Waktu

279 56 11
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun, semuanya sudah terlewati tanpa hal berarti.

Dua tahun telah berlalu dengan rasa hampa yang tiada tara bagi Jeongwoo, tapi hal itu tidak dia tunjukkan pada siapapun.

Yang dia lakukan hanyalah fokus pada pendidikan nya, sampai akhirnya dia lulus dari universitas dan tengah mengurus dokumen untuk lanjut keprogram pendidikan profesi atau koas.

Selagi menyiapkan segala hal nya, Jeongwoo juga jadi makin banyak di rumah karena emang urusan kuliahnya udah selesai semua.

Jeongwoo lulus tepat waktu, beda sama Haruto yang masih betah. Bukan gak berusaha, tapi tingkat kemampuan orangkan beda-beda.

Lagian ayah sama ibun gak maksa anak-anaknya untuk memenuhinya standar pandangan orang lain kok, cukup sehat dan tetap bermoralpun sudah melegakan.

"Hai Woo"

"Eh kak, masuk"

Si tamu masuk kedalam rumah, lalu menunggu Jeongwoo untuk ikut berjalan di sampingnya setelah menutup pintu.

"Dari mana kak?"

"Kebetulan libur kerja, makanya sekalian mampir pas beli ini"

Jeongwoo ngangguk paham, "ibun di dapur kak" tunjuk Jeongwoo

"Oh iya, nyamperin ibun dulu yah"

Jeongwoo ngangguk, ngebiarin Doyoung masuk kedalam area dapur.

Doyoung sama Haruto juga masih bareng, walaupun sempat putus beberapa kali sih, cuma ya gitulah.

Jeongwoo sendiri gak paham gimana cara mereka kembali lagi setelah beberapa kali ribut dan putus, tapi Jeongwoo juga gak mau tau sih, soalnya ribet.

"Bun"

"Hei sayang, kok gak ngabarin?"

"Sekalian aja sih bun, oh aku bawain ini"

"Makasih loh, sini temenin ibun bikin ini"

Jeongwoo cuma diam, menyimak kegiatan dua orang di depannya. Sampe akhirnya Doyoung menoleh, menatapnya dengan senyum lembut.

"Udah sampe mana persiapan koas nya Woo?"

"Masih banyak yang harus disiapin"

"Semangat, soalnya setelah itu masih banyak yang harus dilewatin"

Jeongwoo ketawa pelan, "iya kak, gimana magang di RSJ nya?"

"Seru, banyak banget sudut pandang baru yang bisa aku pelajari"

"Kalo kitanya ikhlas dan tulus, semua akan terasa ringan kok" ujar ibun

"Iya bun, kamu ngajuin di RS mana?"

"Mau ambil di luar kota sih"

"Hm? Kok jauh?"

"Sekalian cari suasana baru"

Doyoung ngangguk paham, dia bukan gak paham dengan situasi Jeongwoo yang menurutnya masih sama.

Jeongwoo masih diam disatu titik, sampe rasanya Doyoung ikut merasa kasihan. Dia sempet berkomunikasi lagi dengan Junghwan setelah tetangganya beberapa bulan pindah, tapi cuma sebentar.

C O G I LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang