Part 22

394 47 25
                                    

"Krist, kamu kenapa?" Ucap singto.

"Aku, kenapa?" Ucap krist.

"Kamu banyak diam akhir-akhir ini" lirih singto sedih.

"Aku hanya memikirkan bagaimana caranya mendapatkan pekerjaan, sudah hampir 1 bulan aku menganggur, aku hanya takut uang kita habis" lirih krist.

"Buktinya uang mu tak habis-habis" ucap singto sembari memeluk tubuh krist.

Kepala krist semakin pusing mendengar singto bicara, mungkin singto akan mengerti jika dia yang memegang keuangan dan dia juga yang harus mencari uangnya.

"Krist..." Ucap singto.

"Hmm?" Gumam krist.

"Jangan termenung seperti itu, aku tak suka melihatnya" ucap singto.

"Maafkan aku" ucap krist sembari memijat keningnya karna kepalanya benar-benar sedang pusing sekarang.

Kurang lebih satu bulan lagi singto akan melahirkan, darimana krist mendapatkan uang untuk itu sedangkan uang tabungannya mulai menipis sekarang.

"Krist" ucap singto.

"Hmm?" Gumam krist.

"Aku merindukan mama dan papa ku. Bagaimana jika kita mengunjungi mereka?" ucap singto sembari menatap wajah krist.

"Bagaimana jika nanti setelah kamu melahirkan baru kita mengunjungi orang tua mu? Sekarang perut mu sudah sangat besar, aku takut sesuatu hal terjadi di jalan" ucap krist sembari mengusap perut singto.

"Baiklah, apa papa dan mama masih marah padaku?" Gumam singto.

"Aku tak tahu" lirih krist.

"Apa mereka tidak merindukan ku?" Tanya singto.

"Entahlah, sing" gumam krist.

"Kenapa mereka sangat jahat padaku!" Ucap singto kesal.

Krist mengusap rambut singto, dia hanya diam tak menjawab, beban pikirannya bertambah sekarang, memikirkan orang tua singto yang belum menerima mereka hingga sekarang.

"Krist, bagaimana kabar tante mu?" Tanya singto karna krist hanya diam sejak tadi.

"Tante baik-baik saja, aku sering bertukar kabar dengannya" ucap krist.

"Apa tante tahu kamu seorang pengangguran sekarang?" Ucap singto.

"Tidak, aku tak mengatakan itu" ucap krist.

"Kenapa?" Tanya singto.

"Aku malu" jawab Krist singkat.

"Kenapa harus malu?" Ucap singto.

"Kamu tak akan mengerti sampai kamu merasakannya sendiri nanti" lirih krist.

"Seharusnya kamu mengatakan jika kamu butuh pekerjaan pada tante mu, krist. Mungkin tante bisa membantu mu?" Ucap singto sambil tersenyum.

"Tidak, sing. Aku tak akan menyusahkan siapapun, dan tak akan memberitahu siapapun tentang keadaan kita sekarang" ucap krist.

"Terserah, aku tak mau kelaparan!" Ucap singto kesal.

"Jangan khawatir, aku tak akan membiarkan kamu kelaparan" ucap krist sembari mengusap rambut singto.

"Sing" ucap krist lagi.

"Hmm?" Ucap singto.

"Hari ini aku ingin pergi lagi mencari pekerjaan" ucap krist.

"Kenapa kamu setiap hari pergi, dan hasilnya terap sama! Kamu tak akan mendapatkan pekerjaan, krist!!" Ucap singto.

"Setidaknya aku bisa menjadi buruh harian di pasar, membantu orang-orang mengangkat barang, lalu mereka memberiku uang" ucap krist.

"Kamu seperti itu setiap hari? Itu benar-benar memalukan, krist!!" Ucap singto marah sembari memukul tubuh Krist.

"Apa lagi yang bisa di kerjakan? Bukankah itu lebih baik dari pada menjadi pengemis?" Ucap krist.

"Jangan pergi!!!" Ucap singto.

"Kali ini aku ingin pergi ke jl Xx, sedikit jauh dari sini, aku belum pernah mencari pekerjaan disana" ucap krist.

"Berapa lama jaraknya?" Tanya singto.

"Sekitar 1 jam" Ucap krist.

"Aku ikut" ucap singto.

"Tidak, kamu akan kepanasan nanti" ucap krist.

"Setiap hari kamu selalu meninggalkan ku" lirih singto.

"Jika aku berdiam diri di rumah akan semakin sulit untuk aku mendapatkan pekerjaan" ucap krist.

"Ya, terserah" ucap singto sembari melepas pelukannya di tubuh krist.

Krist beranjak dari duduknya, ia mengecup kening singto singkat lalu beranjak pergi dari sana.








*****
Krist duduk di pinggir jalan sembari meremas rambutnya, sudah hampir 3 jam dia mencari pekerjaan namun tetap tak membuahkan hasil.

Sebuah mobil lewat, orang di dalam mobil mengeluarkan selebaran kertas dan kertasnya jatuh tepat di hadapan krist sehingga membuat krist memungut kertas tersebut.

"Lowongan pekerjaan" gumam krist.

Krist melihat alamatnya yang ternyata tak jauh dari posisinya sekarang, ia langsung beranjak dari duduknya dan naik ke motornya menjalankan motornya ke alamat tersebut.

Hanya membutuhkan waktu 10 menit krist tiba di sebuah bengkel besar, ia turun dari motor dan berjalan memasuki bengkel tersebut.

"Apa benar bengkel ini membutuhkan karyawan baru?" Tanya krist pada seorang montir yang tengah memperbaiki sebuah mobil.

"Ya, ayo ku antar menemui bos" ucap pria itu.

Krist tersenyum bahagia mendengarnya, meskipun dia tak mempunyai pengalaman apapun tentang mesin, namun ia akan mencoba.

"Apa sebelumnya kamu punya pengalaman bekerja di bengkel?" Tanya pemilik bengkel.

"Tidak" jawab krist jujur.

"Apa kamu bisa mengemudi motor dan mobil?"

"Ya, aku bisa"

"Oh, kamu di terima bekerja disini" ucap pemilik bengkel.

"B-benarkah.. t-tapi aku tak tahu apapun tentang mesin, apa tak masalah?" ucap krist.

"Ya, kamu bisa belajar nanti"

Setelah bicara mengenai gaji dan pekerjaan Krist langsung pamit pulang, mulai besok dia sudah bisa masuk bekerja.

Setelah krist pergi, pemilik bengkel mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Saya sudah menerima dia bekerja disini sesuai permintaan tuan" ucapnya.












Tbc.

You're Mine✓Where stories live. Discover now