Hasil

348 68 6
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡





Junghwan gak nerima satu suapan pun dari tangan mamanya, dia mau tegas biar kedua orangtuanya paham.

"Makan dong dek"

"Buat apa?"

"Biar cepet sembuh sayang"

"Kan udah sesuai pilihan"

"Adek--"

"Mau kamu apa?"

Junghwan langsung natap papanya, dia gak boleh gentar dengan tatapan mengintimidasi yang papanya berikan.

"Izinin aku pulang ke Indonesia"

"Buat apa? Kamu gak punya siapa-siapa di sana"

"Aku, masih punya darah Indonesia"

Papanya ngehela nafas, natap Junghwan tak percaya.

"Kamu jangan gila, di sini aja kamu bisa gini--"

"Salah siapa aku sampe gini? Siapa yang paksa aku ikut ke sini?"

Pokoknya sebisa mungkin, Junghwan harus menang dalam setiap perdebatan walaupun otaknya harus ditekan supaya bisa ngebalik-balikin omongan papanya.

"Oke, kasih papa alasan buat bisa izinin kamu"

"Aku mau tau masa lalu aku gimana"

"Kalo udah tau, kamu mau apa?"

Ini belum Junghwan pikirin sih, dia jadi ikut bertanya soal ini pada dirinya.

"Liat, kamu sendiri gak tau harus apa kan?"

Sial, harusnya Junghwan gak boleh kemakan sama omongan itu. Jadi dengan cepat, Junghwan coba cari omongan yang bisa ngelawan papanya.

"Aku cuma mau cari kebahagiaan aku di sana"

"Emang kamu di sini gak bahagia?"

"Bahagia, tapi selalu ada rasa hampa yang aku gak tau asalnya dari mana atau alasannya kenapa"

"Oke, papa kasih tau yang sebenernya biar kamu gak penasaran"

Junghwan cuma natap papanya, dia gak boleh langsung terpengaruh lagi.

"Kamu dulu punya pacar? Papa gak tau hubungan kalian, tapi papa gak suka tiap kamu punya pacar"

"Kenapa?"

"Papa gak suka liat anak yang papa besarkan dengan susah payah hanya akan berakhir bergantung hidup pada orang lain, padahal tanpa orang-orang itupun, kamu bisa bahagia dan punya segalanya dengan apa yang selama ini papa mama kerjakan. Kamu tau, kita seperti ini cuma buat kamu"

Junghwan ngeliat mamanya yang udah nangis dan papanya pun ikut berkaca-kaca, tapi sekali lagi, Junghwan gak bakal langsung nelen semuanya.

C O G I LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang