13. Maliah

28 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sepeninggalan Juan, Lana kembali berenang ke dalamnya lautan. Ia sudah siap untuk mengambil sebuah keputusan yang akan ia terima, apapun resikonya.

Lana terdiam sesaat. Ia memejamkan matanya, mengingat kata-kata yang dilontarkan oleh wanita misterius kala itu.

Datanglah...

Aku sudah memiliki jawaban...

Lana berkata di dalam hati. Entah, ia pun sebetulnya tak tahu bagaimana cara memanggil wanita itu. Yang pasti, Lana hanya menuruti apa kata hatinya saja.

Lana membuka matanya perlahan. Hening.

Gadis itu memperhatikan sekitar, kepalanya tak bisa diam mencari ikan-ikan yang sebelumnya masih terlihat ramai melewati Lana kesana-kemari. Namun sekarang, ikan-ikan itu seakan menghilang entah ke mana. Meninggalkan Lana sendiri.

Ditengah kebingungannya, tiba-tiba instingnya seolah menyadari sesuatu. Ia menoleh, dia di sini...

Lana terdiam menatap wanita itu yang kini sudah berada dihadapannya. Menatapnya sembari tersenyum. Senyuman yang tak berubah barang sedikitpun.

"Apa kau sudah mengambil keputusan?" tanyanya lugas.

Lana mengangguk. "Tapi sebelum itu, aku memiliki sebuah pertanyaan,"

"Apa itu?"

"Menurutku, pilihan yang kau tawarkan tidak adil untukku,"

Wanita itu seakan mengerti maksud ucapan Lana. Ia hanya tersenyum.

"Kau bilang, jika aku tak menerima takdirku saat ini, aku akan mati mengenaskan, tenggelam di dalamnya lautan. Lalu, jika aku memilih untuk menerima keadaanku saat ini, aku akan hidup tapi di masa depan nanti aku akan tertusuk oleh seseorang,"

Lana menarik napas, "Rasanya ke dua pilihan yang kau berikan padaku itu tak ada bedanya. Sama-sama menyakitkan." pungkasnya.

"Kau akan tahu seperti apa akhirnya. Aku hanya memperlihatkan sedikit padamu. Itulah yang menjadi tugasmu, kau harus mencari jawabannya sendiri. Seperti apa akhir dari pilihanmu nanti. Dan kau akan tahu dimana letak perbedaannya,"

Lana membuang napas. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tatapannya kosong, seakan penuh dengan ketakutan, kebingungan, dan tak memiliki sebuah harapan.

"Lantas, apa pilihanmu?"

Lana kembali mengangkat kepalanya. Menatap kedua mata wanita dihadapannya itu. Lana menarik napas dalam-dalam. Kembali ia yakinkan dirinya sendiri, bahwa keputusan yang akan ia ambil adalah yang terbaik.

"Aku memilih pilihan pertama. Seperti yang kau katakan tempo lalu. A-aku ingin tahu, siapa yang sudah melukaiku," pungkasnya setelah beberapa detik mencoba melegakan sesak di dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NERIDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang