Asal muasal

2.1K 129 8
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









Ini hari terakhir ospek, dan hampir semua kegiatannya berlangsung di lapangan yang mana langsung terpapar matahari siang ini yang kayaknya semangat banget buat menyinari dunia.

Sampe rasanya kepala Junghwan meleleh saking panasnya, bukan cuma dia yang mandi keringat, tapi banyak yang udah tumbang juga.

Rata-rata sih anak perempuan, Junghwan juga pengen pingsan aja. Tapi sayangnya, dia sadar diri kalo badannya tinggi besar.

"Yang ngerasa gak kuat, bisa langsung kebelakang barisan aja yah"

Junghwan denger itu, dia yang emang gak kuat panas akhirnya memutuskan buat balik badan.

"Sorry, gue mau kebelakang" ujar Junghwan, biar temen di belakang nya bisa maju

"Lo seger-seger aja keliatannya, gak usah drama lo"

Kening Junghwan seketika ngerut, ini orang siapa sih? Kok bisa-bisanya ngomong seenak jidatnya aja? Lagian, mereka gak saling kenal.

Gak mau bikin ribut, akhirnya Junghwan langsung jalan aja tapi sayang, kakinya malah dihadang sampe dia jatuh.

Udah mah kepala dia dari tadi keleyengan, eh malah kebentur paving blok lapangan yah langsung pingsan lah.

"Weh lo anjir, main hadang aja"

"Gue gak sengaja"

"Gue liat lo sengaja yah anjing, bantuin woy bantuin"

Pokoknya entah gimana ceritanya, sekarang Junghwan udah ada di klinik. Pas buka mata, yang pertama dia liat itu muka orang yang gak dia kenali.

"Sebentar, Dok"

"Iya, ada apa?"

"Pasien sadar Dok"

"Sebentar yah, saya periksa dulu"

Junghwan cuma nurut, diem aja tapi ngeliatin sosok yang barusan manggil Dokter.

Gak kenal sih siapa, tapi ada tanda pengenal yang menyatakan kalo dia tuh salah satu tim medis.

"Kondisi nya membaik, untuk beberapa luka goresnya tolong kamu obatin yah Woo"

"Iya Dok, makasih"

Junghwan langsung natap Dokter barusan, "makasih" ujarnya dengan suara serak

"Minum dulu"

Junghwan nurut, dia nerima sedotan dari botol yang barusan dibuka

"Saya bantu duduk yah, biar gampang ngobatin lukanya"

"Iya kak, makasih"

Pas dibantu bangun buat rubah posisi jadi setengah duduk, Junghwan malah salah fokus ke aroma tubuh lelaki yang membantunya ini.

C O G I LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang