Valentine baru saja menyelesaikan ritual mandinya setelah menonton tiga film karya studio ghibli, lalu mengambil 2 sticky notes dan menuliskan sesuatu di sana. Valentine menyodorkan sticky notes yang baru ditulisnya kepada Max, yang masih berdiri di dapur dengan napas yang belum sepenuhnya normal setelah latihan boxing.
Max menatap sticky notes itu dengan senyum kecil, "Lagi?"
Valentine tersenyum lembut, mengangguk dengan semangat, "Please choose for your dinner menu!" katanya dengan nada yang riang.
Max mengambil asal sticky notes yang disodorkan Valentine dan menatap sticky note di tangannya dengan penuh kegembiraan, matanya membulat sempurna seperti anak kecil yang baru saja memenangkan hadiah terbesar, "Is this real?" tanyanya, senyum lebar muncul di wajahnya, hampir tidak percaya dengan keberuntungannya.
Valentine tertawa kecil setelah melirik sticky note yang dipilih Max, memastikan tulisannya sebelum mengangguk dengan puas, "Pasta Carbonara it is!" katanya sambil menarik sticky note yang dipilih dari tangan Max, "Aku siapin dulu, sementara kamu mandi? Abis itu kita makan malam and you can enjoy your special dessert."
Max masih tersenyum lebar, terlihat sangat senang dengan pilihan makan malamnya, "You really know how to make my day perfect," jawabnya, menatap Valentine dengan penuh rasa terima kasih.
Valentine tersenyum, matanya bersinar dengan kehangatan, "That's what I'm here for," balasnya, suaranya lembut namun penuh makna. "Now, go freshen up. I'll take care of everything else."
Max mengangguk, "Oke, I'll be quick," katanya sebelum beranjak menuju kamar mandi. Max memberikan satu pandangan terakhir pada Valentine sebelum meninggalkan dapur, menyadari betapa beruntungnya ia memiliki kekasih seperti Valentine.
Sementara itu, Valentine mulai menyiapkan bahan-bahan untuk Pasta Carbonara, senyum kecil tetap terpancar di wajahnya. Valentine menyalakan kompor dan mulai memasak dengan hati-hati, memikirkan betapa Max akan menikmati makan malam ini. Saat pasta mulai mendidih dan aroma saus creamy mulai mengisi dapur, Valentine tak bisa menahan senyum lebih lebar, membayangkan reaksi Max ketika dia juga menemukan "special dessert" yang sudah disiapkannya.
Tak lama kemudian, Max muncul kembali, segar setelah mandi dan rambutnya masih sedikit basah. Max mengendus udara, matanya berbinar ketika mencium aroma Carbonara yang sedang dimasak, "It smells amazing, Val," katanya dengan suara penuh antusias.
Valentine berbalik, melihat Max yang tampak jauh lebih segar dan lebih rileks, "Just wait until you taste it," jawabnya dengan nada menggoda, "It's going to be even better with dessert."
Max mengangkat alisnya, penasaran, "Special dessert, huh? Can't wait to see what you've got planned."
Valentine tertawa kecil, menoleh kembali ke pasta yang sedang ia aduk, "You'll see. Just a little more patience," katanya, membiarkan rasa penasaran Max tetap tumbuh.
Setelah Pasta Carbonara yang creamy dan lezat dinikmati hingga habis, keduanya duduk santai di meja makan. Suasana malam itu tenang, hanya terdengar suara piring yang ditumpuk dan obrolan ringan di antara mereka. Max meletakkan garpunya dengan senyuman puas, mengusap perutnya yang kenyang.
"Alright, Val," kata Max, matanya berbinar, "I've been patient enough. What's this special dessert you've been teasing me with?"
Valentine tersenyum misterius, bangkit dari kursinya, "Tunggu sebentar," katanya sambil menghilang ke kamar.
Max menunggu dengan penuh antisipasi, matanya mengikuti langkah Valentine yang meninggalkannya sendirian di ruang makan. Rasa penasaran semakin menggoda pikirannya, membuatnya semakin tak sabar untuk melihat apa yang Valentine rencanakan. Max bersandar di kursinya, melipat tangan di dada, mencoba menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tak lama kemudian, langkah lembut terdengar dari arah kamar. Valentine muncul kembali, kali ini mengenakan bathrobe yang menutupi tubuhnya dengan anggun. Max langsung duduk tegak, matanya tertuju pada Valentine yang perlahan mendekatinya.
Valentine berdiri di depan Max, senyum misteriusnya kembali terpancar. Valentine menggigit bibir bawahnya sedikit, menatap Max dengan tatapan penuh makna yang membuat suasana menjadi lebih intim. Max merasakan detak jantungnya semakin cepat, menyadari bahwa "dessert" yang Valentine maksudkan mungkin bukan sekedar makanan.
