10. Oh No!

416 56 3
                                    

Dua minggu berlalu sejak makan malam di rumah kakek dan nenek Max, Valentine kembali menjalani rutinitasnya sebagai mahasiswa. Sementara itu, Max disibukkan oleh pekerjaannya yang membuatnya harus terbang ke Paris selama beberapa hari terakhir..

"Hari ini jadi, kan?" tanya Clara antusias kepada Valentine dan Abby.

Valentine terdiam, semenjak menjalin hubungan tanpa status dengan Max, ia sudah tidak pernah mengunjungi club lagi. Max pernah melarangnya ke club karena Valentine payah dalam meminum alkohol. Valentine mengalihkan pandangannya sejenak, memikirkan ajakan Clara, "Gue.. nggak tau, Ra. Gue nggak yakin," jawab Valentine dengan ragu.

Clara tertawa kecil melihat keraguan di wajah Valentine, "Ayolah, Val, ini kan cuma semalem. Lagian emangnya lo nggak butuh hiburan dari semua tugas perkuliahan ini?" tanya Clara melirik Abby yang nampak setuju dengan ucapannya.

Abby menganggukkan kepalanya, lalu menambahkan, "Kita kan dulu sering ke club bareng. Max juga lagi di Paris kan? Nggak ada salahnya lo seneng-seneng bentar."

Valentine menghela napasnya, "Yaudah deh, gue ikut," jawab Valentine. Meskipun di dalam hatinya ia merasa sedikit bersalah, tapi Valentine juga merindukan waktu bersama teman-temannya.

Malam itu, mereka bertiga berdandan dengan cantik dan berangkat ke club favorit mereka. Lampu-lampu neon dan musik yang berdentam memenuhi udara, membawa mereka kembali ke masa-masa yang menyenangkan. Valentine merasa sedikit lega bisa melupakan semua tugas tugas kuliahnya sejenak.

Malam semakin larut dan suasana club semakin riuh, kerumunan orang yang menari-nari tanpa henti menambah gemerlapnya malam itu. Valentine, yang sudah mabuk mulai kehilangan kendali. Clara dan Abby, yang tadi bersamanya sudah terpisah di tengah kerumunan.

Seorang laki-laki yang tidak dikenal mendekati Valentine. Dengan senyum licik, dia mulai berbicara dan berusaha merangkulnya. Valentine yang sudah kepalang mabuk tidak mampu menghindar ataupun menolak.

"Hei, cantik. Malam ini kita bersenang-senang, ya?" kata laki-laki itu sambil mencoba memegang lengan Valentine.

Valentine, yang dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya, tersenyum samar, "Hmm, aku mau bersenang-senang..."

Sementara itu Max sedari tadi berusaha menghubungi Valentine, namun tidak ada jawaban. Dengan cepat Max menelpon orang suruhannya yang ditugaskan untuk mengawasi Valentine, betapa murkanya Max begitu mendapat kabar bahwa Valentine berada di club.

Beruntungnya, sebelum laki-laki itu bisa melangkah lebih jauh. Max muncul dari kerumunan, mata Max menyala penuh amarah melihat Valentine yang dirangkul sembarangan. Tanpa pikir panjang, Max berjalan cepat dan menarik pria itu untuk menjauh dari Valentine.

"Brengsek!" maki Max dengan keras.

Pria itu berbalik, tidak sempat bereaksi ketika Max langsung meninju wajahnya dengan keras. Pria itu terjatuh ke lantai, terkejut dan kesakitan. Orang-orang yang berada di sekitar mereka berhenti sejenak begitu mendengar keributan, terdiam melihat apa yang terjadi.

Valentine yang masih dalam keadaan mabuk terhuyung-huyung ke arah Max, "Max, is that you?"

Max menahan rasa amarah dan kekhawatirannya, ia memegang Valentine dengan lembut, mencoba menenangkannya, "Let's get out of here."

"I'm sorry," gumam Valentine pelan yang masih terdengar oleh Max.

Max & ValTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang