Sudah satu minggu singto mendiamkan Krist, dia masih sangat kecewa pada krist, setiap hari jika Krist bekerja singto selalu menangis di kamar, rasanya benar-benar sakit saat tak di akui oleh Krist.
Krist bekerja dengan pikiran kosong, dia banyak diam selama seminggu ini, bahkan Krist tidur di kamar lain karna singto tak mau tidur bersama krist dan krist tak memaksa itu, dia tahu singto sedang marah dan kecewa padanya jadi krist tak ingin mengganggu singto untuk sementara waktu.
Krist masih mengerjakan kegiatannya setiap hari, sebelum mandi untuk berangkat bekerja krist selalu mencuci pakaian mereka, dia memasak, dan setiap jam istirahat krist selalu pulang membawakan singto makan siang meskipun saat dia pulang singto tak pernah mau bertemu dengannya.
Ya, percaya atau tidak selama satu minggu ini krist tak pernah bertemu singto meskipun mereka tinggal di rumah yang sama, singto selalu mengurung dirinya di kamar jika krist ada di rumah. Meskipun Krist mempunyai kunci cadangan kamar mereka namun ia tak mau membuka pintu kamar menggunakan kunci cadangan, krist sangat menghormati kemauan singto sekarang.
Setiap hari krist selalu mengetuk pintu kamar, berharap singto mau membukakannya pintu namun itu tak membuahkan hasil.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jam 7 malam Krist pulang bekerja, dia membawa paperbag di tangannya sembari berjalan mencari keberadaan sang suami.
"Sayang..." Ucap krist sembari mengetuk pintu kamar.
Krist berulang kali mengetuk pintu namun itu tak membuahkan hasil.
"Singto..." Ucap krist.
"Aku merindukan mu, sudah dua minggu kita tak bertemu, apa kamu tak merindukan aku?" Ucap krist.
*Tok... Tok.. tokk.. Krist mengetuk pintu kamar namun tetap tak ada jawaban dari singto. Karna krist khawatir pada singto, sekarang krist membuka pintu kamar menggunakan kunci cadangan.
Di lihatnya singto sedang duduk bersandar di kepala ranjang, dia bahkan terlihat sangat baik-baik saja dan sedang bermain ponsel sekarang.
"Apa yang kamu lakukan disini!?" Tanya singto saat melihat krist berjalan mendekatinya.
"Aku membeli banyak coklat tadi" ucap krist sembari memperlihatkan paperbag yang di pegangnya.
"Pergi, krist! Aku tak mau bertemu kamu!" Ucap singto.
"Sing, bisakah kamu berhenti mengabaikan ku seperti ini, rasanya benar-benar sakit selama seminggu ini" ucap krist.
"Aku membenci mu!!!" Ucap singto.
"Aku tahu itu. Aku Mohon, sing. Tolong mengerti, aku tak suka seperti ini, bisakah kita bicara sebentar?" Ucap krist.
"Tidak!" Ucap singto.
"Hati ku benar-benar sakit di abaikan olehmu" lirih krist.
Singto beranjak dari duduknya dan memilih untuk pergi dari sana, krist menahan tangan singto dan memeluk tubuh singto dengan sangat erat.
"Tolong, sing. Berhenti mengabaikan ku" ucap krist.
"Kamu selalu meminta ingin di mengerti padahal kamu sendiri tak mengerti aku!" Ucap singto.
"Aku berjanji akan mengatakan kamu suami ku setelah kamu melahirkan nanti, sekarang aku masih sangat membutuhkan pekerjaan itu" ucap krist.
"Aku membenci mu!" Lirih singto sembari mendorong tubuh krist, lalu dia berjalan pergi dari kamar.
Krist berusaha mengejar singto, saat singto menyadari krist mengejar dirinya, singto berlari sehingga membuat dia tersandung kakinya sendiri, krist yang melihat singto hampir terjatuh langsung menangkap tubuh singto.
"Hati-hati" ucap Krist.
"L-lepaskan aku!" Ucap singto sembari berusaha melepaskan diri dari krist.
"Tidak, aku merindukan mu, aku rindu memeluk mu seperti ini" ucap krist sembari mengeratkan pelukannya di tubuh singto.
Singto masih berusaha melepaskan diri dari krist sehingga membuat krist Langsung menggendong singto ala bridal style dan membawa singto ke kamar mereka.
"Lepaskan aku, krist!!" Ucap singto yang masih berusaha berontak dari krist.
Singto memukul dada krist agar krist melepas tubuhnya namun krist tak menghiraukan itu. Krist merebahkan singto perlahan di atas kasur, lalu mengukung tubuhnya disana sehingga membuat singto tak bisa bergerak kemana-mana.
"Beranjak dari atas tubuh ku!!" Pinta singto.
"Tidak, sayang. Aku merindukan mu" ucap krist sembari mencium bibir Singto.
Singto semakin berontak saat Krist menghisap bibirnya, dia menggerakan kakinya berharap itu mengenai krist, apa dia akan di perkosa oleh suaminya sendiri sekarang!? Dimana harga diri singto. Bukankah dia masih marah!
"Nggh... Lepas!!" Teriak singto setelah dia berhasil melepas ciuman krist.
Singto memukul tubuh Krist dengan sangat kuat, tak peduli jika krist akan kesakitan.
"Tidak!" Ucap krist sembari memegang dua tangan singto agar berhenti memukulnya.
"Aku merindukan kamu" ucap krist.
"Cih, aku tak merindukan mu!" Ucap singto.
"Aku tak peduli kamu tak merindukan ku, aku merindukan mu" ucap krist.
"Pergi!!"
"Biarkan aku menyalurkan rasa rindu ku sejenak, sayang. Baby mungkin juga merindukan daddy sekarang" ucap krist.
"Pergi!!" Ucap singto.
"Sudah cukup satu minggu ini, sayang" ucap Krist.
"Pergi, krist! Aku membenci mu!!" Ucap singto.
"Aku akan melakukan apapun yang kamu mau agar kamu memaafkan ku" ucap krist.
"Aku hanya ingin di akui" lirih singto.
"Aku akan mengaku pada Yada jika aku sudah menikah!" Ucap Krist.
"Benarkah?" Ucap singto.
"Ya, jangan marah lagi" ucap krist sembari mengusap pipi singto.
"Awas kamu berbohong!!" Ucap singto.
"Tidak, aku benar-benar akan mengaku besok" ucap krist.
Singto mengalungkan tangannya di leher krist, dia menatap mata krist mencari kebohongan disana. Perlahan Krist mendekatkan wajahnya dan mencium bibir singto, keduanya saling melumat dengan penuh kelembutan menyalurkan rasa rindu masing-masing.
Singto mengalihkan ciumannya ke leher krist, dia menghisap leher krist dengan sangat kuat, sesekali memberikan gigitan kecil hingga meninggalkan bekas kemerahan di leher krist.
"Kamu milik ku" ucap singto.
"Sejak dulu hingga sekarang aku memang milik mu" ucap krist.
"Aku mencintai mu, krist" ucap singto.
Ini kali pertama singto mengatakan perasaannya pada Krist, kali pertama Kata cinta keluar dari bibirnya. Krist tersenyum senang mendengar itu.
"Aku bahkan sangat mencintai mu, sing" ucap krist.
Keduanya saling menatap dan tersenyum lalu menyatukan bibir mereka lagi, kali ini dengan sedikit nafsu yang membara, satu persatu pakaian mulai terlepas di tubuh mereka dan desahan indah mulai terdengar mengisi kekosongan kamar.
Tbc.
YOU ARE READING
You're Mine✓
FanfictionLayaknya orang kaya pada umumnya, singto mempunyai sifat yang sangat sombong, suka membully orang yang lemah, selalu menganggap sepele semua hal, tentunya dia mempunyai sifat yang begitu buruk! di kampus, dia memiliki circle pertemanan, tentunya mer...