"Ini dia, special dessert-nya," kata Valentine dengan nada lembut, menarik perhatian Max sepenuhnya. Valentine perlahan membuka tali bathrobe-nya, membiarkan kain itu terlepas sedikit, memperlihatkan sekilas lingerie barunya yang berwarna merah lembut, yang pas dengan bentuk tubuhnya.
Max menelan ludah, matanya terpaku pada Valentine yang kini berdiri di depannya dengan kepercayaan diri yang mempesona, "Val..." suaranya hampir tak terdengar, penuh dengan kekaguman dan kehangatan, "You look... absolutely stunning."
Valentine tersenyum, bathrobe-nya masih setengah terbuka, memperlihatkan lebih banyak dari lingerie yang membuat Max semakin terpana, "Kamu suka?" tanyanya dengan nada manja, mendekatkan dirinya ke Max.
Max hanya bisa mengangguk, terpukau oleh keindahan Valentine malam ini, "I love it," jawabnya akhirnya, suaranya rendah dan penuh perasaan.
Max mendudukkan Valentine di meja makan, melebarkan kakinya. Tangan Max bergerak menyentuh vagina Valentine, jari telunjuknya langsung menekan clitoris Valentine yang ditutup lingerie membuat Valentine menutup mulutnya sendiri menahan desahannya. Tangannya yang lain bergerak melepas atasan lingerie yang Valentine pakai, lalu meremas payudaranya dengan kencang.
"Mhh, buka aja," ujar Valentine.
Max bergerak membuka lingerie yang Valentine kenakan, kini wajahnya sudah sejajar dengan vagina Valentine, "Cepet banget beceknya? Mau diapain emang?" tanya Max sembari jarinya kembali menyentuh vagina Valentine, menunggu jawaban dari gadisnya.
"Diapain aja mau ngh terserah kamu."
Max langsung menarik badan Valentine mendekat dan langsung membenamkan wajahnya ke vagina Valentine, menciumnya. Max mengeluarkan lidahnya dan mulai menjilati vagina Valentine dari atas ke bawah, menekan dengan ujung lidahnya dan menghisapnya kencang di akhir.
"Aaah Maxie..." desah Valentine membuat Max menghisap vagina Valentine lebih kencang.
Max mulai memasukan dua jarinya ke dalam lubang vagina Valentine secara perlahan, "Sempit banget, Val. Kan belum lama saya masukin," kata Max.
Max mulai menggerakan jarinya keluar masuk, mencari titik kenikmatan Valentine. Valentine melenguh hebat ketika Max menemukan titik nikmatnya, Valentine hanya bisa menggenggam pinggiran meja dengan erat, "Aah mau pipis, aku mau pipis!" Badan Valentine menegang dengan pinggul yang terangkat, mengeluarkan cairan kenikmatannya yang membasahi kedua jari Max.
Max langsung melepas celananya dan membuangnya sembarangan, menempatkan posisi penisnya di depan vagina Valentine yang reflek membuat perempuan itu membuka pahanya semakin lebar, "Nggak usah pake kondom ya?" tanya Max membuat Valentine mengangguk dengan cepat, tidak bisa berpikir dengan jernih di keadaan seperti ini.
Max memasukan kepala penisnya ke dalam vagina Valentine sebelum menghentakan pinggulnya dengan kencang sampai penisnya sepenuhnya masuk ke dalam lubang surgawi itu. Valentine meremas payudaranya sendiri ketika Max mulai menggerakan pinggulnya dengan cepat, "Ahh Max nghh!"
"Enak sayang? Kamu suka diginiin?" tanya Max.
Valentine mengangguk, membuat Max berdecak dan mencengkram pelan pipi gadisnya, "Jawab pake mulut, Val."
"Enakngh! Enak banget!" pekik Valentine tertahan.
Kepala penis Max terus menusuk vagina Valentine, terlalu dalam, suara nafas keduanya semakin tidak beraturan. Entah, Valentine sepertinya sudah mencakar punggung pria itu sampai akhirnya badannya menegang dan mengeluarkan cairannya yang memenuhi penis Max.
Suara penyatuan kulit keduanya mengisi dapur, "Saya mau keluar," kata Max sebelum mengeluarkan cairannya di dalam rahim Valentine, membuat perut perempuan itu terasa sangat hangat, "Sial. Kamu seksi banget, Val!"
💐🍪💐🍪💐🍪
WOIII SIAPA YANG LEMES SOALNYA AK LEMES, ini kayaknya part tepanjang deh?????? semoga suka ya haha jangan lupa jawab pake mulut 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Max & Val
FanfictionAwalnya Max tidak ingin memiliki pacar dalam waktu dekat, namun karena pertemuan tidak disengajanya dengan Valerie membuat hatinya bergejolak. ©2024, written by neverraven.