendekat tanpa ekspresi, bahkan ia tidak bisa merasakan apa yang seharusnya dirasakan manusia. Seperti sedih, marah, senang, kecuali rasa sakit. Walaupun ia masih kesulitan untuk mengekspresikannya.

"Tidak sia-sia turun tangan sendiri untuk membunuh tikus perusahaan."

Sunghoon menatap mata hazel yang terlihat sedang bahagia, mungkin. Sunghoon hanya bisa menebak-nebak.

"Kau milik saya sekarang, kau harus menjadi penurut agar bisa hidup tenang."

Sesampainya Sunghoon bersama pria tadi di sebuah mansion, ia disambut oleh beberapa pelayan dan juga bodyguard di depan.

"Aisha, kau urus pria ini agar lebih bersih. Beri dia segala kebutuhannya, setelah selesai bawa ke ruangan saya. Saya mau mandi."

"Baik, Tuan Heeseung," kepala pelayan tadi menunduk seraya tersenyum pada Sunghoon.

Aisha, walaupun umurnya masih muda, tapi ia orang yang cekatan dan tepat waktu. Kejujuran ia junjung tinggi khusus untuk Tuan Heeseung karena dia telah menyelamatkannya dari kesengsaraan.

"Mari."

Suara Aisha menarik perhatian Sunghoon. Sunghoon mengikuti ke mana Aisha akan membawanya.

Tidak terpikirkan olehnya kalau Aisha akan memakaikan parfum, handbody dan segala jenis skincare. Sunghoon tidak protes, ia hanya memilih apa yang mau ia pakai. Banyak pilihan yang Aisha berikan, Sunghoon hanya bisa memilih parfum dan handbody.

"Siapa namamu?"

Sunghoon melirik sekilas Aisha yang telaten menyisir rambutnya.

"Sunghoon."

Fated-Cursed ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang