14. Simple Games

329 60 2
                                    

Hari Minggu di apartemen Max kali ini terasa begitu tenang. Langit di luar cerah, sinar matahari menembus jendela, memberikan suasana hangat ke seluruh ruangan. Valentine yang sudah bangun sedari pagi tengah duduk nyaman di sofa, tenggelam dalam halaman-halaman buku yang beberapa waktu ia beli di tempat pertama kali ia dan Max bertemu.

Max yang baru saja bangun menatap Valentine dari sudut ruangan, melihat gadisnya begitu fokus pada buku dipangkuannya. Tanpa pikir panjang, Max mendekat dan perlahan melingkarkan lengannya di sekitar tubuh Valentine, menariknya lebih dekat.

Valentine terkejut sesaat, namun segera tersenyum ketika menyadari kehadiran Max, "Udah bangun, sayang?" tanyanya lembut.

Max hanya mengangguk lalu menempelkan dagunya di pundak Valentine, mengintip ke halaman buku yang sedang ia baca, "Kayaknya kamu terlalu asyik sama buku kamu, sampe aku nggak dianggap," ujar Max dengan nada manja.

Valentine tertawa kecil, lalu menutup bukunya, "Kamu cemburu sama buku?" tanyanya menoleh sedikit, tawa kecil terdengar dari suaranya, "Tapi, bukunya bagus, lho. Kamu harus coba baca."

Max berpura-pura berpikir sejenak, lalu berkata, "Peluk kamu lebih menarik," jawabnya mengeratkan pelukannya, membuat Valentine merasakan kehangatan tubuh Max lebih dekat.

Valentine menggigit bibirnya, mencoba menyembunyikan senyum lebar yang tak bisa ia tahan lagi, "Kamu emang suka bikin aku nggak konsentrasi, ya?"

"Emang itu tujuannya," bisik Max tertawa pelan sebelum mencium lembut pipi Valentine.

Valentine tersenyum lembut lalu balas mengecup bibir Max, "Aku ke kamar sebentar ya."

Max mengangguk, tangannya bergerak mengambil remote TV. Valentine kembali membawa 2 sticky notes ditangannya, matanya menatap Max dengan berbinar, "Alright Mr. Hawthorne, today we are going to play a simple game," ujar Valentine bersemangat, "Kamu cuma perlu pilih 1 di antara 2 ini. Sekarang, kamu pilih menu sarapan pagi ini."

Max mengangguk terlihat penasaran, "Apa ini? Mainan anak muda ya?" tanyanya sembari mengambil 1 sticky notes dan membacanya, "French toast with strawberry, maple syrup and coffee. Sounds good, yang itu apa?"

"Oke, aku buatin sekarang!" jawabnya sembari beranjak dan mulai menyiapkan bahan-bahan di dapur. Tidak lupa memberikan sticky notes yang ia pegang ke Max lalu tertawa puas.

Mata Max terbelalak, "Val, saya nggak jadi pilih yang itu, saya pilih yang ini aja," rengeknya menghampiri Valentine di dapur.

"Nggak bisa dong, itu namanya kamu curang!" jawab Valentine sembari tertawa pelan, "Udah sana nonton TV lagi, nanti aku bawain sarapannya."

"Kamu yang curang!" kesal Max kembali ke ruang tengah.

Valentine tertawa pelan mendengar keluhan Max. Sementara itu, ia mulai memanaskan wajan dan memecahkan telur untuk membuat adonan French toast. Tangannya bergerak cekatan, mencampur bahan-bahan sambil sesekali melirik ke arah Max yang masih duduk di sofa dengan wajah cemberut namun tetap menggemaskan.

"Jangan cemberut gitu dong," ujar Valentine dengan nada menggoda sambil menuangkan adonan ke atas roti yang sudah dipersiapkannya.

Max hanya mendengus pelan, tetap mempertahankan ekspresi cemberutnya, "Saya nggak nyangka pilihan yang satunya ternyata french kiss with Valentine," keluhnya sambil melihat lagi sticky note yang baru saja ia baca.

Max menatap Valentine dengan ekspresi pura-pura marah, "Kamu emang suka ngerjain saya ya."

Sementara Valentine mengangkat bahunya sambil tersenyum manis, "French toast juga enak kok, sayang."

Max menghela napas pelan, akhirnya menyerah, "Tapi kan lebih enak ciuman sama kamu, Val. Awas aja saya bakal bales di game berikutnya!"

Mereka menikmati sarapan mereka dalam keheningan yang nyaman, hanya diiringi suara televisi dan tawa ringan di antara gigitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka menikmati sarapan mereka dalam keheningan yang nyaman, hanya diiringi suara televisi dan tawa ringan di antara gigitan. Setelah selesai makan, Max memandang Valentine dengan senyum nakal, "Sekarang, giliran kamu yang pilih ya."

Valentine menatapnya dengan mata penuh rasa ingin tahu, "Oke, tapi awas kalo dua-duanya menguntungkan kamu."

Max menggeleng kemudian menulis sesuatu di antara 2 sticky notes, lalu meminta Valentine untuk segera memilih. Valentine memejamkan matanya sejenak, berpikir serius sebelum akhirnya mengambil salah satu sticky notes, Valentine membuka kertas itu dan tertawa, "Film marathon sambil cuddles! Yesss, sounds fun! Thank you, Maxie."

Lagi-lagi kesialan menimpa Max, padahal Max sangat mengharapkan Valentine memilih sticky notes satunya yang berisi "making love in the shower."

💐🍪💐🍪💐🍪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐🍪💐🍪💐🍪

kita balas di chapter berikutnya -Max

Max & ValTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang