Well, kalian pasti penasaran dengan sosok Maximilian Phoenix Hawthorne di samping Valentine sekarang. Max lahir dari pasangan yang sangat berpengaruh di bidangnya masing-masing. Ayahnya, Emilian Hawthorne seorang arsitek ternama yang karyanya menghiasi berbagai kota besar, sementara ibunya, Esme Tanudisastro, seorangnya fashion desainer yang kreasinya selalu ditunggu-tunggu di setiap pekan mode.
Max juga merupakan cucu dari pemilik brand fashion yang sudah terkenal dimana-dimana, Hawthorne. Sebuah merk yang sudah bertahun-tahun berhasil mencuri perhatian banyak pencinta fashion berkat desainnya yang inovatif dan berkualitas tinggi.
Setahu Valentine, Max mengikuti jejak keluarganya di dunia fashion, keberadaannya di perusahaan bukan hanya sebagai penerus keluarga, tapi juga sebagai inovator yang selalu berkontribusi pada perkembangan merk tersebut. Selain bekerja di balik layar, Valentine beberapa kali melihat Max tampil sebagai model untuk kampanye dan acara fashion Hawthrone.
The Elysian, Valentine dibawa Max ke mall terbesar yang pernah ia kunjungi bersama keluarganya dan ternyata mall itu milik keluarga Hawthorne, dirancang khusus oleh Emilian Hawthorne untuk istri tercinta. Shocking facts part two, bagi Valentine.
Valentine dibelikan ponsel sebagai biaya ganti rugi atas kejadian tempo hari dan juga beberapa pasang baru baju. Valentine sebenarnya ingin menolak karena alasan tidak enak, tapi sayang juga kalau rezeki nomplok begini ditolak begitu saja.
"Padahal dulu pernah ada uncle-uncle yang deketin gue juga, tapi kayaknya nggak se-ajaib ini," ucap Valentine di dalam hati.
Yes, shocking facts part three bagi Valentine adalah usia Max yang sudah menginjak 27 tahun. Actually, Valentine can't call Max om-om either because their ages are only 6 years apart. Valentine mengakui kalau dirinya memang tidak sepenuhnya lugu, buktinya beberapa waktu lalu pernah ada om-om yang mendekatinya, namun Valentine tolak karena lelaki itu sudah beristri.
Valentine baru saja selesai membersihkan apartemennya yang sudah ia tinggali 2 tahun terakhir. Ponsel barunya berdering, nama Max tertera di layar. Bahkan belum ada 2 jam mereka berpisah dan Max sudah menelponnya?
"Halo, Om. Kenapa?" tanya Valentine sambil membaringkan dirinya di kasur.
"Kamu lagi sibuk?"
"Enggak sih."
"Ke apartemen saya sekarang."
Perlu kalian ketahui juga bahwa apartemen Valentine dan Max jaraknya hanya 5 langkah alias dekat sekali, sekitar 5 menit berjalan kaki. Yang membedakan hanya interior apartemen Valentine yang mewah dan Max yang luar biasa mewah.
Valentine segera bersiap-siap, karena ia baru saja mandi jadi ia hanya memakai skincare dan juga lip tint. Valentine memakai tank top berwarna hitam, celana parasut cargo berwarna coklat dan sneakers putih miliknya. Setelah siap ia segera meninggalkan apartemennya.
Ting tong!
Dengan sabar Valentine menunggu dan akhirnya pintu pun terbuka. Dengan setelan adidas berwarna hitam dan rambut yang acak-acakan, Max berhasil membuat Valentine tertegun, pria dihadapannya benar-benar sempurna.
"So, kenapa Om minta aku kesini?" tanya Valentine mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar.
"Saya lapar," jawab Max sambil mengusap perutnya, "Lagi pengen masakan rumah tapi Ibu saya lagi di luar negeri. Please cook me something," lanjut Max menarik pelan Valentine dan membawanya ke dapur sedangkan Max kembali berkutat dengan pekerjaannya.
Valentine sedikit bingung, kenapa Max tidak membelinya saja? Baiklah, karena Valentine suka memasak jadi ia mulai mengambil bahan-bahan yang ia temukan seadanya di dalam kulkas Max dan mencepol rambutnya agar tidak menghalangi.
Beberapa menit berlalu, wangi masakan sudah sampai ke indra penciuman Max. Ia segera keluar untuk menghampiri Valentine yang sedang menata di meja makan, Max wasn't wrong to ask Valentine to cook, karena makanan dihadapannya sangat mengunggah selera.
"Wow, kelihatannya enak, Val," puji Max sambil duduk di meja makan.
"Cuma pasta sederhana aja, Om," jawab Valentine sambil tersenyum malu, "Semoga suka."
Max mengambil suapan pertama dan matanya langsung berbinar, "Enak banget, Val! Kamu pinter masaknya."
Valentine tersipu malu lalu mendudukkan diri di sebelah Max dengan pasta miliknya, "Makasih, Om."
Setelah selesai menghabiskan makanan yang dibuat Valentine, Max menyuruh Valentine untuk menonton televisi sementara dirinya mencuci piring, padahal Valentine sudah melarangnya tapi Max bersikeras. 10 menit kemudian Max bergabung di sofa, melihat Valentine yang mengantuk membuat Max bergerak untuk menariknya untuk berbaring dan bersandar kepadanya.
"Ngantuk, ya?" tanya Max sambil memeluk Valentine erat.
Valentine mengangguk kecil dengan mata yang sudah setengah tertutup. Tubuhnya bergerak mencari posisi nyaman didalam pelukan Max dan mulai tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max & Val
FanficAwalnya Max tidak ingin memiliki pacar dalam waktu dekat, namun karena pertemuan tidak disengajanya dengan Valerie membuat hatinya bergejolak. ©2024, written by neverraven.