20

298 23 3
                                    

Jungwon terbangun di rumah sakit. Tubuhnya lemas tak mampu digerakkan. Ia tengah berbaring lemah dengan beberapa selang yang mengait di tubuhnya. Matanya melirik ke arah samping kanan, ia melihat seseorang tengah tertidur dengan tangan yang dilipat.

Jungwon menggerakkan jarinya yang digenggam oleh orang itu. Merasa terusik, dia terbangun dari tidurnya.

"Sayang?" Orang itu menatap terkejut pada Jungwon yang baru saja tersadar dari koma panjang.

Yang ditatap mengernyit heran.

"Akhirnya, kamu sadar juga," raut wajahnya terlihat bahagia, walaupun lingkar mata tidak bisa berbohong. Sepertinya, dia tidak mendapatkan istirahat yang cukup.

Orang itu memencet tombol untuk memanggil tim medis. Jungwon mencoba memegang perutnya yang ditembak dengan tangan kiri, tapi luka itu tidak ada. Ia menangis.

Dengan khawatir, orang itu mengeluarkan suara, "sayang, kenapa? Ada yang sakit?"

Tim medis masuk dan memeriksa keadaan Jungwon. Kondisi tubuhnya membaik. Dokter bilang pada orang itu, kalau masa koma panjangnya berpengaruh pada ingatan Jungwon. Kemungkinan, ia tidak ingat apa yang terjadi sebelum koma.

"A-air."

Orang itu mengambil air yang tersedia di atas nakas. Lalu, membantu Jungwon untuk minum.

"Aku kenapa?" Jungwon bertanya setelah ia selesai menenggak minumnya.

Orang itu berdehem, menatap Jungwon ragu, "kamu jatuh dari atas gedung."

Jungwon membelalakkan matanya, jatuh? Bukan seharusnya ia sudah mati kalau terjatuh dari atas gedung?

"Kenapa?"

Orang itu menggeleng, "dari rekaman CCTV, kamu jalan sendirian ke atas. Kamu berjalan sampai tak menginjak lantai. Orang-orang bilang kamu melakukan percobaan bunuh diri.

"Tapi, ada yang sadar percobaan bunuh diri kamu. Dia segera minta pertolongan dan kamu masih bisa diselamatkan."

"Siapa?"

"Aku gak kenal, tapi aku bakal berterima kasih banyak sama dia kalau ketemu lagi. Soalnya, dia udah nyelametin separuh hidupku."

Jungwon benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Termasuk hubungan apa yang terjalin dengan orang di hadapannya saat ini.

"Kalau ada yang ngeganggu pikiran kamu, cerita ke aku. Kamu punya aku, sudah tugasku sebagai pasangan hidupmu. Kita bagi dua, jangan dipendam sendiri."

"Pasangan hidup?"

"Kamu lupa? Kita pacaran sembilan tahun, lho. Terus, kita udah nikah," dia menunjukkan jari manisnya yang terdapat cincin cantik bertuliskan nama Jungwon.

"Sembilan tahun?"

"Kamu beneran lupa?" Raut wajahnya terlihat sedih.

Jungwon berpikir kembali. Selama hidupnya ia tidak pernah berpacaran selama itu. Oh, ia baru mengingat sesuatu. Apa ini tandanya ia sudah kembali? Dan, semuanya berubah? Termasuk takdirnya?

Jungwon tidak ingin membuat orang di hadapannya sedih. Tapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sudah berapa lama kita menikah?"

Orang itu menatap mata Jungwon, "lima tahun."

Jungwon menutup mulutnya karena terkejut. Membuat selang infusnya ikut tertarik. Orang itu panik, menarik tangan Jungwon kembali agar infusnya tidak tertarik.

"Kamu beneran lupa ternyata," ucapnya diakhiri senyum miris.

Di masa pemulihan. Jungwon kembali ke rumah bersama pasangan hidupnya, tentu saja.

Fated-Cursed ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang