special chapter 2

204 14 5
                                    

Sunghoon mengajari Jungwon dengan sabar. Ia selalu memuji saat Jungwon melakukannya dengan benar. Adiknya memang pintar. Saat melakukan kesalahan, Sunghoon akan menjelaskan lagi sampai Jungwon paham.

Sudah siang, tapi mereka belum juga makan, menu masakan kali ini untuk makan siang mereka. Tidak terlalu banyak. Sunghoon dan Jungwon memasak dengan baik.

Kini, mereka sedang menghabiskan waktu di ruang tamu.

"Kak Hoonie tinggal di mana?"

"Di apartemen yang disewakan Jay. Oh, aku baru ingat."

Sunghoon mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya. Lalu, ia memberikan itu pada Jungwon.

"Handphone-mu. Kamu bisa menghubungiku, nanti."

Jungwon mengambilnya. Ngomong-ngomong soal handphone, ia jadi ingat dengan kuliahnya. Sudah berapa hari ia absen? Pasti tugasnya sudah menumpuk. Jungwon memegang kepalanya sakit.

"Kamu kenapa?" Raut wajah Sunghoon terlihat khawatir.

"Tugas kuliahku," Jungwon memejamkan matanya.

"Kamu benar-benar anak yang ambisius. Selalu memusingkan soal pendidikan. Padahal, baru saja ke luar dari rumah sakit."

"Kebiasaanku masih terbawa."

"Jay sudah menyiapkannya untukmu, kamu tidak akan merasa kesulitan."

"Yang benar?"

Sunghoon mengangguk, "Daniel memberitahuku bagaimana kehidupan dan kebiasaanmu dulu. Biarkan aku ikut andil dalam proses kebahagiaanmu, Jungwon-ah."

"Terima kasih, Kak," Jungwon tersenyum dengan tulus. Merasa bahagia bebannya sedikit berkurang. Sebelumnya, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Apa-apa pasti harus dilakukan sendiri.

Sunghoon ikut tersenyum. Ia melihat ke arah jarum jam menunjukkan pukul lima sore. Tidak terasa waktu yang mereka habiskan berjam-jam sampai sore tiba.

"Sudah sore. Kak Hoonie sebaiknya pulang."

Sunghoon melirik ke arah Jungwon, "tidak apa. Aku akan menemanimu sampai Heeseung pulang."

Jungwon menggeleng, "Kak Hoonie harus istirahat, pasti lelah menemaniku sampai sore. Aku juga akan beristirahat."

Sunghoon pasrah. Ia menghubungi Jay untuk menjemputnya sekarang. Jay yang kebetulan akan pulang dengan cepat, bergegas menuju rumah Heeseung.

Sambil menunggu, Jungwon mengajak Sunghoon mengobrol di teras sambil duduk di kursi yang tersedia, "Kak Hoonie kapan menikah dengan Kak Jay?"

Sunghoon tergagap menjawab pertanyaan Jungwon, "a-ah, i-itu ...."

Jungwon menoleh ke arah Sunghoon dengan tatapan seolah bertanya-tanya.

"Belum ada rencana?"

Sunghoon menggeleng, "aku memang semakin dekat dengannya, tapi dia belum membicarakan hal itu padaku."

"Kak Hoonie tidak mau membahasnya duluan?"

Sunghoon menggeleng lagi, "aku merasa tidak enak jika membahasnya duluan. Terkesan seperti aku tidak menginginkan Jay, melainkan hartanya. Aku sadar status sosialku, aku tidak punya apa-apa dan bukan orang terpandang. Apalagi, ayahnya Jay senang menyibukkan Jay untuk mengurusi semua perusahaannya."

"Aku sangat ingin melihatmu menikah dengan orang yang kamu cintai, Kak Hoonie."

Entah Sunghoon yang sedang terbawa perasaan atau apa, ia meneteskan air matanya. Rasanya sangat sesak, ia tidak tahu apa yang terjadi. Kali ini, Jungwon yang menghapus air mata Sunghoon.

Fated-Cursed ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang