Tak terasa hari yang di tunggu telah tiba, saat ini singto sedang berjuang di ruang operasi melakukan operasi Caesar untuk melahirkan bayi mereka. Krist dengan setia menemani krist, dia menggenggam tangan singto sembari mengucapkan banyak kata penenang, tak lama terdengar suara bayi menangis sehingga membuat krist langsung menatap dokter, air mata kebahagiaan tak dapat di bendung lagi, krist menangis bahagia melihat anaknya yang lahir dengan selamat.
"Kamu berhasil, sayang. Terima kasih" ucap krist sembari mencium kening singto.
Setelah berbagai macam proses kini singto di pindahkan ke ruang perawatan.
"Krist, ruangannya benar-benar bagus" ucap singto sembari menatap sekitar.
"Ini ruang VIP" ucap krist.
"Apa uang mu cukup membayar ruangan ini?" Tanya singto.
"Pihak rumah sakit mengatakan ada diskon untuk ruangan ini, jadi aku hanya membayar setengah harga" ucap krist sambil tersenyum senang.
"Oh, dimana bayi kita?" Tanya singto.
"Mungkin sebentar lagi suster akan membawanya ke sini" ucap krist.
Benar saja, tak lama pintu ruangan terbuka, suster masuk sembari mendorong box bayi, krist langsung menghampiri suster dan melihat anaknya.
"Ini susunya, tuan" ucap suster sembari memberikan botol susu kepada krist.
Suster memindahkan bayinya agar menelungkup di dada singto, lalu krist memberinya susu.
"Apa kamu sudah menyiapkan nama untuknya?" Tanya singto.
"Belum" lirih krist.
"Ayah seperti apa kamu, krist!" Ucap singto.
"Namanya jason" ucap Krist sambil tersenyum.
"Darimana kamu mendapatkan nama itu?" Tanya Singto.
"Tiba-tiba nama jason terlintas di pikiran ku" ucap krist.
"Hii, jason" bisik Singto sembari mencium kening anaknya.
Krist mencium kening Jason kemudian beralih mencium kening Singto.
"Ambilkan ponsel ku, papa dan mama harus tahu jika cucu mereka sudah lahir sekarang" ucap Singto.
"Sing... Jangan... Lain waktu kamu bisa memberitahu orang tua mu" ucap Krist.
Bukan tanpa alasan, Krist hanya takut jika orang tua singto masih belum menerima bayi mereka, lalu singto akan sedih, krist hanya tak mau singto sedih di hari pertama jason lahir.
"Huh, baiklah" ucap singto mengalah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Krist, anak mu menangis!! Aku masih ingin tidur!!" Ucap singto sembari menutup telinganya.Krist beranjak dari ranjang dan menggendong jason membawanya keluar dari kamar agar singto tak terganggu dengan suara tangisan jason. Krist membuatkan jason susu di dapur, Jason pasti kelaparan, apa lagi sekarang memang sudah jam 5 pagi, jason terbiasa bangun di jam segitu.
Sudah 3 bulan usia Jason, singto bahkan sangat jarang mengasuh Jason, Singto tetaplah Singto bahkan sekedar membuat susu untuk anaknya sendiri dia tak bisa melakukan itu.
Kini pekerjaan krist bertambah, selain bekerja di bengkel dan menjaga singto, dia juga harus menjaga Jason.
Waktu istirahat krist benar-benar sedikit semenjak mereka mempunyai anak, meskipun begitu krist tak pernah marah pada Singto.
Krist pernah mencoba mengajari singto agar bisa membuat susu untuk jason tapi singto sering menolak belajar.
Terdengar suara pintu rumah di ketuk sehingga membuat krist langsung membuka pintu rumah.
Krist terkejut saat melihat kedatangan orang tua singto, jason masih menangis di gendongan krist sehingga membuat mama singto langsung mengambil alih jason.
"Silakan masuk, tuan" ucap Krist.
"Dimana singto?" Tanya nyonya Anna.
"Masih tidur" ucap krist.
"Awalnya aku kasian pada singto karna harus menikah dengan mu, tapi setelah ku perhatikan lagi lebih kasian kamu yang harus menikah dengan singto" ucap tuan edward.
"Huh, aku kenapa?" Ucap krist bingung. Kenapa dia harus di kasihani karna menikah dengan Singto?
"Mama tahu anak mama seperti apa, Krist. Ayo ikut pulang ke mansion" ucap nyonya Anna.
Apa krist tak salah dengar? Nyonya Anna menyebut dirinya mama tadi?
"Sekarang kami merestui pernikahan kalian" ucap tuan Edward.
"Mama, papa!?" Ucap Singto saat melihat keberadaan orang tuanya di ruang tamu.
Singto langsung berlari menghampiri kedua orang tuanya dan memeluknya erat.
"Aku merindukan mama dan papa" ucap Singto.
"Sing, anak mu akan lemas nanti" ucap nyonya Anna.
"Terima kasih sudah menjaga Singto dengan baik. Papa memperhatikan kalian selama ini, terima kasih juga karna sudah sabar akan tingkah tak biasa dari Singto" ucap tuan Edward.
"Itu kewajiban ku sebagai suami singto, aku tak pernah menganggap singto beban, tuan" ucap Krist.
"Panggil papa mulai sekarang" pinta tuan Edward.
"Huh, ya, pa. Aku... aku tak pernah menganggap singto beban untuk ku, aku bahagia singto menemani hari-hari ku selama ini, dan memberiku bayi yang lucu" ucap krist.
"Apa kamu mau pulang, sayang?" Ucap nyonya Anna pada singto.
"Aku mau, ma!? Aku lelah hidup miskin" ucap singto.
"Sing..." Ucap krist, bagaimana bisa singto dengan terang-terangan mengatakan itu.
"Ya, ayo pulang. Mama akan mencarikan baby sitter terbaik untuk menjaga cucu mama" ucap nyonya Anna.
"T-tapi, ma. Aku tak ingin pulang ke mansion, bukankah aku dan singto sudah menikah? Biarkan kami hidup bertiga, Singto dan Jason tanggung jawab ku" ucap krist.
"Aku tak mau menjaga Jason sendiri, Krist! Bukankah kita memang butuh pengasuh untuk Jason" ucap singto.
"Kapan kamu menjaga Jason sendiri, sing? Bukankah selalu aku yang menjaganya, kamu hanya menjaga jason di saat aku bekerja, itu juga susu jason sudah ku siapkan sehingga kamu tak perlu membuatkannya susu" ucap Krist.
Ya, karna Singto tak bisa membuat susu untuk jason, krist selalu membuat banyak susu untuk anaknya sebelum dia berangkat bekerja, susu itu di masukan ke dalam tempat khusus untuk menjaga susu agar tetap hangat, krist membeli tempat itu dengan harga yang sangat mahal.
"Aku tak mau hidup miskin, krist!!" Bentak Singto sehingga membuat krist sedikit terkejut mendengarnya.
Hati Krist benar-benar hancur saat singto membentaknya di depan mertuanya, apa singto tak bisa menghormatinya sedikit saja sebagai seorang suami dan kepala keluarga?
"Singto benar... Jika bukan tanpa papa kalian akan selamanya hidup seperti ini, apa kamu tahu papa yang meminta pemilik bengkel tempat kamu bekerja agar menerima kamu bekerja disana? Papa juga yang membayar setengah harga ruang VIP waktu singto melahirkan! Kamu berhutang banyak pada papa. Ikuti kata singto, krist. Ikut kami pulang, papa akan memberimu pekerjaan yang layak" ucap tuan edward.
"B-baik" lirih krist.
Tbc.
YOU ARE READING
You're Mine✓
FanfictionLayaknya orang kaya pada umumnya, singto mempunyai sifat yang sangat sombong, suka membully orang yang lemah, selalu menganggap sepele semua hal, tentunya dia mempunyai sifat yang begitu buruk! di kampus, dia memiliki circle pertemanan, tentunya mer...