HAPPY READING 📖
Sorry for Typo🤍
•••
Perempuan berpenampilan sederhana yang hanya mengenakan kaus polos berwarna merah muda dan celana pendek dengan panjang dibawah lutut itu, menatap pantulan dirinya yang sudah nampak segar, dibandingkan dirinya yang tadi malam."Cantik sekali dirimu ini. Pria yang mendapatkan mu harus setara dengan pangeran di negeri dongeng romansa, Grina," ujar Grina pada pantulan dirinya sendiri di cermin.
Senyum manisnya tak lupa mengembang seperti perempuan ceria pada umumnya.
Rambut yang hanya digulung lalu dijepit membuat Grina tampak tetap elegan walaupun penampilannya tak mewah. Grina sadar dia bukan perempuan berdompet tebal yang seperti dulu.
Jika diperjelas sesuatu yang pelik di sini adalah bagaimana bisa seorang Grina tidak bisa mencari pekerjaan seperti sediakala? Dari segi pendidikan pun mempuni.
Jawabannya, Karena dirinya sedang pada posisi krisis, bahkan sekarang dia sangat menghindari media massa.
Beberapa masalah menerjang perusahaan yang sedang melejit bak roket kini telah menyebar ke penjuru negeri.
Koran, majalah, radio, serta televisi mulai menyiarkan kejelekan nama Ge Company. Malu, benar-benar malu, teramat malu diri Grina hingga melarikan diri dari masalah.
Tepatnya menghindari masalah. Akan dia selesaikan tanpa diketahui massa. Lihat saja, dia akan kembali dengan orang-orang yang kembali mengagungkan namanya disetiap pembicaraan mereka mengenai dirinya. Grina tak se-pengecut itu.
"Aku demam? Dan pria itu begadang karena ku?" Mencoba menepis pertanyaan yang muncul sejak pukul enam tadi, tapi tetap tak bisa. Saat mandi pun Grina memikirkan hal ini.
Bertambah pula beban pikirannya, tak hanya itu saja ada satu hal yang membuatnya merasa begitu berdosa pada tuhan.
"Dan dia tidur sekamar dengan ku? Ya tuhan, aku masih utuh, kan?" Grina raba-raba tubuhnya dan dilanjut menatap pantulannya di cermin dari atas sampai bawah. Jujur, Grina jijik jika memikirkan hal-hal yang negatif itu.
Pria dan wanita dalam satu kamar itu tidak lazim jika tidak ada hubungan darah atau hubungan yang sah.
Sebagai wanita jangan sekali-kali merasa senang saat ada kesempatan bermain berdua atau bahkan sekamar hanya berdua dengan pria.
Walaupun, tidak melakukan apa-apa. Tak terkecuali pria, jangan sampai merasa bahagia jika dekat dan ada 'kesempatan' bersama wanita sekalipun itu kekasih sendiri.
Dosa, sungguh berdosa diri yang melakukannya. Nafsu akan semena-mena menguasai diri, lalu setelah enyah, nafsu akan berganti dengan penyesalan dan mungkin kegelisahan yang menghantui.
Jauhi hal ini, sungguh tuhan teramat melarang.
Grina meraih dua kopernya yang berada di sebelah ranjang kemudian dirinya berjalan keluar dari kamar yang ukurannya tak main-main besarnya, di tambah kemewahan di dalamnya, ruang gantinya saja dilengkapi lemari-lemari besar untuk tempat pakaian dan beberapa etalase tempat menaruh jam dan sepatu milik pria pemilik kediaman ini.
Tangannya menutup pintu di belakangnya. "So crazy, The mansion is very big," monolog Grina.
Tangannya bertumpu pada pembatas pinggir lantai dua, granit lantai yang diwarnai sedemikian rupa menyerupai langit mendung, sedetail itu dan harganya pasti fantastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grina, I'm Obsessed With You
Romance"Dan dia tidur sekamar dengan ku? Ya tuhan, aku masih utuh, kan?" Grina raba-raba tubuhnya dan dilanjut menatap pantulannya di cermin dari atas sampai bawah. Jujur, Grina jijik jika memikirkan hal-hal yang negatif itu. Tidak ini bukan bercanda atau...