Keesokan harinya Juan memutuskan untuk bergegas ke laut. Setelah berbincang dengan ibu—bahwa ternyata keluarga Berg memperlakukannya dengan lebih baik dibanding dengan keluarga Augustijn. Entah, apa ibu jujur atau berbohong. Namun yang Juan rasakan, ibu berkata jujur padanya. Terlihat dari raut wajahnya yang senang sekali menceritakan bahwa di rumah Tuan Berg ia diperlakukan dengan baik. Ditambah ada Nandar yang menjadi teman ngobrolnya.
Syukurlah, batin Juan. Ia bisa lebih memperlakukan Maria dan Marie lebih baik lagi karena keluarganya sudah baik pada Darmastuti. Terlepas akan dirinya yang kurang suka pada kedua gadis kembar itu. Tapi ia harus belajar untuk bersikap lebih baik kedepannya.
Hari masih belum terik, sinar matahari terasa hangat menyentuh kulit. Memang, beberapa jam yang lalu matahari baru menampakkan diri, kini, ia masih berusaha naik dan menjadikan hari ini semakin terang oleh sinarnya.
Juan berjalan santai, udara pagi memang yang terbaik. Udara itu terasa sangat sejuk saat memasuki lubang hidung lalu masuk ke dalam paru-parunya.
Juan mengulas senyum singkat. Ia tidak sabar untuk bertemu Lana.
Beberapa menit berlalu tanpa terasa, laki-laki itu semakin mempercepat langkahnya untuk sampai di bibir pantai.
Namun saat kaki itu terhenti, beberapa kapal nelayan terlihat mendekati dermaga. "Pasti mereka baru pulang melaut." Juan bermonolog.
Matanya menerawang, mencari lokasi yang cukup aman untuk memanggil Lana. Sampai kedua mata itu tertuju pada batu karang besar yang biasa menjadi tempat persembunyian Lana. Juan pun bergegas melangkah, dengan mata yang tak henti memperhatikan sekitar.
Dirasa cukup aman, Juan menyentuh air laut. Hatinya menyebut satu nama, Lana... Aku di sini.
Beberapa menit kemudian, samar-samar bayangan ekor berwarna putih yang bergradasi dengan warna pink muda itu terlihat mendekat ke arahnya.
Juan seketika tersenyum. Itu pasti Lana, batinnya. Dan tak menunggu lama lagi, kepala Lana menyembul, memandangnya dengan datar. "Ada apa?" ujarnya lugas.
Senyuman Juan seketika pudar. Ia mendelik samar, Apa-apaan ini? Ini yang disebut sambutan ramah?— Juan sedikit mengerucutkan bibirnya.
"Ekspresi apa itu?"
"Ini sambutan untukku?" gerutunya.
Lana menghela napas, "Kamu ingin aku sambut? Sambutan seperti apa yang kamu inginkan? Sebuah atraksi lumba-lumba? Atau aku yang membuat atraksi dihadapanmu?" cercah Lana sedikit kesal.
Juan berlagak tengah berpikir, yang sedetik kemudian ia menjentikkan jari sembari mengerling, "Ide bagus! Ayo atraksi sekarang,"
"Kamu benar-benar ingin lihat aku atraksi?!" sembur Lana tak habis pikir.
"E-eh? Bukannya kamu serius mengatakan hal itu?" Juan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Lana membuang napas kasar, matanya mendelik ke arah Juan. "Sudah, aku kembali saja ke lautan!" Lana siap berbalik, menenggelamkan dirinya kembali. Sampai suara Juan menghentikkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERIDA
Fantasy[Hasil mikir sendiri🦀] "𝑨𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒌𝒆𝒋𝒂𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊. 𝑴𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊. 𝑺𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒍 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒂...