Part 11

441 54 46
                                    

Singto menatap rumah sederhana krist, apa dia yakin bisa tinggal di rumah kecil milik krist.

Krist dan singto turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam rumah.

"Maafkan aku, semua salah ku" ucap krist yang akhirnya mengeluarkan suaranya.

Andai hari itu krist langsung pergi dari kamar singto, mungkin tak akan ada hasil sekarang, krist merasa sangat bodoh, hanya karna satu kali merasakan nikmat, dia harus mengorbankan masa mudanya dengan menikah muda, apa lagi dengan pria yang sering membullynya.

"Apa kamu sudah makan malam?" Tanya krist.

"Belum" ucap singto.

"Mau makan?" Ucap krist.

"Tidak, aku tak nafsu makan" ucap singto.

"Aku akan memasak apapun yang kamu minta agar kamu mau makan" ucap krist.

"Aku benar-benar tak nafsu makan, krist!" Ucap singto marah.

Baiklah, ini bahkan baru beberapa menit singto ikut dengannya namun singto sudah marah, krist sangat tahu dengan sifat singto yang memang suka marah, apa dia siap di marahi oleh singto setiap hari?

"Baiklah, ayo beristirahat" ucap krist.

Krist berjalan ke kamarnya dengan diikuti oleh singto dari belakang, ini kali pertama singto melihat kamar krist dan dia sangat terkejut saat melihat ukuran kamar yang begitu kecil bahkan lebih besar kamar mandi yang ada di kamarnya di banding kamar krist.

Krist berjalan ke kamarnya dengan diikuti oleh singto dari belakang, ini kali pertama singto melihat kamar krist dan dia sangat terkejut saat melihat ukuran kamar yang begitu kecil bahkan lebih besar kamar mandi yang ada di kamarnya di banding kam...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Air mata menetes membasahi pipi singto, rasanya benar-benar pengap saat melihat itu.

"Kenapa kamu menangis?" Tanya krist.

"Ini kandang ayam atau kamar, krist!! Dimana aku akan tidur!!" Ucap singto marah dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"Disini bersama ku, bukankah kita akan menikah?" Ucap krist.

"Tapi ini sangat sempit!" Ucap singto.

"Tidak, ini cukup untuk kita berdua" ucap krist sembari duduk di ranjang.

Krist menarik tangan singto agar duduk di sampingnya.

Singto masih menangis meratapi nasibnya, bagaimana dia bisa tinggal di rumah kecil dan tidur di kamar yang begitu sempit!?

"Jangan menangis lagi" ucap krist sembari menghapus air mata singto.

"Hikkss... Hikss... Aku tak mau hidup miskin! Awas jika kamu tak bisa memberiku makan!" Ucap singto dengan wajah merahnya.

"Aku tak mungkin membiarkan kamu kelaparan 'kan? Apa lagi ada anak ku di perut mu" ucap krist.

Krist membawa singto masuk ke dalam pelukannya sehingga membuat singto menyandarkan kepalanya di pundak krist, krist mengusap lembut rambut singto. Meskipun singto menyebalkan dan selalu membullynya namun krist memang tak pernah benci sedikitpun pada singto.

You're Mine✓Where stories live. Discover now